Senin, 15 Desember 2008

Cerita di SeminaR

Kali ini aku mau cerita juga. Begini, kemarin itu, 13 Desember ‘08 aku ikut seminar di kampus, temanya “Bring Your Muslimah Attitude!”.

Ada pembicara dua orang. Namanya mbak Latifah sama mbak Kiky. Yang aku kaget itu sewaktu pembacaan CV mereka berdua. Ternyata nih teman2, mbak Latifah itu lulusan Al-Azhar Kairo. Fakultas Ushuluddin jurusan Hadits. Sebenernya aku nggak perlu kaget ya. Karena, banyak juga orang Batur jebolan dari sana. Tapi Cuma, sejak kapan UGM, terutama Farmasi nih, kedatengan lulusan sana. Kan kalo da seminar ato apa, biasanya adanya lulusan Harvard, Sorbonne, Calif…, hehe_ (nggak narsis lho pren…)

Hmmm… mbak Latifah ini, umurnya 23 th, baru ja pulang dari negeri Fir’aun. Trus dulunya ketua Wihdah (semacem organisasi kemuslimahan Indonesia gtolah disana), penerima beasiswa, ds.b.
Kalo mbak Kiky, orang UGM asli sih. Jebolan FIB (Fak. Ilmu Budaya) taon ‘04 jurusan Sastra Inggris. Jadi uniknya, kita tuh seminar, disuguhi bilingual, bahasa Arab ke-inggris-inggrisen dari ahlinya sendiri. Wueyh! Keren deh. Mantab banget. Dari mbak Latifah, aku mendapat tawaran gantungan kunci dari
Palestine loh! (baru aja aku berpikir tentang Palestina dan seluk beluknya, poor Palestine)

Trus aku juga dapet ilmu, Baru nggak ya?, nggak tau. Kaya gni nih :

  1. Bahwa taqwa itu adalah Furqon dan Cahaya. Mohon pembaca berpikir tentang maksudnya (malah ngakon mikir,,).
  2. Tentang perjanjian kita dengan allah. Karena kita tuh kan baca Al-Fatihah 17x tiap hari. Nah jangan sembarangan dengan Ummul Qur’an ini teman2. Karena bila kta membaca itu, berarti kita sedang mengikrar janji kepada-Nya. Ingat itu teman-teman, karena kelak Allah akan menagihnya. Hayyoo.. kita kan sholat, jadi kita punya perniagaan dengan Allahu Rabbul ‘alamin.
  3. Aku juga dikasih tau tentang keuntungan “menahan hawa nafsu”. Apakah itu? Itu adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Yang terselubung, yang sulit kita jangkau. Itu adalah berupa “kenikmatan iman”. Bila kita dapat mengalahkan hawa nafsu maka Allah akan membalasnya dengan kenikmatan yang hanya sedikit orang yang dapat merasakannya. Itulah nikmat iman dalam hati yang putih.

Nggak percaya? Mari kita buktikan.

Terus, dari mbak Kiky, aku dapat cerita menarik nih. Sebuah cerita yang happen so rarely in this century. Coba deh cari, rak jarang banget mesti. Ceritanya, di FIB itu ada BEM KM FIB kan. Dan kalo lagi rapat ato briefing itu sebisa mungkin mengkondisikan laki-laki dan perempuan itu dipisah! Kebayang nggak, sewaktu rapat 2 ato 3 almari memisahkan laki2 dan perempuan demi njaga prinsip. Gimana rapatnya coba? Jarang banget jarang banget kan kaya gitu terjadi, hehe_ tapi, mereka tetap professional menjalankan proker. Tak ada miss communication tuh hebat juga. Kebayakan yang dominan adalah Moslem gitu loh. Mengingat jaman sekarang, seperti sepertinya hal kaya gitu tidaklah mungkin. Segala hal itu tanpa batas, campur blawur jadi satu. Segala hal deh. Tapi yang ini beda ka.

Ada cerita lagi. Nah, temennya mbak Kiky itu seorang senat yang menyukai seorang laki2 ketua Departemen Advokasi )Pastinya yang ini cerita cinta kan(. Mereka itu saling menyukai.
Yang laki2 tau kalo mbak senat itu suka ya dari temennya. Begitu pun sebaliknya. Empat tahun lho mereka saling suka. Dan hebatnya kalo berbincang-bincang, nggak pernah tuh mereka memperbincangkan tentang perasaan mereka, ngirim
surat ato email pun enggak. Demi menjaga sebuah prinsip.
Perasaan itu terpendam rapat-rapat dalam hati. Ketika bertemu, tak ada rasa canggung sedikit pun.

Tetapi tentu aja kadang2 rasa itu begitu tak tertahankan. Buktinya suatu ketika pas rapat, mas advokasi itu yang memimpin. Dan tentu saja memerlukan banyak bicara untuk memimpin rapat.. berulang-ulang suara mas advokasi terdengar bebas oleh indera mbak senat. Perasaan cintanya pun semakin membuncah, akhirnya apa yang terjadi? Mbak senat pun menangis terisak-isak tanpa kata, mendengarkan suara mas advokasi yang begitu dia cintai (so sweet…)
Lalu ya mbaknya beristighfar aja. Ditenangkan dan disabarkan oleh teman2nya, termasuk mbak Kikylah.

Nah kita sebagai pendengar cerita, apabila dirasa-rasa betapa nikmatnya rasa cinta itu. Rasa cinta yang tak terkalahkan oleh nafsu. Rasa cinta yang mengantarkan pada ketaqwaan dan ketenangan batin. Rasa cinta itu juauh dari label ‘hina’.
Melainkan mulia sepanjang hayat. Ya nggak ya nggak. Hehe_

Nah jarang banget kan ada hal kaya gini di waktu2 sekarang ini? Tapi ternyata masih ada di UGM lhoH!!
Wah bisa nggak ya aku kaya mbak senat? Kalo bisa pun siapa yang kira2 jadi mas advokasinya? Hehe_
Keknya sulit tuh. Tapi yang demikianlah yang harus menjadi ‘D moslem Attitude’

Kamis, 11 Desember 2008

curhaT dikiT

09 Desember ’08, dekat dengan ujian. Bagi mahasiswa farmasi UGM, ujian tuh nggak hanya sekali ditengah ato di akhir semester. Tapi, tiap akan dan selesai praktikum pun kita semua ujian. Kalo bisa disebutkan, mahasiswa tingkat pertama tuh seminggu ada 2x ujian. Maka bagiku, kuliah… praktikum… laporan… pretest… posttest… dll telah menemaniku dalam menjalani kehidupan di bumi para ahli obat ini.
Tiap malam pun aku berdoa, “Semoga setiap goresan pena di atas kertas HVS, tiap peluh di dalam laboratorium saat menunggu reaksi kimia tuntas, tiap malam yang dilalui bersama tumpukuan handout dan tumpukan laporan, akan menjadi mutiara indah yang akan menghiasi amalan perbuatan di hadapan Sang Pencipta Kehidupan”.

Para pembaca, bukannya berlebihan ya, tapi ini memang benar2 suatu hal nyata, yang memang telah dialami oleh kami semua bahwa hamper tiap malam kami kurang tidur, rata2 tidur kami Cuma 4 jam sehari semalam. Tak terkecuali aku loh. Mungkin banyak yang nganggep itu hal biasa aja. Tapi kalau tiap hari… buatku itu sungguh suatu hal yang sulit sekali
Akhirnya kebiasaan pun menempaku, menghasilkan pribadi yang tak terduga2, bahkan olehku sediri. Dengan keikhlasan sepenuh hati aku sisir garis demi garis di lembaran HVS, aku buka literature untuk bahannya, aku fotocopy master dari uang hasil keringat ayah yang diberikan tiap minggunya, aku gunakan suara untuk menanyai tiap teman tentang perhitungan dan pembahasan, dan akhirnya aku bukukan sgala hasil goresan penaku tadi menjadi buku yang rapi dengan peralatan seadanya. Terkadang datanglah sms dari teman “Besok q pnjem laporanmu y, tq..”, “Oke.”, jawabku. Aku biasa aja sih kalo da yang nyontek. Yang penting aku ada kerja. Bagiku, tanpa usaha tak akan ada rasa puas di hati. Dan akhirnya, sampailah pada pengumuman nilai. Dan dapatlah aku 7,4 di kimia farmasi.

Ternyata nasib sial bertamu seenaknya tanpa diundang. Tulisan sang asisten koreksi menjadi hiasan di sampul laporan, “Kok laporanmu tak ada ubahnya dg milik anggun + iren????? Wah sayang sekali, kamu harus merelakan dua angka.di nilaimu, maaf ya dek…!”.

Sungguh deh, aku paling nggak tahan terhadap rasa kecewa.
Apalagi nyangkut2 nilai makul, mapel, ujian, ato apalah.
Rasa2nya tuh, kerja kerasku slama ini tak ada harganya.
Mimpiku jadi asisten laboratorium hilang sudah tak berbekas.
Padahal aku sudah nglakuin apa yang harus aku lakukan, mencoba se-perfect mungkin dan membuat tahun pertamaku berhasil dan membanggakan.
Bagiku ini sbuah cobaanNya yang besar
(aneh memang. Cuman nilai getoh, lebay banget sih!)
Gimana nggak, tak ada yang ebih ngecewain dari ini selama setahun terakhir. Aku mulai ngebayangin dapet IP <3.
Itu sungguh hal yang mengerikan. Ya Allah, hanya Engkau yang mengerti rasaku ini. Tidak abah, tidak ibu, tidak kakak ‘to tidak teman. Engkau pun pasti tahu, hamba tak akan pernah siap menerima kabar buruk dariMu..

Barangkali para pembaca mengira, aku terlalu menganggap sulit hal yang mudah, palagi cuman masalah nilai. Kalau memang demikian halnya, ingatlah sebuah kata ‘relative’.

Jumat, 14 November 2008

Sumpah Mahasiswa Indonesia

aku perempuan...
yang mempunyai brain yang sama dengan laki-laki.
Brain yang berat, besar, dan isinya pun sama.
Perempuan itu tidak boleh hanya menguasai satu bidang..

Aku adalah seorang mahasiswi.
Mahasiswi yang nggak boleh hanya bisa meramu obat saja, hanya menjadi seorang farmasis yang pasif, yang tiap hari hanya bisa berinteraksi dengan tabung erlenmeyer saja.
Masyarakat perlu aku nanti...
Ya. Aku yakin mereka begitu membutuhkan aku dan nanti aku akan berinteraksi dengan mereka.
Perempuan harus bisa berbicara lantang, tegas dan elegance.
Perempuan harus cerdas, bisa mengoptimalkan otak kanan, otak kiri, dan hati.
Itulah PEKA.
Kunci kecerdasan adalah kepekaan.
Tapi saat ini aku ingin beri tahu bahwa...
Aku malu.
Aku malu kuliah di UGM.
Bangga?
Iya.
Tapi sekarang rasa maluku pada mereka mengalahkan bangga ini.
Kuliah itu mahal bukan... nggak banyak orang yang bisa kaya aku gini.
Apalagi di UGM.
Miris aku mengingat anak jalanan di perempatan selokan mataram. Ato kisah keluarga di rumah gerobak.
Tapi saya sudah berdiri disini, di kampus tempat para intelektual mengasah diri dengan ilmu.
Ilmu yang mahal aku dapatkan. Dengan berat dan payahnya.

Tapi... Kenapa saya disini masih saja nggak bisa apa-apa?!

Banyak ketidakadilan disini.
Banyak yang ingin menimba ilmu di kampus ini, orang-orang di luar sana.., yang cerdas.
Mereka pintar seperti kita.
UGM itu kampus rakyat.
seharusnya banyak anak petani, anak tukang kebun yang notabene cerdas.... bisa masuk sini!
dan tentunya bisa jadi teman seperjuanganku..

Cerdas itu peduli.
Sumpah Mahasiswa Indonesia,
"
Kami putra-putri Indonesia bersumpah akan terus berjuang dan berkarya dengan segala daya demi terciptanya Indonesia yang berdaulat dan sejahtera sebagai bakti kami kepada negeri" _Konferensi Mahasiswa Indonesia, 27 Oktober 2008_

Kamis, 30 Oktober 2008

The caLL

It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word

And then that word grew louder and louder
'Til it was a battle cry
I'll come back
When you call me
No need to say goodbye

Just because everything's changing
Doesn't mean it's never been this way before
All you can do is try to know who your friends are
As you head off to the war

Pick a star on the dark horizon
And follow the light
You'll come back when it's over
No need to say goodbye

You'll come back when it's over
No need to say goodbye

Now we're back to the beginning
It's just a feeling and no one knows yet
But just because they can't feel it too
Doesn't mean that you have to forget

Let your memories grow stronger and stronger
'Til they're before your eyes
You'll come back
When they call you
No need to say goodbye

it reflects a hope and a silent love, that whisper, that some people didn't catch it.

Manaqib Kubro

Waktu itu hari sabtu 25 oktober 2008, sebenernya nggak ada rencana mau pulang ke rumah tuh. Tapi temen-temen di rumah nyuruh aku pulang. Padahal bunda abah nggak nyuruh pulang. Yaaaah emang pulang harus di suruh-suruh apah. You know, wherever I stay, my hometown is just ‘mBatur’!

Ada yuyun, temen suka duka waktu masih ingusan, sms mekso aku pulang kampong. Kan ada manaqib kubro katanya.

Sebenernya tuh, aku nggak tau apasih manaqib ntu. Yang aku tau cuman itu acaranya ponpes Roudlotus Sholihin. Bisa juga dikatakan event yang gedhe, soalnya, katanya ada petinggi-petinggi provinsi dateng, ada pakdhe gubernur, paklik bupati, pak kyai se-Jateng, trus sapo lagi ya… oh ya hamper lupa, pak wapres JeKa juga nongol di acara itu. Ka ta nya seh…
Soalnya waktu aku tiba di kampong itu udah hamper maghrib. Jadinya nggak sempet liat tuh orang2 ‘penggedhe’ ngasih sambutan.

Sampe rumah ada pakdhe, sama budhe-budhe yang datang dari jauh-jauh ngobrol di ruang tamu ama bunda abah.
Pikirku, wah mungkin emang ntar acaranya bagus banget. Jadi penasaran, apasih manaqib itu.

Jam 8 malem aku cabut dari rumah mo ke masjid besar. Tapi ya nggak langsung kesanalah.
Orang di jalan sepanjang rumah mpe masjid itu orangnya banyak banget, rame, banyak laki-lakinya.
Yo aku malulah jalan sendiri. Soalnya ibu udah brangkat sama budhe-budhe.
Akhirnya dengan memberanikan diri, aku kluar rumah tuh, lewat mana coba bayangin, jalan-jalan sempit berlorong tepi rumah alias ’njepitan2’ yang notabene tentu aja begitu gelap gulita.

Recanaku kan berangkat sama yuyun dan kakaknya dari rumahnya. Sedang rumahnya ntu cukup jauh juga. Lorong-lorong itu aku lewati tanpa melihat jalan, lha gimana, orang nggak ada cahaya seberkas pun. Kira-kira 200 meterlah rumah si yuyun. Sempet takut juga lho, sepi soalnya, aku Cuma bermodalkan hafal aja tuh lorong. Soalnya dulu pas kecil sering maen2 ma anak2 tetangga lari-lari lewat lorong itu. Ngimpi apa aku sampai lewat situh. Malem-malem lagi.

Akhirnya sampe juga di rumah yuyun, pas berangkat wuih rame banget di jalan. Sampe tempatnya wi yo desel-deselan gto deh.
Akhirnya bcuz of the place was almost full so we got the ‘unchair place’. Tepi pagar luar masjid dan tentu aja nggak keliatan stage-nya. Nggak apa yang penting nyaman bukan.

Di sana ada pertunjukan-pertunjukan islami gheto kaya jamaro yang nada sholawatannya sangat aku suka, trus dzikir yang dipimpin pak Kyai terkenal. Sebenarnya ada salah seorang kyai yang ditunggu-tunggu kedatangannya, katane amik sih.
Asma-nya pak Habib Lutfi, ntah beliau siapa dan dari mana aku juga nggak tau. Tapi beliau kata amik adalah seorang Ulama besar, gurunya para kyai nahdliyyin yang hadir disitulah pkoknya. (Ah masak sih Am??), tapi beliaunya nggak dateng ntah kenapa. Padahal yang nungguin, Amik tuh, mpe ngrelain nggak ikut ke masjid. Yahhhh… sayang banget ya Am, kamu nggak ikut acara di masjid besar. Padahal katanya kamu pengen banget. Laen kalilah nggak papa. Mungkin mang lum saatnya mBatur dikunjungi sang Ulama besar ya.

Lanjut deh ceritaku di manaqib itu, ternyata adanya ya pengajian ma dzikir. Suara-suara bapaknya yang meng-amini do’a2 pak kyai ntu toh bikin aku pusing. Seharuse kan acara segedhe itu ada latihane disik, kan jadi lebih oke tuh acaranya. Tapi sayang sekali, aku nggak menikmati malah mengeluh pusing di telinga. Aku lebih nge-fans ma acara pas isro’ mi’roj/mauled nabi dulu. Dulu itu yang ngasih kajian adalah seorang muallaf, cewek lagi, keren nggak tuh. Acaranya sueru, kajiane masuk dan mbangkitin smangat ruhaniku. Tapi yang kemaren nggak sama sekali wi, Cuma dapet ramene doank.

Blum sampe acara selesae aku pulang deh sama yuyun, dia ngantuk, sebenarnya aku nggak. Tapi aku ikut pulang. Pulangnya wei nggak lagi lewat lorong2 gelap, kaya pencuri aja. Soalnya yuyun, temenku dari gontor putri, adalah pemudi pemberani, mau nganter sayo sampe deket rumah. Padahal jalan situ masi penuh laki-laki, aku sing isin. Aku heran, orang acaranya di masjid besar og di jalan2 yang jauh masih aja rame. Nah sampe rumah tuh, jam 11 pm lebih dikit, ketemu tuh sama mas-mas yang sebenernya dekat tapi baru ja kenal. Namanya mas Ridho, mas sepupune amik. Assalamu’alaikum mas…? Hehe_

Ampe mau terlelap, aku masih juga nggak tau manaqib itu apa…

Rabu, 08 Oktober 2008

awaL ramadhan 1428 H

Ini adalah apa yang aku alami ramadhan tahun lalu.baru aku tulis karena memang ramadhan tahun ini mengingatkanku akan setahu lalu, dimana aku lum punya site ini…

Dulu aku sama anak-anak ‘nick furry’ (kelasku 3E essade) buka bersama di lumintu janti. Pulangnya tuh, aku sama teman2 akrab dulu sebanyak sembilan orang, sebut aja novita, ipah, indri, tyo, yoga, q-junc ryan, dimas, sama meiga memutuskan untuk ngabuburit ke Solo. Padahal jam udah menujukkan pukul delapan. Aku sama novita berpikir empat kali untuk… ikut nggak yaaa. Tapi karena kami emang berniat untuk mabit di rumahe ipah (mengulang kebiasaan pas SMP doeloelah), jadi ya yaudah, apa salahnya nyari pengalaman ke solo malem hari (lebih tepatnya kabur ke solo kali ya). Keputusan yang gila. Yaiya donk gimana nggak, kami nggak dan lum pernah kaya gini kaya orang tersesat dan nggak tau deeh dibilang perempuan kaya apalah. Lebih gila lagi ipah. Masakan untuk dolan ngabuburit malem2 dia telfon bapaknya, minta ijin lagi. Ya jelas donk nggak diijinin. Tapi dengan rayuannya yang emang kita2 akui canggih, akhirnya diijinin. Trimakasih bapak santosa (bapake iPah).

Kami memutuskan destination pertama ke stadion Manahan.. dan itu sudah jam 9 malam. Nggak apa2 kata kami bareng2. Kami lewat pakis dan solo baru, menyeberang boulevard. Wah sungguh kompak nian sih, asal tau aja kami emang dari dulu kompak dan erat kekeluargaannya. Sampai stadion Manahan kami berhenti buat melihat-lihat solo di malam hari, khas memang, lalu pesan tempat di angkringan menggelar tikar dan duduk bersila minum kopi susu serta sate ayam, yummy! Lalu ngobrolin segala macem uneg2, pengalaman, serta kisah klasik untuk masa depan. wHeaizzs!

Waktu itu lagu yang seharusnya untuk yogyakarta diubah suasana jadi kami waktu itu… “…bersama kalian lagi, ada setangkup haru dalam rindu, masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku …penuh selaksa makna, terhanyut aku akan nostalgia, seiring laraku kehilanganmu…”

Tak terasa jam menunjukkan pukul setengah dua belas, weh dah malem banget. Aku, nopik, ipah gak percaya kami bertelantar sendiri di kota solo, trus ya udahanlah, niatnya pulang tapi akhirnya pit-pitan dulu. Sampei akhirnya sesuatu terjadi mengingatkan kami untuk harus segera pulang, roda belakang motor tYo bocorlah… mau nggak mau ya ditunggu bareng2. ipah yang sebenernya udah dari tadi pingin pulang soalnya MU udah main di tipi, menunggulah ia dengan ngomel2 sedemikian rupa. Di saat heningnya malam, terdengarlah suara sorak sorai penonton sepakbola. Dimana itu? Ya di tipilah, jawab tukang tambal tubeless. Weh! Ipah yang tadinya terkantuk-kantu lagsung bangun dan dengan Pe dE nya menerobos rumahe pak tukang. YEYEYEYE Gooooool temen2 ikut masuk dan nonton, kecuali aku dan indri.
Pak tukang y
oang nambal ban ternyata juga panatik bola ikut nonton ke dalem, yalah, gimana toh ini? Heran deh aku….

Sampai rumah ipah jam setengah satu lebih dikit disambut bapak ibuk santosa dengan kerut kesabaran yang sudah aku kenal. Ditanyai segala macem bla bla bla… dijawab oleh sang anak dan kami selaku erroris sampai… terlelaaap.

1 SyawaL

Yucks bnerlah hari lebaran namanya. Tiap satu syawal ada budaya silaturrahmi saling ber-minal ‘aidin wal fa idzin.

Tapi, lebaran kali ini memang nggak kaya sepuluh tahun lalu. Waktu itu hanafi’s bisa dibilang kaya keluarga weasley yang sedang bersiap-siap berangkat ke stasiun king’s cross agar nggak ketinggalan kereta ke Hogwarts. Malem takbiran sampe paginya tuh ruame dan sibuk sendiri2, ada kalanya kami beli mercon dan yak duarrr duerrr di depan rumah mengundang perhatian tetangga untuk melihat aksi hanafi bersaudara. Aku yang masi kecil inget betul riangnya dan bersorai seakan tindakan kakak2 itu adalah hal mengesankan. Dan… memang mengesankan.

Itu dulu…

Sekarang mah hanafi’s udah suepi.

Paginya sholat ied, jalan kaki bareng2 ke masjid agung mbatur, masjid yang menjadi saksi bisu kenangan masa kecil kami berlima sewaktu balita sampai beranjak remaja. Trus nyadran di makam Eyang putri. Trus pergi ke rumah eyang kakung kira2 jam 9 pagi. Di sana udah ada sodara2 yang juga membudayakan rumah pertama yang dikunjungi itu adalah rumah Eyang Imam Roji. Dari sana kami para cucu bani Imam Roji (yang kalo ditotal berjumlah150 manusia), tapi ya nggak semuanyalah, jalan kaki muter2 mbatur. Kepala sukunya mas A’am dan anak buahnya.. coba aku sebutkan, ada mbak nani, neni, dapik, badik, hima, ulfa, mbak arifa, faiza, niha, nika, mas zainul, fakhrus, elfa, fina, sapa lagi ya aku sampe lupa.
Pokoknya banyak. Kemarin dapik nyeletuk begini,

Dapik : eh eh cah reneo tak dudohi afgan anyaran

Hima : heh, afgan. Aja ngono le, aku ki seneng afgan. Kaya ngapa? masane madak-madakke afgan.

Akhirnya kami bareng2 ngliat orang yang emang so same as afgan. Berkacamata dan lagi duduk.

Mas A’am : cyah mbok aja ngono ta. Sing isin wi dudu koe2 tapi aku le masane. Aku ki kepala suku.Wis gek ndang salaman ta. Koe ki rene rak yo rep badan ro mbah Mus toh?
(Tapi, nggak digubris bocah2 wi, kasian mas A’am. Ahahaha dasar).

Nika : halah, sing reti koe kepala suku i sapa ta mas, paling ya aku, wong gedhemu yo sepada aku e.

Ulfa : eh wis wis wis yo ndang mlebu, aja diulatke terus, wonge krasa lo. Gek dho nyebut2 afgan mneh! Ra sopan!!

Niha : halah mbak, ora ra sopan tapi nek diulatke terus ngene ki malah dadi ge eRR kui og.

Hima : tapi yo ngganteng sih.

Dapik : haaaa rakyo ngomong ngono ta. Dasar cah wedok! Nek mung ngganteng we mending aku. (dapik pede)

Nika : huekkk koe we., kangen BanD kui og!!!

Dapik : eh ngenyek ig iyoh koe nik..

Celotehan2 kaya gtu berlanjut sampai ke rumahe lek Asngari.

Dapik : weh weh cah gek wonge rene.

Hima : sapa?

Mas A’am : afgan nuk!

Dapik : menengo cah tak nyanyekke.

Dengan sura keras2 dan melengking-lengking dapik mulai mendendang

Dapik : semo.. ga Tuhan membalas semua yang terjadi … (blab la bla……)

Nika : coba kau pikirkan, coba kau renungkan, apa yang kau butuhkan telah aku lakukan …. (pung pung pung…)

Dapik : weh koe og malah nyanyekke aku, maksudmu apa he nik?

Nika : horhok kesindir ig. Rak yo apik suaraku tohhh!

Semua : ahahahaha

Mbak neni : iki ki bakdo og malah do eyel-eyelan i piye?

Trus di rumahe mbah sapa gto yang aku nggak tau asmane, la wong aku ya cuman ikut2an anak2 kok, pokoknya sungkeman n ikutan nimbrung makan, itu ada telfon di ruang tamu yang secara ruangannya dipenuhi kami2 bani Imam Roji, jadi iang punya rumah kagek bisa lewat buat ngankat tu telfon berdering2,
Akhirnya suruh ngankatin salah atu dari kami, dan Nika-lah orang yang paling dekat gagang telfon.

Mbahe : nduk, angkaten kui nduk tulung ya.

Nika : oho nggih mbah tenang saja kulo angkat.

- Halooo Assalm….

- iya, ini darimana ya?

-ohiya, he’e, ehehe

Dapik : gayamu nik he’a he’e. Mbok ho’o ngonoe susah men!

Nika : sssstt menengo ta!

- oooh dari Malaysia? (dengan nada melengking)

Semua : wheeeeeiiiisz!

Hima : Malaysia caah, gaya anyare dipasang sik nu nik.

Nika : hehh koe ki do menengo, brisik reti rak?

- nyari siapa? Mbak ifah? Mbak ifah siapa ya?

Smua : lhohhhh!

Nika : eh maaf hehe, tunggu sebentar ya, hehe, - mbah meniki nyari mbak ifah puniku…-

Mbahe : ngomongo raana nduk kon nelfon 10 menit nkas.

Nika : oh nggih.

- ini mbak ifah baru keluar pak, silakan nelfon kesini 10 menit lagi

- oh ya, ehehe mariiii

(cklikk)

Yahh itu tadi sekilas kami para imam Roji actions sewaktu lebaran. Sebenernya sih emang nggak mutu juga untuk dipasang di blog ini, tapi sayang juga kalo nggak di critain dan di pena-in.

Sebenernya banyak banget cerita lainnya, tapi berhubung ini udah malem, disudahin dulu aja,

Tahun depan disambung lagi.

Mahasiswi aNyaraN... yo ngene ki!

Waktu itu ospek berakhir, berakhir dengan ceria dan membahagiakan. Membahagiakan dalam arti bahwa senior telah berhasil dengan sangat berhasil mempengaruhi kami para junior untuk menyambut baik hari-hari perkuliahan kami nantinya.

Katanya kuliah itu enaklah, nyantai (nggak seperti yang diomongin para dosen trainer tentang ngerinya kuliah farmasi), enjoy, nggak perlu bersikap ingusan kaya sMa lagi, n pkoknya bebas sebebas bebasnyahhhh hhhh!

Dan akhirnya, aku dan kamu, serta kami yang memulai kuliah (dibarengi dengan embel-embel perasaan senyantai-nyantainya) akhirnya merasakan juga damainya di kelas dengan pengajaran dosen yang katenye nomor satue di Indonesia hhhh! tercin-tua. Akhhhh sungguh enak dan nyaman aku dan kami rasakan. Yaahh memang membahagiakan jadi orang bebas seperti ini. Nggak harus berangkat pagi jam setengah tujuh teeeeeeet, trus pulang jam setengah dua kurang sepuluh teruuuuuus, dan teruUUUUss TERAaaAANG……………… AKU CAAAAPPPPPEEKKKK

Gila apa. Senior sungguh teganya dikau sekalian membohongi kami para maba (miba juga donk). Bebas? Iya. Nyaman? Iya. Nyantae? Iya. Trus apa?
Jawabnya ya gampang aja, mana ada siy kaya gitu di dunia. Emang sih tinggal mbolos kuliah aja smua itu bisa diwujudkan.
Tapi sadar donk siapa kita. Yah emang harus sadarlah kami, katanya para intelektual muda? Gak boleh berleha-leha.
Kuliah ya kuliah, belajar ya belajar, praktikum ya praktikum, buat laporan ya kudu, istirahat ya… kalo udah saatnya. Mungkin karena barengan ma puasa kali yaaa, berat sungguh. Saat-saat adaptasi lagi..

Tapi, katanya U Ge eM…! mana? Ya ayo ikutilah saya sodara sekalian pembaca blog ini..,
Sambutlah SAYA selaku ‘synthesis dreamer’ selama lima tahun ke depan sebagai orang yang hidup di suatu tempat yang bernama Jogja.

Mmmm sesudahnya maaf kalo tulisan ini kurang berbobot.
Maklumlah, ini mah cuman uneg-uneg saya yang udah bergumel selama sebulan di benak saya. Selebihnya Terimakasi yaaaa

Sabtu, 30 Agustus 2008

Awal Ceritaku di Kampus Biru


Sewaktu kecil ditanya, kalo sudah gedhe mau jadi apa? asal saja, mau jd guru!! nggak tau deh knapa nggak jwab mau jd dokter gt. teyuz nanti kuliah dmn? di UGM donk (yah... mana ada sekolah guru disana). dari SD berlanjut ke SMP lalu masuk SMA dg prestasi2 tertentu,. ternyata buat jd orang piter itu susah...! Dari kecil Aku sudah pingin masuk UGM, apapun jurusannya itu. Dan di kelas 3 SMA aku memantapkan pilihan, Farmasi UGM-lah pil pertamaku. Masa2 sulit aku jalani, menghadapi ujian demi ujian, jenuh juga sih... untung ada bumiardh, tmen2 kos... (jd inget dulu...) thanks ya teman., u make me be lake thiz now... tanpa peduli nantinya di farmasi ngapain, tanpa peduli kalo nantinya akan jd apoteker sejati. Yang penting aku bisa nembus UGM aja aku uda bersyukur banget. Dan akhirnya tanggal 7 Juni 2008 jam 02.00 am, dapatlah aku smz dr UGM, yang bunyinya ky gni ne... "Selamat, 1800103227 NIHAYATUL KARIMAH diterima di farmasi. Regst :25/6/08 di Graha Sabha Pramana UGM". Seketika, hilanglah segala rasa. Aku seperti melayang, ringan, beban yang ditimpakan ke pundakku selama 3th ini hilanglah tak berbekas. Betapa tidak, dengan diterimanya aku sebagai MaBa UGM, peluang besar telah menganga lebar di depan mata. Aku bisa kuliah gratis dg bimbingan dosen-dosen no.1 di indonesia, aku bisa menggali ilmu menjadi peneliti-peneliti handal dg fasilitas kampus. Dan smua itu gratis. karena beasiswa akan selalu mengalir kalau aku pandai! Dan memang aku harus pandai! kalau bodoh namanya bukan mahasiswa UGM. Smua yang kutemui disana memang anak2 pandai dari sabang sampai merauke. Dari malaysia pun banyak. Aku jd minder untuk kul sana. Alhmdulillah aku bisa menghibur diri kalau aku ini adl salah satu pemenang, betapa tidak, kata dosen2 kami yang ada disini bisa mengalahkan 76 orang lainnya peminat farmasi sewaktu UM. Pertama kali di kampus, aku disambut dg senyum dan perlakuan hangat dari senior. Awalnya aku merasa sangat malas sekali untuk ikut ospek. Kalau hanya dibentak2 dan dihukum mah gak ada gunanya ospek. Gak ngaruh tuh. Tapi senior2 begitu ramah dan bersahabat. Tidak memperlakukan kami sebagaimana adek kelas. Tapi bagae seorang teman yang telah dinanti-nanti kedatangannya dengan sambutan yang sungguh mengesankan dan meriah. Mereka menganggap kami calon2 intelektual basar. Mereka menghormati kami, kami pun demikian... dengan saling menghormati maka kebersamaan, kekompakan, dan kekeluargaan pun muncul seketika. Dalam waktu 5hr kami seperti sudah menjadi keluarga tak terpisahkan. Sebuah keluarga Mahasiswa Farmasi UGM yang siap mengabdi untuk masy, bangsa, dan negra. Bakti kami Almamater Gadjah Mada...

Minggu, 10 Agustus 2008

ternyata punya kepeNTingaN juga

Waktu itu, kemarin, sabtu 090808 sebenernya aku diajak anak-anak ugM, balairung klass, outbond ke kali kuning. Tak pikir... wah tentu seru banget yahhh... but, i couldn’t get it. Aku dan Lika diundang dalam acara diskusi simposium, study anak2 uGm kerjasama dengan International Japan Railway. Acaranya bertempat di deket Graha Sabha Pramana (dlw pernah disewa buat pernikahane Duta vokalis sheila on 7) tepatnya di University Club kompleks Wisma Gadjah Mada (arsitekturnya keren, kaya hotel mercure bintang 5). Langsung saja, sampe sana kami tanda tangan dan ambil secangkir teh+snack lalu masuk. Yang nggak aku percaya ternyata di sana udah ada mas Ali sama mas Rahman tetanggaku di rumah Batur. Padahal peserta diskusi kurang dari 30 orang, kalo orang Baturnya 4 orang pa nggak hebat..
Dan aku nggak percaya bisa ikutan acara kaya gitu. Keren banget tau, jadi inget dulu waktu sMa suka ada pelajaran diskusi gitu. Tapi dulu aku nggak banyak ngomong. Males sih. Tapi kemarin, aku lumayan bisa menyalurkan aspirasi hebat. Disana ada ketua BAPPEDA Jogja, para profesor dan dosen beserta orang2 di legislatif.

Intinya, pemerintah itu akan mengadakan proyek besar untuk pengembangan infrastruktur guna menghidupkan kembali kereta api, sebagai icon untuk dijadiin transpoartasi darat utama. Bukannya bus ato sepeda motor. Tau kan global warming serta langkanya BBM itu menjadi latar belakang utama. Jadi disana peserta diskusi dimintai support dan tanggapan gimana supaya masyarakat mau dan tertarik menggunakan kereta api sebagai pilihan utama. Beberapa inspirasiku adalah memperbanyak stasiun, membangun real estate deket stasiun, memperbaiki kereta api menjadi menarik dan orang nyaman buat menaikinya. Aspirasi2 yg laen banyak sih. Dalam waktu dekat ini proyek itu akan dibangun khusus DIY dan JaTeng saja (bagus deh). Dananya berasal dari hibah pemerintah Jepang, investor2, dan juga pemerintah pusat. Lika mengusulkan untuk membangun subway. Lalu pembicaranya ngejelasin kalo dananya tidak cukup untuk itu semua. Kalo aku sih nggak perlu pertanyaan kaya gitu. Udah barang tentu dan pasti kalo lum ada dana. Kalo udah punya tentu aja subway udah dibangun dari dulu dan nggak perlu ada iklan sepeda motor lagi. Jadi satu2nya cara ya hanya menghidupkan kembali fasilitas kereta api yang sudah ada.

Jam 01.00pm acara selesai. Alhamdulillah aku mendapat kenalan salah seorang yang hebat. Pemikiran2nya tajam juga. Namanya mbak Meilanda. Dia akademisi aktif, sekaligus dosen fak Hukum uGm, cantik, lulusan ugM, tapi magisternya di Ozi.
Mumpung ketemu aku banyak tanya soal cara ngedapetin beasiswa ke LN. Katanya, lulusan farmasi kebanyakan abroad ke Netherland dan yang memberatkan adalah bagian interviewnya. Kami mengobrol di satu meja saat acara makan siang. Dia memberitahuku klo adiknya bernama Ina juga masuk Farmasi taon ini lewat PBS, tapi baru besok selasa terbang dari Lampung.
Wah oke deh, aku akan ikut organisasi biar pinter ngomong. Kalo soal bahasa asing sih gampang, bisa diatur. Semoga aku bisa mengikuti jejak embak.

Minggu, 20 Juli 2008

yaNg tersiRaT

Terlepas dari hal kebahagiaan mari beralih ke hal lain yang tentu sama menariknya buat disimak. Kali ini adalah soal ‘why do we hafta responsible?’, why? Temukan jawabannya di sini!

Pernah nggak terbersit rasa kasihan saat melihat kambing ato sapi makan rumput ijo di tanah yang tentu saja, kotor? Juga ayam yang mengorek-orek sampah dengan cakarnya hanya untuk mendapatkan sebiji makanan buat mengganjal perutnya dan menafkahi anak-anaknya? Hewan-hewan itu tadi pun juga harus siap setiap saat buat dipotong/digorok, digigit, dicabik, dimakan kita para manusia untuk dijadikan gulai, sate, sop hangat buatan ibu. Bukankah kalau dipikir-pikir, mereka kasian sekali? Bagaimana sendainya kita ditakdirkan untuk menjalani kehidupan seperti mereka?

Yah, mungkin hal itu sudah menjadi kewajaran yang tak perlu dibahas kali ya? Buat apa dipertanyakan. Anak kecil pun malas buat membahasnya. Ngapain? Toh kita manusia udah ditakdirin jadi makhluk yang paling sempurna bukan?

Mmmmh… Ya, awalnya memang saya pikir begitu, sampai suatu saat saya merenungi dalam terjemahan Al-Qur’anul Karim menyebutkan tentang Ketetapan, Ketentuan Allah, bahwa matahari, bulan, orbit planet, galaksi, laut, tumbuh-tumbuhan, gunung, air, api, binatang melata sampai yang berenang di perairan… semuanya patuh dan tunduk pada kehendak-Nya. Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.

Ada suatu ayat seperti ini, “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir”.(Al-Hasyr : 21)

Tetapi takdirnya, Al-Qur’an itu diturunkan kepada manusia. Dan lihatlah betapa kita masih congkak dan sombong. Apa tandanya? Ya, manusia itu masih kalah dari sebuah gunung. Masih pantaskah untuk mengatakan bahwa kita adalah makhluk paling sempurna??

Lihatlah bintang yang tak lelah berpijar menghiasi langit, planet-planet yang tak berebut jalur untuk beredar, cacing tanah yang menggelepar mati karena garam, Jupiter dan Saturnus, dua planet raksasa, yang menjadi perisai bumi dari terjangan hujan meteor, tumbuhan hijau yang rela dipotong untuk dijadikan sayuran, tikus-tikus yang berlari dan menjerit ketika dikejar kucing. Mereka hewan, takut mati, seperti juga manusia. Yakinlah bahwa sebenarnya kambing dan sapi juga takut disembelih kala Idul Adha. Namun tentu saja, akhirnya mereka harus mati juga. Karena ketentuan Allah harus dijalankan. Seharusnya kita malu pada sapi dan kambing, mereka bahkan rela meregang nyawa untuk taat dan jadi hamba yang sebenar-benarnya hamba. Seharusnya kita malu karena mereka dapat menjadi hamba Allah yang baik, tak sombong pada perintah-Nya.

Kini, saya mengerti mengapa hanya manusia dan jin yang akan dihisap pada Yaumul Hisab. Mengapa hanya kita yang akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat nanti. Bukannya kambing, sapi, kucing, bintang, gunung, dan ciptaanAllah lainnya... Betapa kita seharusnya sedih melihat sapi dan kambing disembelih. Sedih karena saya dan kamu belum tentu sanngup bertaqwa seperti mereka. Bukankah saya dan kamu belum membuktikan apa-apa mengenai ‘kesempurnaan’ kita sebagai manusia sekaligus hamba-Nya?

SaBda ALam

Lihatlah di luar sana. Mari sekali-kali kita beerbagi rasa dengan alam. Lupakan segala gundah gulana, jenuh penat yang hinggap. Cari kebahagiaan, jalan-jalan melihat hijaunya rumput & daun, birunya langit, menikmati hangat kasih sayang sinar matahari, atau kerlipnya bintang yang mengajak kita bermain mata... itu bagus kawan.

Bukankah kita nggak perlu jauh-jauh mencari kebahagiaan, nggak perlu pergi ke mall berbelanja, nonton bioskop, atau malah melancong ke Bali manghabiskan banyak uang! Bila dipikir, kebahagiaan memang mahal harganya bukan?? Jawabannya, Ya! Tentu saja. Tapi asal kita tahu, tak akan ada materi yang bisa buat ukuran.

Ingatlah kata pepatah, orang pandai akan selalu bisa memanfaatkan kesempatan yang ada, baik besar maupun kecil. Allah menciptakan segala sesuatu pasti ada maksudnya. Maka, janganlah menjadi orang yang bodoh!

Coba rasakan bayu yang berembus pelan-pelan, menerpa kulit, sepoi, lembut, halus, merambat dalam kesejukan. Pohon-pohon yang rimbun memberi salam dengan klorofil daun-daun hijaunya. Perhatikan air yang bernyanyi di sungai, biru dan luasnya langit yang menenangkan dan segala apa-apa yang beredar di atas sana. Andai kita sadar, kita nggak akan pernah bosan untuk selalu menikmatinya. Ya, hanya menikmatinya. Inilah manusia, dan itulah sajian lezat kenikmatan dari-Nya.

Saksikan pula senandung daun yang mengayun syahdu, mereka melambai-lambai, salah satu makhluk tanpa dosa. Darinya, seharusnya kita tahu bahwa alam itu ada, telah diciptakan dengan stabilnya. Dan dari segala yang telah Dia ciptakan, itu hanya untuk kepentingan manusia sahaja. Agar hidup manusia mudah dan bahagia. Tapi, apa?

Terkadang manusia memang picik dengan mengatakan bahwa dirinya diperlakukan seperti anak tiri, dibenci, tidak diperhatikan Allah dan merasa Allah tidak pernah menyayanginya, tidak pernah memberi anugrah kebahagiaan padanya, selalu mengeluh akan penderitaan.

Yakinlah alam tak suka mendengar hal itu. Matahari, langit, bintang, semut, burung, daun mungkin semuanya beristighfar akan kekejian mulut manusia.

Bukankah bahagia itu ada di sekitar kita, kawan? Bahagia itu mahal, kita sendiri yang membuat batas ukuran. Alam tidak pernah.

Saksikan satu titik embun pagi di daun kecil itu. Dia telah dianugerahkan Allah untukmu, untuk saya, untuk kita...

Senin, 30 Juni 2008

TragEdi PiaLa Er0pa 2008

My dream didn’t come true…
Do you know what dream it was?
Aku sedikit agak lupa mendetailnya, tapi kurasa ini benar2 AmaziNg…!!
You don’t know what. So let’s check this one out!
Akhir juni 2008 jam 01.00 am, tau kan ada pa? mosok nggak tau…
Yak, betul!! Final Piala Eropa 2008 of course or tentunya.
Aku bangun sekaligus nyaur utang buat nelfon fitri (p3), soalnya udah janji.
Aku nyalain TV, tapi kok ayah ikutan nonton. Kuputusin buat nelfon jam 4-an ajah.
Wuhuey!! Regu pujaanku was too much brilliant. Éspaña….!! Go…!!
Udah dari zaman taon berapa aku emang nge-fans abis ma yang namanya ‘SPAIN’.
Dari keindahan negrinya, orang2nya, mpe El-Matador-nya. Serba keren deh pkoe.
In the thirteenth EURO, Éspaña bisa mpe Grandfinal, lengkap sudah bulan Juniku kali ini.
Tau nggak, banyak sekali hadiah. Mulai dari ketrima Farmasi UGM, ratusan ribu rupiahnya lika sama abah, nilai ujian yang keren,
jilbab indah dari faris, tiga kaset marawis dari Addthea Bogor, berakhirlah dengan kemenangan Éspaña.
It was a grace, mercy, ato apalah namanya..
Fernando Jose Torres Sanz… tanpa dia, nggak bakal lengkap itu semua. Dia bukan hanya pahlawan strikernya El-Matador,
Tapi juga pahlawanku hari ini!

Sehabis nonton final piala eropa, aku kembali ke kamar lalu nelfon p3 24 menit. Kita ngobrol banyak banget.
Habis nelfon, eh bisa-bisanya aku ketiduran. Belum sholat shubuh padahal. Aku kembali bangun jam 06.05 am,
Langsung sholat shubuh begitu sadar, astaghfirullah…
Dan dalam tidurku yang singkat 1,5 jam ini aku bermimpi. Mimpi yang ueedan pokoknya!

Gini ne critanya, sehari sebelum final EURO aku diajak ibu ke rumah budhe, dan rumahnya itu di Spanyol!!
Kata ibu, kita disana sekalian ziarah ke tempat para tabi’in di Granada dan Cordova.
Kita naik pesawat, sampai sana jam 8 malam. Kita menginap di rumah budhe yang megah ber-arsitektur ‘spain asli’ di daerah Madrid.
Dan aku langsung tertidur karena kecapean. P3 smz supaya aku nanti nelfon jam 01.00 buat nonton piala eropa via TV.
Aku nggak jadi nelfon p3 cuz aku denger ibu baca Al-Qur’an keras sekali tengah malem. Mendapati tim spanyol menang, aku jingkrak2.
Apalagi liat Torres yang sedang berfoto2 sama wartawan, aku jerit2 sendiri. Lalu dari jendela kamarku aku mendengar di luar ramai sekali.
Kuputuskan untuk tidur lagi. Di dalam tidur di mimpiku aku pun bermimpi pula, seperti berlanjut saja ceritanya…
Nah, di dalam anak mimpiku itu, aku keluar rumah karena di luar ramai sekali. Aku terus berjalan menyusuri deretan mobil-mobil yang diparkir.
Aku nggak percaya dengan apa yang kulihat… ‘Aku berada di depan pintu gerbang stadion sepak bola megah yang digunakan untuk final EURO 2008!’
Aku masuk, ternyata pertandingan sudah usai (makane rame banget)… aku ke balkon Spanyol. Aku mencari pemain2nya. Nggak ketemu2.
Akhirnya seorang PUYOL mendekati aku! Wowww… benarkah apa yang kulihat? Aku benar2 bertemu dengan pemain Éspaña…
Dalam hati, mungkin aku bermimpi. Kucubit-cubit tanganku. Sakit. Wah, ini nyata!!
Aku menyapa Puyol, dia tersenyum dan menawariku minum bersama lalu mengobrol. Mana mungkin kutolak…
Puyol orang yang sungguh baik pikirku, dia mau menghabiskan sedikit waktu buat menyenangkan penggemarnya kaya aku ini.
Lalu dia berkata, “Sebaiknya kamu jangan minum ini”. “Kenapa?”, timpalku. “Apa kamu nggak ngrasa beda? Ini mengandung alkohol.
Kamu nggak boleh minum alkohol, bukan?”, dia menjelaskan. “Hah…!”, bagaimana dia tahu…
Lalu aku tanya, “Apa pemain2 Éspaña nggak ada yang muslim satu pun?”. “Kurasa nggak ada”, jawabnya.
Dan aku menanya lagi, “Puyol, apa kira2 aku bisa bertemu dengan Torres?”. Dia mengernyit, “Torres? Tentu saja bisa. Sebentar lagi dia kemari. Nah lihat, itu dia…”.
Woooowww!! Benar saja. TORRES!! Aku tampar pipiku beberapa kali. Ini nggak mimpi. Ini sungguh nyata!
“Puyol, kita menang!”, sambarnya. “Iya, permainan bagus kawan…”. Dan mereka berpelukan. Aku menyaksikannya dengan penuh haru. “Brilliant…”, kataku.
“Lihat dia ingin bertemu denganmu. Kau jangan menyakitinya. Dia itu pembela tim kita”, Puyol berkata sembari mengedikkan kepala ke arahku.
“Oh ya?, hei mau jalan2 dengan kita? Ayo ikut.”, ajak Torres. Waaaah… “Wow, benarkah? Dengan sangat senang hati!!”, aku sangat bersemangat tentu saja.
Jarang2 ada moment kaya gini. Kita bertiga jalan2 ke suatu tempat di dekat rumah megah budheku sambil minum minuman kaleng, lalu duduk2 di suatu tempat duduk di taman.
Kulihat Torres sedang dengerin lagu di mp3. “Lagu apa itu?”, aku tanya tanpa canggung2. “Mau ikut denger? Nih…”, dia memberiku salah satu headsetnya.
Kok dia baik banget ya… “Hmmm… Coldplay ya… Cavalry Choirs…”, kataku. “Iya itu aku suka”, kata Torres. Loh, itu kan lagunya bumi kemaren. Aneh…
Puyol sibuk sendiri. Tiba2 aku tertarik dengan HP yang sedang dibawa Torres dengan tangan satunya. Bentuk Hpnya seperti mp3 yang dibawanya. Segi 4 kecil hitam.
Bentuk HP yang baru kulihat. Lucu. “Missedcall nomorku donk Torres. Mau ya, please…”, pintaku. “Boleh”, dan dia minta nomorku. “Nggak bisa, lihat…”, dia menyodorkan Hpnya dibawah hidungku.
Duh aku kecewa sekali. “Mmm… kalo gitu minta nomormu, mungkin pake telfon rumah bisa.”, lalu di mencatat nomornya di sebuah kertas yang dibawanya.
Aku terima, di kertas itu aku nemuin sebuah lirik lagu berbahasa Spanyol yang nggak aku pahami dan menyadarkanku akan suatu hal. Benar2 penggemar musik pikirku.
Aku baru sadar, dia kan orang spanyol, dan aku orang Indonesia. Bagaimana bisa kami bercakap-cakap sampe sejauh ini. Aneh sekali lagi!
Tapi aku selalu nggak meduliin keherananku. “Nah kami harus kembali ke balkon dulu, nanti banyak orang mencari kami. Benar kan Puyol?”, kata Torres.
“Yups, sampai di sini pertemuan kita ya. Senang bisa bertemu dan sedikit bermain2 denganmu disini”, kurang lebih itu yang ditambahkan Puyol.
“Hah… kalian mau pergi? Jangan deh nanti siang aja. Ayo mampir ke rumah dulu, deket kok dari sini”, pintaku. “Nggak bisa, kami udah terlalu lama. Kamu harus ngerti”, sanggah Puyol.
“Kalo begitu, boleh nggak aku minta kaos kalian, aku bakal bangga sekali kalo kalian mau memberinya”,dan juga sebagai bukti aku pernah bertemu Puyol dan Torres!
“Oh itu, ya tentu saja”, Torres dan Puyol meberikannya dengan Cuma2. Sungguh bintang yang murah hati…
“Tunggu di sini sebentar”, aku berlari ke rumah mengambil dua benda di almari, (entah apa aku nggak ingat, nggak jelas soalnya).
“Walopun Cuma kaya gini, aku akan bahagia bila kalian mau nerima… dan terima kasih buat semuanya…”, dan mereka pun pergi.
Terasa sedih tapi juga sangat bahagia. Aku benar2 nggak percaya aku pernah bertemu kedua pemain Éspaña itu.
Lalu aku nelfon p3, “Pit, aku sekarang di Spanyol habis nonton final EURO!!”, teriakku. Dan aku menceritakan seluruh kejadian yang aku alami dengan menggebu-gebu.
Lalu p3 nyadarin aku, “Spanyol? Bukane EURO di Austria?!!”. Hahh… tiba2 aku terbangun di rumah budheku di Madrid. Iya ya… aku memang nggak di Austria.
Ternyata aku mimpi… lalu aku kenapa aku di Spanyol? Aku mana punya budhe rumahe Spanyol? Ngaco…
Dan ketika aku tersadar lagi aku sudah berada di kamarku yang asli, tepatnya di rumahku batur, ceper!
Gilaks… apa-apaan ini… tapi itu tadi benar2 mimpi yang FantastiC, AmaziNg! Yang aku sesalkan benar2 terjadi.
Aku nggak jadi mamerin kaos Puyol dan El-Ñiño yang dipakainya di final piala eropa 2008 pada teman-teman. Kaos legendaris bagi mereka, berwarna merah dan putih..
Yah mimpi memang indah… tapi, My dream didn’t come true…!!!

Kamis, 26 Juni 2008

kLeidoSkop kemaRin

Lulus SMA… kata yang pertama keluar adalah, ‘akhirnya…’

Berbagai macam perasaan bercampur aduk di dalam sini, nggak tau tepatnya dimana.

Apalagi sewaktu perpisahan di Bus. Sulit membayangkan gimana kalo udah nggak ada
teman kaya gini lagi.

Aku tahu, aku sadar, ntar sewaktu kuliah aku nggak bakal mengalami kehidupan di sekolah kaya aku di SMA, SMP, ato SD malah. Aku tahu, nanti kehidupanku bakal
penuh dengan kemandirian. Belajar sendiri, mecahin persoalan-persoalan sendiri, berangkat kuliah sendiri, mencari apa-apa sendiri. Nggak ada teori tersisa,
penuh dengan praktek buat memimpin diri sendiri.

Di SMA ini aku berangkat sekolah pukul 07.00 pulang pukul 13.30, selalu bersama-sama anak-anak se-kost, begituuu setiap hari,
dan kalo minggu libur. Aku juga punya teman sebangku, Andrea, dia tempat ngobrol-ngobrol kalo lagi bosen ma suara guru, tempat aku menganiaya klo lagi gregeten, juga tempat ledek-ledekan. Lalu ada guru-guru yang mengajar di depan papan tulis dengan sabarnya. Waktu jam pertama Suro selalu berangkat telat, temen sebangkunya juga. Klo ada bab pelajaran selesai, suka di kasih ulangan, da soal yang gampang, sulit, mpe pada pingin ngepek.

Sewaktu kelas 2 dulu, aku inget, ulangan PPKN babnya minta ampun apalan semua gak ada nalar-nalarnya, aku dan andrea memutuskan buat njaplak. Dasar andre nggak canggih, dia hampir ketahuan gara2 bukunya buat njaplak jatoh.
Akhirnya aku yang genti ngepek, dia yang ngawasi gurunya. Ternyata aku canggih juga,
lebih cepat dan akurat daripada andrea. Begitu seterusnya, kalo ngepek diperlukan, yang ngepek aku, yang ngawasi guru andrea. Aku inget juga, waktu ulangan bab “Limit”, andrea blas nggak bisa ngerjain soal2nya, padahal sebangku beda. Aku yang udah dari tadi selesai, dia lum dapat satu soal pun. Akhirnya, apa mau dikata, akulah yang nyelesaiin soal2nya andrea. Gilakxss.. brarti aku ngerjain 20 soal. Hmmmph mana ada hal kaya gitu di kuliahan nanti…

Hal lain lagi yang aku nggak lupa dari SMA, sewaktu ngerjain soal kimia, fisika, matik yang sulit2 temen2 selalu nanya ke aku, nggak ragu mereka itu. Padahal aku ngrasa aku sendiri belum tentu bisa. tapi aku selalu senang bisa dapat tawaran karna kalo aku bisa mecahin soal, rasa-rasanya puas sekali, apalagi membantu teman yang kesulitan.

Sewaktu kelas dua aku tiap hari senin pulang sekolah, ada jadwal les di tempatnya pak Marso, guru fisika yang hehhh, sulit ditebak kemauannya. Dari sekolah aku bonceng andrea, kami selalu mapir ke warung dulu buat ngisi perut makan siang. Dan warung langganan kami adalah mie ayam pak Min. Wah mie ayam termurah yang pernah ku beli.
Bayangin aja, 5 ribu udah dapat mie ayam 2 sama es teh 2. Kelas 3 ini kita cuma kadang2 beli tuh mie ayam. Waktu aku lulus kuliah nanti, masih ada nggak ya bapak penjual mie ayamnya…

Waktu kuliah nanti, mana ada kehidupan yang demikian, kalo aku nggak bisa satu materi, aku bakal mengulang-ulang terus sampai bisa, nggak da teman bantu buat memanipulasi skill, nggak ada canda tawa kaya di SMA. Teman pun bakal beda pemikirannya, sulit buat nemuin yang sama.

Sewaktu perpisahan kemarin, akhirnya benar-benar terasa beratnya nglepas apa yang udah kita punya di SMA kemarin, di bus pada nyanyi sambil maenin gitar. Aku ikut menyanyi sesekali, merasakan suaraku berpadu,

Mungkin itu terakhir kali aku dengar suara-suara itu, suara teman-teman…

Saling menyalami adalah tanda bahwa kita benar-benar akan lepas… Sedih… itulah katanya.

Kamis, 12 Juni 2008

Bahagia itu seperti ini…

Hari ini aku merasa sangat bahagia.

Tadi pagi habis bangun tidur aku merasa sangat bugar (padahaL ga pernah olahraga…!).

Aku sarapan nasi goreng buatan ibu (yang rasanya nyam…nyam…nyam…terlezat buatku).

Aku rasa segala macam masakan ibu aku doyan. Cocok aja sama lidahku...,

Saat sarapan itu tiba-tiba ibu buatin teh manis, hangat, itu kegemaranku.

Ibu tau aja yang aku suka. Waktu aku kecil, apabila nangis dan lagi marah nggak ketulung

obatnya Cuma makan disuapi sama dibuatin teh kaya gitu tadi.

Dalam hati aku bersyukur masih mempunyai ibu, (yang slalu memohonkan kebaikan untukku…)

Celaka kalau aku sampai durhaka dan tidak bisa jadi anak sholehah.

Habis sarapan aku memutuskan mencuci sepeda motorku di depan rumah.

Saat aku mencucinya, aku bertemu tetangga-tetanggaku. Mereka seperti baru ngeliat aku aja

di kampung ini. Iya sih, aku emang jarang keluar rumah. Paling-paling ke masjid

sholat maghrib sama isya’. Sebenere aku pingin ikut kegiatan-kegiatan di kampung,

seperti jamaro, barzanji, sema’an al Qur’an hafidz dan hafidzoh, pengajian, dll. Tapi kok

kaya gak ada teman sebaya yang bisa diajak turut serta. Emang, hidup tanpa teman itu susah.

Bukannya aku nggak punya teman sih, tapi yang sebaya sama aku ini pada merantau

keluar kota nyari ilmu Allah, alias mondok di ponpes. Huhhh..., aku emang yang paling beda di sini.

Sekolah di sekolah umum. Ha8…

Tapi nggak masalah. Toh fisika, kimia, biologi juga ilmu Allah.

Alam raya ini di ciptakan oleh Allah tentu juga dengan perhitungan matematis.

Yang luar biasa dahsyat tentunya. Allah Maha Besar…!

Kembali pada aku nyuci motor tadi. Yang paling membuatku bahagia adalah

saat salah seorang tetanggaku namanya mas Anwar Kirom tersenyum dan menyapaku.

Sapaan dengan canda khasnya. Betapa bangga aku disapa olehnya.

Beliau adalah guru ngaji fiqihku sewaktu di madrasah dulu, ustadz. Mungkin udah bisa disebut kyai.

Yang aku suka dari sosoknya adalah beliau itu sebenarnya kaya raya, tapi penampilannya

begitu sederhana. Rendah hati, ya, itu kata yang tepat buatnya. Beliau hidup

dengan sangat menegakkan hukum islam. Keluarganya sungguh sangat islami.

istrinya seorang wanita yang sholehah, hafidzoh yang sangat hebat.

aku mengagumi semua itu.

Salah 1 yang paling aku inginkan hidup di dunia ini

dapat menjalin silaturrahmi/dekat dengan cendekiawan agama.

Pikirku, dengan begitu hidupku akan terkontrol,

dapat mengikuti jalan hidup mereka ke surga

Senin, 02 Juni 2008

sMp Q dulu..

disiNi akU mendapatkan temen2 terhebat yang pernaH ada. Tak ada
duanya meReka itu. Sebut aja,
ipah, iNdri, niNing, noviTa, pongjir, tYo, a'an, meiga, vivi, dlL..
mengapa kusebut hebaT?
kareNa mereKa sungguH unik,.
nggak terLalu dewasa... nggak juGa kekanak-kanakan...
memberiku arti daN kenangaN di kaLa remajaku, di sMp itu,
aku beNer2 ngrasain reMaja iTu kaya giMana.
sMp N 1 delanggu dg gedung tuanya (yang sekarang uda dirobaH).

pagi2 aku bersepeda saMa vivi & napi' ke besoLe,... di besoLe,
aku sama banyak temen laennya nunggu bis rimba bujang ato jaya putra.., (langganan).
turun di bangj0 dlanggu. kiTa berjalan kaki ke seKolah.
keLas 1 aku nggak pernah belajar!
tapi sLalu 10 besaR di kelas.,, aneH!
kelasku ini teramai dan gaduH seNdiri. Banyak guru jengkel kami buat.
tapi.. Kami sLalu bisa ngebuktiin klo kita anak2 yang hebaT!!
keLas 2 aku dapet juaRa 1 berulaNgkali.
pernah jadi juara umum maLah! aku sendiRi ga percaya., padahal belajarku amburadul, biasa banget.
prinsiPku waktu itu hanYa, "kLO mereka bisa knapa aku nggak???"!
banyak yang pingin ngalahin aKu di keLas, tapi nggak bisa2,, aku cuma bisa ktawa2 aja dalem haTi... (duh sombongnya..) lha mau gimana lagi,,
pelajaran sMp kan masi simpel n gampang2., astaghfirullaH...
waktu sMp aku suka sama seseoRang..
tanpa berani ngungkapin ke dia. perNah pacaraN jg sih.
qT sering janjian di pintu beLakang skolaH, but we never goT it!!
qT ga pnah ktemuan apalagi kencaN! beda kelas sih.
bodohnYa aku, aku nggak tau menciNtai orang tuw kya gmN. boDoh kl0 smpe harus pacaraN segala!!

KelaS 3 itu klimax remajaku.., banyak konflik tapi pnuh knangan sma temen2.
aKu sering tiduR di rumahe ipaH, ngapeli pak sYe (wali skaligus guru agaMa) di kantor maupun di rumahnye.
qT se-'gank' sering dolaN bareng2 tiap miNggu, latihan menari, dlL..
bener2 temen2 yang hebat.
waktu sMa qT uda ga kaya githu lg.., tapi kl0 ktemu,
tingkah laku kita tetep kaya biasanya, ga pernah ada dewasanYa..., hahaha...

akU inget terakhir kali mengiNjakkan kaki di gedung sekolah pada tahUn terakhirku.,
aku ngebawa maP biru tuA tanda kelulusan, kita se-'gank' berkuMpul di seraMbi TU.
bener2 keBersamaan dalam diAm., aKu mengucapkan sLamat tinGgal paDa teman-temaN...
so l0Ng... berjaLan kaki menuju bangj0, menjauh meninggalkan sekolaH dengan bermuram duRja.
sesekaLi menengok ke beLakang..,
tengokan terakhiR... (sLamat tinggal kisah laMa..)

Minggu, 25 Mei 2008

unTitleD

Kini saatnya. Kurasa mereka sudah dekat. Aku bisa mendengar gema suara mereka terbawa angin subuh. Dengar, dini hari ini desir angin seperti sayatan sepanjang jalan. Menderitkan ngilu jendela kayu, mendesiskan retak daun pintu, menangkupkan dingin ke dalam rumah. Lilin tercakar, sebentar ia berkobar, sekejap ia mengerjap-ngerjap. Gelap memaksa masuk merasuk-rasuk.

Setelah semalam aku duduk disini, berdiang dekat cahaya lilin di dapur. Aku menatap kuning cahayanya meliuk kuning biru, menjatuhkan bayangku pada dinding kayu – ia bergerak ke sana-ke mari seperti penari, padahal aku duduk diam. Berjam-jam aku mengamati bilah-bilah kayu, menelusuri permukaannya yang memecah seperti urat nadi pucat. Tapi, aku tak bicara pada mereka. aku tak bicara padamu. Aku tak bicara pada siapa-siapa. Aku hanya duduk di sudut, menunggu.

Jam berapa ini. Lihatlah laut. Permukaannya telah berubah kelabu perak. Bintang tinggal dua tiga, dan cahaya keemasan menjanji matahari di cakrawala. Aku selalu suka langit pagi yang selalu cantik, juga langit sore. Matahari akan terbit ataukah terbenam. Langit akan tampak sama berlukis warna-warna lembut. Jingga. Merah-jingga. Merah muda. Biru. Ungu. Kelabu. Kita tak akan pernah tahu awal atau akhir sesuatu. Ragu akan waktu… kau akan belajar menikmati pagi.!

bLackhoLe



Blackhole itu ta klo dikaji secara ilmiah, artinya sebuah pemusatan massa yang sangat besar. Blackhole mempunyai gaya gravitasi yang sangat besar. Sehingga penggambarannya kaya gini ne: Bulan mengitari bumi. Bumi dan bulan mengitari matahari. Matahari dan segala benda besar yang mengitarinya membentuk suatu solar system, bimasakti. Matahari sebagai pusatnya karena karena matahari merupakan pusat massa. Masih inget kan dalam fisika, bahwa apabila ada massa pasti terdapat gaya gravitasi dengan syarat disana ada percepatan gravitasinya. Nah ternyata di alam semesta ini terdiri dari beribu-ribu galaksi. Dengan bitang-bintang itu sebagai pusat massanya, seperti matahari. Itulah mengapa matahari bisa disebut sebagai bintang. Dan galaksi itu mengitari pusat massa yang lebih besar lagi. Namanya blackhole. Tau nggak, ternyata di alam semesta ini nggak hanya terdiri dari satu lubang hitam saja, melainkan banyak sekali. Sehingga banyak orang menybut-nyebut blackholes. Tak ada satu materi pun yang dapat lolos dari gaya gravitasi blackhole. Yang memiliki kekuatan sebesar kekuatan cahaya pun dapat tersedot apabila ia dekat-dekat dengannya. Tak dapat keluar dari sistemnya. Dalam rumus fisika
, gaya semakin besar apabila lubang hitam semakin mampat. Bumi ini bisa jadi lubang hitam lho, ia akan dapat terus hidup karena tak ada cahaya yang dapat lolos darinya apabila ia terus mampat sampai jari-jarinya tak hingga kecilnya. Bisa diambil contoh 1 mm aja, MasyaAllah,

Bisa terbayang kan betapa Maha Besarnya Allah SWT menciptakan alam semesta. Betapa Maha Berilmunya Dia. Semua ini tentu sangat rumit bagi manusia. Tak hinnga rumitnya. Jadi, Allah menciptakan alam semesta ini bukan tanpa cara.

Pengalaman di UNY.

Dari sekolah jam 10 pagi. Sama fadli, ega, PP, wiwik, linda, arina, susi. Dalam perjalanan nyari bensin susah. Aku sama wiwik sempat terpisah dengan teman-teman, padahal qt nggak tahu UNY dimana. Akhirnya nyampe juga sih.

Disana…. Wuiiiiyhhhh bus_yet… astagfirullah antrenya..! (nggilan!i) teman-teman kebagian antre sepanjang 50 meter. Gilaxs nggak tuh. Kebayang mpe jam berapa dapet formulirnya. Aku sampe melongo beberapa detik. Hmmmph … aku pingin pulang aja rasanya. Tapi kok nggak gentle amit. Yawdah, direla-relain nunggu temen-temen mpe ngoyotz. Gek aku luaper banget, udah jam segitu biasanya di rumah aku udah makan siang, akhirnya aku maksa mbak arin yang kepanasen ikut antrean panjang) buat nemeni aku makan. Dia mau sih… tapi dengan pekewuh sama temen2 laen. Hihihi… biarin. Habis makan.. mbayar dunks. “Berapa mas smuanya?” aku tanya. “Ya, semuanya 21 ribu rupiah.” … Hwaaahh?!! Yang bener ajaaa. Astaghfirullah mahal banget. Cuma’ mie bakso dua sama es teh dua og harganya selangit, padahal dibandigin miayam jualane tetanggaku rasanya jauhh. Mbayar deh kita. Aku nyusul temen2 yang lagi antre, udah maju 25meter ternyata. Sampe sana aku kembali kehausan lagi. Puanas banget sih, dehidrasi. Ampun deh aku ini, padahal temen2 laen juga pada luaper dan kehausan. Tapi mereka mampu diem aja. Sementara aku dari tadi ribet. Mbak arin mpe jengkel tak buat. Kalau boleh diitung, aku tuh ya disana beli milk tea 1, es teh 2, miayam 1 mangkok. Padahal temen2 Cuma beli es teh. Ada yang Cuma aqua 1 botol. Ngenes. Ngapain sih mereka pada ngirit banget, darurat gini. Rasa2nya telapak kakiku sakiit banget. Udah 3 jam berdiri, mana aku menguap terus, ngantuk! Aku cari tempat kosong layak diduduki. Tapi kok nggak ketemu. Semuanya penuh. Linda ngajak aku ke tempat fadli yang lagi perjuangan ’45 dempet-dempetan ngantri di depan. Kupikir agak nyaman karena dapet suasana baru. Tapi, ternyata sama aja. Tambah parah malah. Kepalaku mulai pusing, sepertinya orang2 di sekitar jadi berputar-putar, mereka buanyak banget uyel-uyelan. Udah setengah jam di situ. Aku balek ke tempat tadi. Wah nggak maju2. Dari tadi di situ-situ aja. Sholat dzuhur, tersiksa juga soalnya musholanya nggak enak banget. Syukuri aja deh bisa sholat. Temen2 balek antri dempet-dempetan di depan. Pusing aku liat orang-orang itu. Aku cari tempat duduk buat nunggu mereka. Harus dapet pkoknya. Akhirnya dapat juga. Disana aku baca buku sendiri, ngisi waktu. Lha masak aku nglangut nggak ngapa2in. pikiranku mulai melayang pada cerita2 di buku. Lama kelamaan bunyi orang2 sibuk lalu lalang semakin meredup. Dunia gelap. Tiba2 ada bunyi yang aku sangat mengenalnya. Suara sms membangunkan aku ternyata. Horhook… bisa2nya aku ketiduran. Sampe pekewuh aku sama orang2 di kanan kiri yang juga lagi duduk2. Sms dari ega. Katanya nyuruh aku nggantiin ngantri di tempat bejubel orang, soalnya dia mau pingsan. Aku cepet2 ksana. Eeee… ternyata dia baek2 aja. Dasar. Yaudah.

Setelah nunggu sekian lama akhirnya jam 3 sore smua udah dapet formulirnya. Alhamdulillah akhirnya waktu yang dinanti datang juga. Pulang. Hehhhh… aku sudah tidak sabar untuk istirahat di kasur. Tapi kok aku yang boncengin wiwik lagi, padahal badan udah lemes and gemeter gini. Tapi yaudahlah. What to be done. Aku juga kasian sama wiwik yang dari tadi belum makan siang. Padahal hari udah sore. Sampe dormitory aku ketemu oriza. Kita ngobrol2 bareng sebentar sambil mimik es lemon tea kesukaanku yang dibeli di depan stadion trikoyo. Duh kangen nih sama ibu penjualnya. Lama nggak bersua ya buk. Ini mau lulus, semoga di masa depan aku bisa beli es ibuk lagi.

Jumat, 23 Mei 2008

Aku.....................,

Aku nggak tahu sebenarnya aKu ini oRaNg sepeRti apa..,
yaNg aku tahu, aKu sedaNg menJalani HiduP sebaiK munGkiN.
seTidaknYa itu usaHaku selama iNi.
Aku tidak suKa pada oRang yanG teRlalu berpriNsip, kaRena aku
tidaK setuju akaN kediktaToran,,.
MempeRluas penGetahuan itu peNting bagikU, kaRena aku
manUsia.daN manuSia itu telaH teranuGrahi 'oTak'

DuNia ini penuH pro dan KonTra,,penuH kompeTisi!
aKu ini leBih seRing jadi peNgamat, kaRena aku belUm tahu leGenda priBadiku.
parA koMpeten yanG seDang beRsaing melakuKan tuGasnya seRingnya hanYa
aKu kritik,,dalam haTi...
boLeh oRang bilang aKu ini kuraNg teRbuka, tapi... seBenarnya aKu nggak inGin seperti iTu.

buatku, meNjadi saNg juaRa itU susah...!
aPa aKu ini bermenTal juAra aku nGgak tahu.
yaNg akU tahu hanYalah,
aKu iNi punYa etos hidup......'conQuer tHe universe with sciences'....taNpa tahu gimana caranYa.
jaDi ya.. hanya beLajarlah.
aKu nggak suka gagal..
tapi kadang akU meNyukainya,. saNgat mengidamkannYa malah.
gaGal itu membuat mentalku tuRun, merasa saNgat bodoh,
dan tak mamPu memanfaatkan hati dan otak..
....aku benci itu sMua.
tapi daRi situlah aku beLajar, karenA gagaL berarti saLah,
dan tanpa saLah tak akan ada beNar.,
jadi ya itu tadi, aku harus meneriMa bahwa ternYata aku juga meNyukai kegagalan.
kaRena keGagalan membuat hidUpku sangat berarti!
oRang yang mengakui bahwa dirinya bodoH, buatku,
dia sedang aKan berHasil.
orang yaNg selalu berhasil dan sempurna dalaM setiap laNgkahnya,
cepat laMbat, akhirnya paSti taK sempurnA.
karenA kurang pengaLaman.
ya..! peNgalaman itu pentinG.., sanGat penting dan berguna.
aKu dapat menulis ini..., bahKan kareNa aku menGamati dan beLajar
dari pengalaMan oRang laiN.
seKali lagi, ternyata aku ini seOraNg pengamat.
Aku selama ini seLalu meNcari keburukaN,
tapi aku tahu diri,
Aku harus menjadi oRang yanG bijak.
Maka segala kebaikan pun aKu juga mencarinya.

Aku seLama iNi belum bisa unTuk menelusup keHidupan yaNg lebih daLam.
TentaNg sesuatu yang iNdah dalaM ruaNg dan wakTu.., teNtang filsafaT.
Tapi lama-lamaku sadaR., bahWa itu bukan bidangku,
itu bukaN legenda pribadiku...
Allah tak akan membiarkaN hak orang lain terampas olehku.
kaRena Dia telah memberiku legenda tersendiri,
yang harus aku jalani, dan selesaikan.

Aku hanya menjalani hidup dengan rasionalitas.
menjalani apa adanya.
aPa yang ada didepanku itulah yang harus aku lewaTi.
berpikiR positif, mensyukuri apa yang ada, itulah hal
yang membuatku bahagia.
Dewasa itu adalah belajar membuat keputusan sebijak mungkin.,
tanpa membuat pikiRan terasa beRat tapi juGa tidak meremehkan.
Nah, sekarang , seperti apakah aku ini...??
terlalu banyak teorikah??
inilah, sandiwara hidupku.