Rabu, 22 Desember 2010

-----KimiaOrganik------ deliciousooo!

semenjak kepergian mas napi, rasanya saya dituntut untuk mandiri kalo harus berhadapan dengan urusan kimia organik.
banyak sekali mahasiswa farmasi yang menganggap kimia organik adalah mata kuliah killer karena tori-teorinya sulit dipahami dan diingat-ingat.
aku sendiri manganggap akan keren sekali kalo bisa menguasai mata kuliah yang satu ini.
alasanku adalah :
1. kimia organik adalah "nyawa" suatu obat
2. kimia organik adalah "pembeda" antara farmasis dan tenaga kesehatan lain
3. kimia organik adalah "eyang buyut" dari ilmu-ilmu kimia lainnya

aku berpendapat : betapa sebuah atom yang kecilnya sedemikian rupa dapat menggambarkan sebuah alam semesta. seakan atom itu dibuat oleh Tuhan sebagai miniatur alam semesta buatanNya.
dan anggapan seperti itu tak akan pernah muncul dalam benak seorang mahasiswa farmasi kecuali ia mendalami ilmu kimia organik.
aku mahasiswa farmasi semester 5, dan 1,5 tahun lagi diperkirakan lulus setelah menggondol suatu nilai skripsi tertentu (moga-moga dapat A), doakan ya kawan...
sekarang aku sedang mencari sebuah penelitian yangmana kimia organik adalah bahasan utama di dalamnya. Mencari? penelitian kok dicari.
teman, ayahku nggak akan kuat membayari penelitian seperti ini, apalagi berbasis kimia organik.
maka aku mencari dosen yang sedang banjir proyek.
ada beberapa temanku yang sudah fix ikut membantu proyek dosen berbasis

kimia organik, kebanyakan adalah sintesis organik.
mereka adalah :
1. Indra dkk dengan Bu Hilda
2. Eni dkk dengan Bu Ritmaleni

yang lain kebanyakan akan lari tunggag langgang ke unit V untuk uji Farmakologi-Toksikologi dan unit II untuk uji formulasi obat.
nggak banyak yang berminat untuk skripsi membahas kimia organik memang karena beberapa alasan yaitu, mereka masih banyak yang lupa atau nggak paham tentang kimia maupun sintesis organik, mereka takut atau nggak mau terkontaminasi senyawa organik, dan mereka nggak mau ngerjain skripsi lama-lama karena sintesis umumnya butuh waktu lama untuk bisa selesai.

untuk masalah pertama: nggak ngerti atau nggak paham tentang kimia organik.
menurut saya : heeeeeeiiii kawan, bukankah ilmu itu bisa dipelajari? semua ilmu tak terkecuali bila kita berminat dan mau. dikira saya ngerti apa, saya pun juga masih mikro sekali buat ngerti kimia organik, kepahamanku mungkin nggak lebih dari kalian. bukankah akan sangat menyenangkan bila kita bisa belajar lebih dalam dan akhirnya kita menyimpulkan bahwa kita tahu sesuatu, kita menemukan sesuatu....kita pasti akan puas. bukankah itu yang kita cari......kalo data kita jelek, nggak tahu harus gimana membahasnya, kita punya orang lain, teman dan dosen-dosen yang betapa baik hatinya mereka buat membantu kita untuk kita bisa mengerti.
iya bukaaan??? Let's try!

masalah kedua : nggak mau terkontaminasi senyawa organik.
menurutku : eeehhh kaya nggak pernah kuliah di farmasi aja. hal kaya gitu nggak usah dikuatirin lagi. kalo kamu benar-benar mahasiswa farmasi harusnya kamu tau gimana buat meminimalisir kontak dengan senyawa kimia.
daripada mijitin dan nyuntik-nyuntik tikus, mending ngelap labu destilasi.
daripada kena bau tikus yang baunya begghhhh!, mending kena bau ester, harum!

masalah ketiga : sintesis itu butuh waktu lama.
menurutku : disinilah kita diuji sabar, bukankah tiap hari kampus ini mengajari kita budaya sabar??? banyak sekali dosen-dosen yang bilang kalao mahasiswa farmasi itu terkenal sabarnya, mereka mahasiswa paling TOP yang pernah ada, multitalent! inilah kimia, chuy. dan kita telah dibiasakan olehnya buat jadi orang sabar karena kimia mengajarkan bahwa dunia ini nggak dibuat secara instan oleh Tuhan.

akan sangat bangga sekali kita, kalau seorang farmasis bisa menguasai perihal kimia organik.
akan sangat menyenangkan sekali kita, kalau kita bisa mengerti sesuatu yang lama dan yang baru yang kita temukan di dalam keilmu-kimia-organik-an.

Minggu, 19 Desember 2010

Analogue : Book and Life

Kehidupan manusia itu seperti sebuah buku. Sampul depan adalah tanggal lahir, sampul belakang tanggal kematian. Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam hidup kita. Ada buku yang tebal ada buku yang tipis, kita tak akan pernah tau akan setebal apa buku kita. Hebatnya, seburuk apa pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru, dan tiada cacat. Seburuk apa pun hari kemarin, Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita memperbaiki kesalahan kemarin melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkanNya. Semoga Allah meridhoi kita menjadi hamba yang beruntung dengan usaha kita yang lebih baik lagi.

Senin, 15 November 2010

Jakarta dan Jakarta


Jakarta.
Orang desa seperti saya masuk Jakarta setuju dengan pemikiran pribadi bahwasannya : komentar yang pertama-tama keluar dari hati dan mulut seseorang yang pertama kali “menyaksikan” Ibukota Jakarta adalah sebuah puisi yang pasti menggambarkan ke-ironi-an kota itu, The Indonesia Capital Region. Saat kukunjungi kemaren, Jakarta nampak abstrak. tak terasa denyut nadinya. Jakarta kemaren, tak kurasakan bahwa di sudut2nya terdapat kesemrawutan moral di balik kemegahan gedung2 tingginya. Hanya sebuah pikiran, apa benar gedung-gedung semegah itu, yang bertengger gagah di atas bumi pertiwi ini rela dihuni para pejabat bermental semrawut? Serta bayangan-bayangan di daerah Indonesia di pulau terpencil sana, dari mereka ada yang sangat bangga menjadi orang Indonesia. Apa yang mereka pikir dan katakan pertama kali saat melihat ibukota yang seperti ini?

Jakarta.
Perjalanan ke Ibukota yang “lumayan jauh bikin jenuh” kemarin adalah kali kesekianku mengendarai kereta besi alias kereta api. Yak! Hasil dari mengendarai kereta api saat itu adalah sebuah ketidak ikhlasan dalam hati. Gilee yah, PT. KAI adalah perusahaan paling diskriminatif sedunia, menurut saya (dan mungkin juga menurut orang2). Gimana enggak, perusahaan tersebut membeda-bedakan kelas sosial, masak ya, soal turun saja penumpang kelas ekonomi harus beda stasiun dengan penumpang kelas eksekutif/bisnis. Dugaan saya, ini terjadi di seluruh kota2 besar di Indonesia. Contohnya saja di Yogya dengan Lempuyangan dan Tugu-nya. Jakarta dengan Gambir, Pasar Senen, dan lainnya.
Selain itu, saat hari libur gitu harga kereta ekonomi dengan bisnis bedanya pun sampai hampir 10 kali lipat. Belum eksekutifnya… Oh… GOSH! How hell. Ini adalah soal “perbedaan” yang sama sekali nggak bisa ditolerir. Menurutku, gerbong kereta ekonomi dan bisnis itu dari segi kebagusannya aja bahkan nggak ada bedanya. Yang membedakan tentu saja hanya orang-orang yang naiknya. Kalo kelas ekonomi biasa dinaiki orang2 yang mirip preman, kelas bisnis biasa dinaiki orang2 yang mirip pelajar sopan. Tapi kok…. Harganya itu lhoo, selisihnya SELANGIT. Bener2 nggak terima. Kapok dah naik kereta.
Kalo dulu, ke Jombang naiknya eksekutif. Dulu mah masih kecil, nggak mikir mau kritis dll. Apalagi Cuma seharga 70 rebos nyampe Tugu Yogya. Aku sih iyo-iyo dan enyo-enyo aja. Aku ingat, dulu agak nggrundel juga sih, mosok AC-nya nggak nyala, trus bedanya itu paling2 cuma tempat duduknya yang lebih empuk. Ealah!  Kalo kayak gini, rasanya jadi mulai lagi buat ngiri berat sama Negeri Matahari Terbit sono. Nggak perlu susah peluh buat setor asap berpolusi ria di jalanan pake motor, bis dll, nggak perlu mahal2 beli avtur buat naik pesawat, mungkin cukup goceng buat naik kereta besi keliling pulau satu ke pulau lain sepuasnya. Oh mimpi………….
NOBODY SCREAMS, BUT EVERY HEART DOES!!

Jumat, 29 Oktober 2010

Scientist - Pharmacist, an Honourable Dedication


Who doesn’t want to be good scientist? If there were some people graduated from Faculty of Pharmacy UGM, may be someone like me now or someday, you can count on me that countable people don’t want to be a scientist. We are actually scientists. If we aren’t, you will find us fail to be a pharmacist. So, what the parameters are to be pharmacist? Many things, may you not need to know much. Especially for me, pharmacist and scientist are two kinds of profession called dedication. It is an honor how to be able to help others. Let’s go to read this true story :
Tragedi Thalidomide  -------------- Integritas ilmuwan
Awal 1950-an, Perusahaan Farmasi Jerman mengeluarkan produk obat tidur (sedative-hypnotics) baru: Thade. Klaim untuk Thalidomide, non adiktif, no hangover, aman bagi wanita hamil, toksisitasnya rendah (relatif erhadap Barbiturat). Tahun 1957, Thalidomide dijual bebas di seluruh Jerman. Tahun 1960, Thalidomide dipasarkan di seluruh Eropa, Amerika Latin, dan Kanada. September 1960, Richardson-Merrell Pharmaceutical Company mengajukan permohonan kepada FDA untuk menjual thalidomide di AS, dengan nama dagang Kedavon. Dr Frances O. Kelsey (in this reality story, she plays a main role here) diminta oleh FDA untuk memeriksa/meneliti Thalidomide (Kedavon). Berdasarkan penelitian dan temuan Dr. Frances O. Kelsey :

  • Thalidomide tidak mempunyai efek menidurkan (sedative) terhadap tikus percobaan.
  • Thalidomide mempunyai efek mengganggu saraf perifer binatang percobaan. Dengan demikian, menurut perasaan Kelsay, thalidomide akan mempunyai efek yang tidak baik terhadap janin. 
Sehingga REKOMENDASI KELSEY: Thalidomide tidak boleh masuk pasar AS.


Atas desakan Richardson-Merrell, Boss FDA meminta Dr. Frances Kelsey untuk mengubah Rekomendasinya, dengan memberikan peringatan: ‘tidak boleh diminum oleh wanita hamil’, dan segera menyetujui thalidomide untuk masuk pasar AS. Dr. Kelsey menolak usulan Boss FDA, dengan alasan: Thalidomide tidak mempunyai efek menidurkan, membahayakan janin, dan pernyataan bahwa toksisitasnya rendah sangat keliru. Pernyataan itu berdasarkan indikasi kurang larutnya obat tsb., sehingga apabila thalidomide dpt dibuat larut, maka ‘ia yakin’ toksisitasnya tentu tinggi.
Dr. Joseph Murry dari Richardson-Merrell menjadi sangat kesal dengan sikap over hari-hati Dr. Kelsey. Dr.Murry melakukan tekanan kepada Dr. Kelsey dengan cara mendatangi dia secara langsung atau dengan melalui tangan-tangan atasan-nya di FDA. Boss FDA pun akhirnya memberikan tekanan kepada Dr. Kelsey, bahwa sebelum Natal Desember 1960, rekomendasi tentang thalidomide harus sudah diubah untuk merilis obat tsb di pasar AS.
Dr. Frances Kelsey tetap merekomendasikan untuk tidak memasukkan thalidomide ke pasar AS. Dia kemudian mendapatkan julukan stubborn lady. Bulan Desember 1960, sebelum Natal, British Medical Journal melaporkan, bahwa ibu-ibu hamil di seluruh Eropa,yang minum obat thalidomide melahirkan bayi-bayi yang cacat. 10.000 bayi-bayi yang lahir di 46 negara (Eropa, Kanada, dan Amerika Latin) mengalami cacat fisik, karena ibunya minum thalidomide. Amerika Serikat selamat dari tragedi itu, karena integritas yang tinggi dari seorang ilmuwati-nya: Dr. Frances Oldham Kelsey.
Agustus 7, 1962, di White House, Presiden JF Kennedy menganugerahkan kehormatan teringgi: The Medal for Distinguish Federal Civilian Service kepada Dr. Frances O. Kelsey. Hampir 40 tahun kemudian, Oktober 7, 2000, Dr. Kelsey diangkat menjadi anggota National Women’s Hall of Fame di Seneca Falls, New York.

I got to hear the story from my lecturer, Prof. Dr. Umar Anggara Jennie, who has come back to campus after assignment for years being a chief of LIPPI center, Jakarta. I remember, we all were clapping with the hands for giving applause in the end of the story. Prof. Umar was very attractive giving the story telling. We all, who hear, were dazzled.

How could we be anxious to be a truly scientist? Just do our best. Just face the real reality in front of us NOW. We do our deeds, it may like a piece of philosophy from Peter Singer, “We have to take the first step. We must reinstate the idea of living an ethical life as a realistic and viable alternative to the present dominance of materialist self-interest”.

Jumat, 10 September 2010

Akhlak Nabi Muhammad SAW

Nabi SAW tdk melepaskan tangannya saat berjabat sebelum mitranya melepasnya.
Nabi SAW tidak pernah mengulurkan kaki di hadapan sahabat2nya.
Nabi SAW menoleh dgn seluruh badannya, menunjuk dgn seluruh jarinya.
Nabi SAW berbicara perlahan dgn dialek mitra bicaranya.
Nabi SAW kalau berbicara sesekali menggigit bibir tanda berpikir, menepuk telapak kiri dgn jari telunjuk.
Cetusan yg plg buruk dlm percakapan Nabi SAW; "Apa yg terjadi pada org itu? Semoga dahinya berlumur lumpur."
Harta Nabi SAW yg plg mewah adl sepasang alas kaki berwarna kuning, hadiah dari Negus, penguasa Abissinia.
Nabi SAW tinggal di pondok kecil beratap jerami yg kamar2nya dipisahkan oleh batang2 pohon yg direkat dgn lumpur bercampur kapur.
Nabi SAW sendiri yg menyalakan api, mengepel lantai, memerah susu dan menjahit alas kakinya yg putus.
Santapan Nabi SAW yg plg mewah, meski jrg dinikmatinya, adl madu, susu dan lengan kambing.
Nabi SAW tidak pernah sakit gigi, karena beliau bersiwak tidak kurang dari 10x sehari.
Nabi SAW gagah berani, memiliki senyum yg sgt memikat dan malu mempermalukan orang. Senyum Nabi SAW menyejukkan, dilukiskan sbg butir salju di oase.
Nabi SAW menghimpun dlm dirinya 4 tipe manusia scr sempurna, pekerja, pemikir, pengabdi Allah dan seniman.
Nabi SAW selalu memilih yg termudah, selama halal, bila berhadapan dgn pilihan.

Jumat, 20 Agustus 2010

Tahapan Hubungan Sepasang Manusia


Berikut ini saya sajikan kumpulan Tweet dr Mbak AlissaWahid tentang tahap perkembangan hubungan sepasang manusia. Beliau memberi kultwit ini karena sebelumnya ada yang request dari para Twends. Yah maklum, mbak AlissaWahid ini orangnya loyal banget, dan beliau adalah lulusan Psikologi yang sangat kompeten. Tweets dari beliau telah dilakukan penyesuaian seperlunya.




OK, mari kita belajar ttg perkembangan hubungan antara sepasang manusia yang merupakan hasil penelitian Andrew G. Marshall. Kata Titiek Puspa: jatuh cinta berjuta rasanya. Dunia milik berdua. Menjalani nasib seperti Romeo & Juliet pun kita yakini, tapi awas, rasa jatuh cinta yg melayang-layang itu ternyata cuma bertahan 18-36 bulan. Bahkan belum bisa dibilang loving relationship.


Lirikan mata yg bikin perut mulas, debar hati saat ketemu, masih bisa menghilang ditelan hari, tak berkembang jadi hubungan yang kuat. Saat jatuh cinta, ternyata frekuensi otak melakukan ‘sinkronisasi’ sehingga tiba2 menemukan banyak kesamaan. Misal: “ternyata kita sama2 suka GnR lho”. Saat jatuh cinta, perbedaan-perbedaan yang ada terabaikan karena sinkronisasi itu, makanya berasa ketemu soulmate, pasangan jiwa.. cocook bgt!


Saat jatuh cinta, kelemahan-kelemahan pasangan nggak bermakna. Misal: suka mukul? “cinta kami pasti akan membuatnya berubah..” Apalagi abis berantem. kl fase jatuh cinta, saat baikan ini saat makin dalem jatuhnya cinta.. dunia suejuuk! Nah, pasangan yang bilang “kok sudah tak ada lagi cinta di antara kami?” biasanya yang dimaksud ya rasa jatuh cinta itu.
Nah, setelah melewati fase jatuh cinta, baru masuk hubungan yang sesungguhnya. Ada 6 tahap yang biasanya dilalui pasangan, dengan tantangan yang berbeda-beda. 6 tahap hubungan : blending, nesting, self-affirming, collaborating, adapting, renewing.



  • Blending biasanya masa hubungan tahun pertama (di tengah fase jatuh cinta, fase blending sudah mulai muncul) sampai akhir tahun kedua hubungan.
  • Nesting terjadi dalam masa hubungan sampai akhir tahun ketiga. Di sini mulai muncul berantem beneran.
  • Self-affirming itu tahap hubungan di tahun keempat sampai kelima dimana kebutuhan individu mulai muncul lagi. Mulai ada kompromi.
  • Collaborating itu tahap hubungan mulai th ke5 sampai 15. Sudah mulai mapan, tapi kadang juga bosan. Besar kemungkinan “jalan sendiri2.
  • Adapting ini masa hubungan yang paling rapuh. Penuh dengan tantangan di luar hubungan itu sendiri. Misalnya menghadapi anak remaja. Fase ini terjadi di tahun ke 15-25.
  • Tahap hubungan terakhir yaitu renewing. Ini yg kita lihat dr orangtua kita yg sudah melewati masa 25 tahun pernikahan: penerimaan total.

12-18bulan sejak saat jatuh cinta, chemistry sang dua sejoli mulai menurun. Perbedaan mulai terasa, menimbulkan kejutan-kejutan. Blending dlm hubungan adalah saat dimana 2 individu mulai menyatukan perbedaan2. Yg suka lagu metal mulai terbiasa dengan lagu2 opera. Kunci di tahun 2-3 dlm tahap nesting adalah mendengarkan, krn akan membantu kita memahami pasangan seutuhnya. Hubungan yang sehat memberi ruang yang seimbang untuk kedua dorongan diri tersebut. Kita belajar mengikhlaskan sebagian untuk mendapatkan keduanya.



Tahun ke2-3 hubungan adalah fase nesting (bersarang). Komitmen makin jelas. Di sini loving attachments mulai terbentuk. Dalam hubungan fase nesting, banyak hal yang sebelumnya ditahan mulai bermunculan. Tadinya cuek pasangan suka telat, sekarang mulai sebel. Di fase nesting, mata yang tadinya hanya tertuju untuk pasangan, sudah mulai bisa menyadari ada orangtua, keluarga, teman dll. Makanya dalam hubungan fase nesting, banyak pasangan mulai sering berantem. Jadi hal terpenting adalah mencari cara tepat untukmengatasi perbedaan.


Next stage: Self-Affirming. Ini saat pasangan mulai kembali ke kebutuhan personal, bukan lagi mendahulukan hubungan dengan pasangan. Tadinya berdua lebih baik, sekarang pengen yang sendiri-sendiri dong. Lebih bebas, nggak perlu jaga perasaan pasangan. Fase Self-Affirming ini di usia hubungan 3-4 tahun. Kadang bikin shock, apalagi kalo di fase-fase sebelumnya semua dilakukan barengan. Fase self-affirming ini saat kita mulai punya kompromi-kompromi utk menjaga keseimbangan individual dengan kebutuhan hubungan. Yang berat di fase Self-Affirming kalo ada 1 pihak yang dependen. Merasa ‘ditinggalkan’ saat pasangan mulai sibuk dengan diri sendiri. Padahal justru independensi di fase Self-Affirming itu jadi fondasi yang kuat utk interdependensi jangka panjang.


Fase Collaborating: usia hubungan 5-15 tahun. Rasa aman sudah ada, masuk bentuk kerjasama karena saling tergantung. Mapan deh. Tantangan: hubungan yang terlalu mapan kadang menimbulkan kebosanan. Nggak ada greng. Kalo komunikasi jelek, sibuk sendiri-sendiri. Fase Collaborating adalah fase terberat dalam perkembangan hubungan perkawinan. Di Inggris, sebagian besar perceraian terjadi di fase ini. Di fase Collaborating ini, yang paling menentukan adalah saling dukung yg besar, bukan saling tuntut. Bisa runyam.


Hubungan terus berkembang masuk ke fase Adapting, tahun 15-25an. Adaptasi bukan dalam hal hubungan, tapi ke hal-hal lain. Anak remaja, karir stuck, dll. Di fase adapting ini, pasangan juga sudah realistis terhadap kebiasaan/kepribadian pasangannya. “Abis gmn, dia emang judes..”. Jadi di tahap hubungan yang ini, yang berat adalah melawan pikiran jahat “dia sih nggak mungkin mau berubah demi saya/anak2..”. Skill yang diperlukan untuk survive di fase Adapting adalah mendengarkan, supaya betul-betul paham harapan pasangan.


Fase terakhir adalah Renewing, setelah usia hubungan melampaui 25 tahun. Jika mampu melewati tahap-tahap sebelumnya dengan baik, ini masa keemasan: damai, penuh cinta. Tantangannya hanya saat2 puber kedua atau menopause yg memang memunculkan hal2 khusus. Tapi umumnya hubungan sangat oke. Bila sudah sampai tahap renewing ini, keluarga menjadikan pasangan ini sbg sumber inspirasi & pusat kekuatan.


Semoga kita semua bs melampaui keenam tahap hubungan dg baik smp jd kakek nenek & jd teladan anak cucu. Amiin..

Rabu, 11 Agustus 2010

Kisah Seorang Arif Anak Bangsa #Indonesia

Dalam rangka menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada kisah bagus dari seorang sahabat di Twitter dengan inisial account @jumpinoff, saya kumpulkan jadi satu tweets-nya dan merekapnya kembali di sini. Semoga berguna bagi teman-teman sekalian. MERDEKA!!!

Syahdan, sampai sebuah kabar ke telingaku. Tentang kecintaan seorang lelaki pada negerinya. Ia menyiapkan diri sedari muda untuk #indonesia. Kepada banyak Kyai ia berguru. Menimba ilmu agama & menyemai cinta pada tanah airnya. Ia dididik dalam lingkungan pesantren khas #indonesia. Tak hanya di lokal #indonesia ia berguru. Sampai ke Mesir dan Baghdad ia datangi. Disana, ia menyiapkan banyak impian tentang #indonesia. Sepulang dari pengembaraan itu, ia pulang ke tanah airnya, #indonesia. Mengabdikan diri pada masyarakat pedesaan dan memajukan pesantren. Bersama kawan-kawan seperjuangannya, Ia berjuang melalui LSM dan menuangkan banyak pikiran untuk kemajuan #indonesia. Ia jg pernah jd guru!

Proses berlanjut, lalu tanggung jawab yg diambilnya makin besar. Ia memimpin organisasi besar berbasis masyarakat tradisional di #indonesia. Ia sosok pemberani. Ketika itu, penguasa cenderung bengis. Beda pendapat? Sikat! Lebih populer dr presiden? Sikat. Ya, #indonesia kala itu. Tapi sosok yang satu ini tak pernah menyerah. Demi #indonesia, Maju terus membela yang benar. Ngurus Kesenian, sampai nulis bola dilakoninya. Meski dari kaum mayoritas, tak berarti Ia hanya berpihak di situ saja. Kaum minoritas di #indonesia mendapat penghormatan dan pembelaan darinya. Walau kemudian, banyak penyakit menyerangnya, yg kemudian mengganggu kondisi fisiknya, Ia tidak menyerah. Ia terus berjuang, Kawan!

Ia menjadi panutan dimana mana. Generasi muda dalam organisasi yg dia pimpin memperoleh contoh nyata tentang kemerdekaan berfikir. Perdebatan intelektual, diskusi-diskusi tentang ragam ide dan pemikiran mendapat angin segar walau tak selalu lancar. #indonesia ketika itu.

Lalu, jaman berganti. Terus maju & bergerak. Roda jaman tidak diam sayang. Ia terus berputar, begitu pula jaman para penguasa bengis #indonesia. Mereka yg sebelumnya begitu berkuasa & angkuh, lengser keprabon, tercerai berai. Dasar ikatan hanya dalam perut bukan hati. #indonesia. Saatnya perubahan. Dan entah bagaimana kemudian, sosok yang kuceritakan ini terus berperan. Sampai kemudian ia menjadi nahkoda #indonesia.

Dongeng tentang Sosok lelaki yg begitu mencintai negerinya. #Indonesia. Genduk ayuku, dongeng tengah malam msih tentang Beliau. Sebelumnya, biarkan aku menyetiainya. Kuingin kau juga. Setia pd pemikirannya.
Sementara, malam ini, kuingin membawamu pada beberapa kenangan tentang Beliau. Kamu, sabar kan membaca ini pelan-pelan? Ya, kita, nduk, perlu paham tentang kesetiaan. Setia pada ide-ide baik untuk #indonesia yang kita cintai ini. Banyak hal dimulai dari itu. Meski ujar orang-orang, kesetiaan di #indonesia hari ini adalah sebuah kemewahan. Tetapi ucapku: kesetiaan merupakan sebuah keniscayaan, dan bukan kemuslihatan picisan jika itu menyangkut perkara antara aku dan yang kita cintai, #indonesia.

Baiklah, dongeng tengah malam ini kulanjut. Cerita tentang kesetiaan, bisa kali lain. Tentang beliau, #indonesia dan harapanku untukmu nduk…

Seorang teman, tak bosan2 mengulang joke ini. Disebuah seminar, tiba2 serius. Katanya, sebentar lg akan ada larangan untuk kita #indonesia. Semua terdiam. Beliau melanjutkan. Sebentar lagi, disini akan ada larangan untuk sikat gigi! Semua yg hadir tertawa terbahak-bahak. Genduk tahu kenapa? Orang yang tidak sikat gigi, giginya akan kuning-kuning. Simbol penguasa #indonesia kala itu. Makin kuning makin baik! Genduk, itu tak patut ditiru. Biasakan sikat gigi. Gigi kuning, bukan gigi yg sehat. Hanya kuman yang suka. Itu bukan untuk #indonesia. Begitulah, Beliau menyampaikan kritik dengan humor. Membuat kita yg mendengar tersenyum, berpikir & bertanya. Tidak diam & membeo. #indonesia!

Genduk tau kan burung beo? Seperti dirumah opa, ia pandai meniru. Ya, hanya meniru. Tidak memulai atau tdk punya inisiatif untuk #indonesia. Kamu, tdk akan begitu kan sayang? Apapun yang kelak engkau dengar, berilah tanda tanya dalam pikiranmu. Jangan pasrah dan membeo #indonesia. Ada yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja. Jika ada yang ingin kau sampaikan, sampaikan saja. #indonesia harus bicara & pastinya bekerja. Sudah bukan waktunya lagi bagi generasimu sekadar nerimo ing pandhum. Genduk, kamu bisa juga protest lho. Kritis untuk kebaikan #indonesia. Pikiran, tangan dan hatimu harus kau pergunakan sebaik-baiknya untuk #indonesia genduk sayang. Ini perlu. Kuingatkan sedari umurmu kini.

Genduk, mgkn kamu bertanya-tanya. Kenapa terus2an ttg #indonesia ? Ini negara kita sayang, tumpah darah kita. Disana kelak kita mengabdi. Jika bukan kita, anak negerinya, siapa lagi? Apa pantas jika #indonesia diurus bangsa asing? Tidak kan? Masa depannya ditangan generasimu. Negara kita negara besar. #indonesia sangat kaya dan sangat beragam. Kita perlu banyak berinisiatif untuk menggali setiap potensinya. Memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran #indonesia. Bukan menjualnya atau hanya memanfaatkan untuk keuntungan segelintir orang saja. Pengalaman masa lalu sayang, #indonesia sering didikte negara asing. Pemerintahan kita dulu lemah. Hanya memperkaya diri & keluarganya saja.

Hanya kepada rakyatnya-lah pemerintah dulu bertindak sok kuat dan suka menindas. Rakyat #indonesia diperlemah, bukan diperkuat. Sedih kan? Dan itu, Genduk sayang, satu hal yang tak disukai beliau yg kuceritakan ini. Beliau ingin rakyat kuat. Harapannya, rakyat #indonesia mandiri. Mengurus diri sendiri, tidak tergantung pada pihak tertentu macam pemerintah atau asing. Tapi sayangnya, banyak pihak di #indonesia tidak siap. Terlalu banyak yang ingin menyusu pada ibu pertiwi. Mereka telah terbuai pada hangatnya kemapanan. Padahal itu sangat boros bagi #indonesia.

Dan jaman itu, pemerintah ingin mengatur rakyat semaunya mereka saja. #indonesia nyaris tidak punya ruang bernafas yang lega dan merdeka. Beliau yg kuceritakan ini, pun, nyaris tak punya ruang untuk bicara. Semua ruang di mata-matai nduk. Negara apa #indonesia kala itu? Seperti yg kuceritakan kemarin, #indonesia kala itu tidak memberi ruang kita untuk berbeda. Apa-apa musti seragam. Ini melawan kodrat kita.

Oya, jika genduk ayuku ingin menegur seseorang, buatlah seringan mungkin. Jangan teguran genduk membuat sakit hati yang dengar. Jika yg ditegur cukup punya nalar, Ia akan segera mengerti. Jika tidak, mungkin ia masih taman kanak kanak, seperti anggota DPR. Ya, beliau pernah mengkritik DPR #indonesia seperti anak TK. Mereka tersinggung berat. Tapi kelak terbukti, mereka masih pre-school. Kelak, makin engkau dewasa genduk ayuku, akan makin banyak amanah dan tanggung jawab dipundakmu. Utamanya tentang negeri kita #indonesia. Kuharap, kamu belajar dr beliau. Mempersiapkan diri sedari muda, mendekatkan diri pada lingkungan. Tak melulu dr bangku sekolah.

Pernah dulu ada seorang pecinta Beliau sangat ingin bertemu. Ketika akhirnya bertemu, taukah kamu apa pesan Beliau padanya? Tetap kejar cita-citamu. Begitu kata beliau. Jadi, engkau juga harus punya cita2. Setinggi & sebesar semesta. Tak perlu buru-buru. Makin banyak menyimak, mempelajari, memahami #indonesia, makin dalam cinta dan penghormatanmu padanya. Ia akan meresap dalam jiwamu sayang.

Biar punya mental pemenang. Kenakalan, kekeraskepalaan, bisa dipositifkan jd sikap pantang menyerah. Itu bagus buat #indonesia. Akan kami persiapkan lingkungan terbaik untukmu, agar engkau tumbuh menjadi pribadi yang berani. Jangan takut.

Genduk, kemarin ulang tahun Beliau. 69 tahun. Tapi sayang, Beliau sudah tiada ketika kutulis ini untukmu. Ga apa. Terpenting bagimu, paham bagaimana beliau memaknai hidup. Itu jauh lebih penting. Kucatatkan ini smua untukmu #indonesia. Sederhana, itulah yang pemaknaan paling dasar yang kuserap. Gitu aja kok repot, itu bukan menggampangkan persoalan #indonesia. Tapi ajakan untuk melihat mana yang benar-benar merah atau mana yg benar2 hitam. Jangan bias dengan varian. Sekali lagi penting untuk kamu mampu melihat, mempelajari, memahami, menyerap, mencintai dan menghormati negaramu #indonesia!

Itu nasehat seseorang dulu. When you are able to see, learn, understand, absorb, love and respect you are a good designer. #indonesia. Designer? Nasehat itu konteknya design. Boleh kan kutarik ke obyek yang kuceritakan ini? Hal2 baik itu berlaku universal. Nah, bentuk nyatanya? Menghormati perbedaan dan memandang manusia itu setara! Itu dua yg plg dasar yg Beliau ajarkan.

Dulu Nduk, di Negara kita #indonesia tidak semua orang bisa merasakan perlakuan yang sama dalam urusan2 kesehariannya. Mereka yg terlahir dr etnik tertentu, diharuskan ganti nama. Juga diharuskan memiliki surat2 khusus. #indonesia Yg lain tidak. Juga urusan keyakinan. Untuk urusan yg paling privat ini pun negara mencampurinya. Sungguh keterlaluan #indonesia kala itu. Padahal mereka sama lho Nduk, seperti etnis lain di negara kita, mereka itu bekerja, berjuang untuk #indonesia dgn caranya sendiri. Akibatnya apa nduk? Banyak saudara kita di #indonesia yang tertindas. Terkekang hak asasi-nya.
Untungnya mereka tak berjalan sendiri. Beruntunglah kita slalu ada Untung & Selamet. Wakil #indonesia dimana-mana, bhkn di bulan. Kepada pikiran positif, kita berpihak. Seriusnya, Ada Kyai Abdurrahman Wahid yg membela mereka. Ya inilah beliau Nduk. Sosok pemberani yg kuceritakan padamu. #indonesia. Dikala banyak orang terdiam, tak memperdulikan kaum minoritas dan tertindas, beliau bersuara. Keberanian macam ini dibutuhkan #indonesia. Jangan pernah takut ketika engkau benar. Walau nyawa dan waktumu menjadi taruhannya. #indonesia tak butuh orang penakut! Beliau berteman dengan siapa saja di #indonesia bahkan dunia. Tak membedakan apa agamamu, apa etnismu apa pandangan politikmu. Beliau berpihak pada yg benar, minoritas dan tertindas. Inilah salah satu alasan dunia mengaguminya. #indonesia!

Bahkan, beliau menjadi kepala suku kehormatan salah satu suku Indian di Negeri jauh sana, Amerika bukan #indonesia. Aku bahkan percaya, seandainya saja seorang pemimpin bisa di Import, banyak negara ingin mengimport Beliau. #indonesia! Keberpihakan ini adalah yang terbaik sayang. Kemarin kubilang #indonesia beragam. Kita patut bersyukur atas itu semua. Kamu nanti, jangan pernah memperlakukan orang berbeda. Mau hitam, sipit, kriting, mancung, pesek semua sama. #indonesia! Hanya ketaqwaan pada Pencipta kita yang membedakan kita. Selebihnya, urusan manusia itu sama, kalifah dimuka bumi.

Kamu boleh nakal dan menangan. Tapi tetap, hormati siapapun dia. Sikap hormat pada sesama yg akan membuatmu lebh baik. Ini selalu dicontohkan beliau. Bahkan kepada orang yg memusuhinya sepanjang masa, Beliau masih datang di Idul Fitri mereka! Terbayang olehmu? Hanya orang berjiwa besar yang sanggup melakukan itu. Mengalahkan ego dan memenangkan hati nurani. Contoh itu sayang! Jadilah orang dengan jiwa besar walau mungkin kita miskin harta. Jangan berjiwa kerdil. #indonesia!

Ketika dulu menjadi Presiden, Beliau melakukan perjalan paling banyak dibanding presiden lain dlm kurun waktu yang sama. Kita rakyat biasa, akan sangat bahagia jk diperhatikan pemimpin kita kan? Itu yg beliau lakukan. Memberi perhatian pd #indonesia. Bukan untuk pesiar atau memanfaatkan fasilitas negara, tapi demi negara ini. Taukah kamu nduk? Ini pendekatan jenius. Ditemuinya setiap lapisan masyarakat, didengar apa kata mereka dan diserap untuk membuahkan banyak kebijakan.

Setiap Jumat, usai sholat Jumat, beliau menggelar diskusi dengan rakyat. Pemimpin yg baik, pemimpin yg banyak mendengar. Di hari lain pun, dengan umat agama lain juga begitu. Jadi, kala beliau memimpin tidak ada itu pembedaan alias diskriminasi. Itu harus diambil ketika kita mencintai #indonesia sepenuh hati. Sepenuh hati pula menerima apa adanya dia. Cinta itu tak butuh syarat.

Ah, kamu mulai mengerutkan dahi. Ada pertanyaan? Mungkin km bertanya apakah yg baik itu selalu berdampak baik? Atau mungkin kamu bertanya, apakah beliau sesempurna itu? Tanda tanya yang bisa kupahami. Aku senang kamu bereaksi begitu. Kekurangan pasti ada. Tapi coba ingat, ketika kita memilih buah untuk kita petik, apakah kita akan memilih yang rusak? Tentu tidak kan? Kita akan memilih yg baik2 saja. Begitu jg dengan cerita ini. Kita akan ambil yang baik-baik saja untuk #indonesia.

Diskriminasi itu boleh Nduk, tapi hanya dipikiranmu terhadap pikiranmu. Kata orang, filter dalam pikiran. Oya, apa dampak baiknya? #indonesia bicara sayang. Ruang berpikir dan berbeda terbentang luas. Ini sangat indah bukan? Konflik kadang mengikuti dalam situasi itu. Kamu akan bisa memahami nilai konflik klo dah belajar manajemen konflik #indonesia. Walau kadang ada kontroversi, tapi yng penting orang bicara dulu setelah sekian lama bungkam. Tp sialnya #indonesia kadang berlebihan.

Seorang kawan berkomentar, #indonesia biarlah menikmati kebebasannya berfikir & berbicara dulu, dari sana kita bangun ulang negeri. Membangun ulang atau mereformasi tak kan maksimal dr pikiran tertindas. Jadi itu dipilih, membuka ruang berfikir. Kamu komplain lagi? Dulu jaman Bung Karno tidak merdeka, tapi bisa menghasilkan ide luar biasa tentang kemerdekaan #indonesia.

Pramoedya Ananta Toer bisa menghasilkan karya luar biasa ketika dia dikurung! Nduk, sabar. Akan sampai kesana nanti #indonesia. Orang2 tertentu nduk, dikarunia kemampuan beda. Tidak bisa kt sama ratakan. Kemerdekaan #indonesia memberi peluang lebih banyak. Jika kelak kamu jadi pemimpin sayang, tirulah prinsip ini. Dengarkan lebih banyak dan berilah ruang merdeka untuk yg km pimpin #indonesia. Dampaknya luar biasa. Ketika orang merasa dihargai, didengar, ia akan jauh lebih menghargai kamu pemimpinnya.

Dan kamu pun, ketika banyak mendengar, akan banyak ide tak terduga sebagai bahan untukmu mengambil keputusan. Nah, Nduk, hidup sederhana, berani, pantang menyrah, cinta kasih, penghormatan, mendengar dan menyimak. Inti ceritaku padamu. #indonesia. Kelak, Nduk, kamu harus siap mengepalkan tangan dan maju kemuka dengan tetap berfikir dan bersikap merdeka untuk #indonesia. Antusiaslah sayang! Beliau pasti berharap, generasi penerusnya antusias, gembira dan optimis menghadapi hidup! Masa depan cerah bagi generasi yang terus berpegang pada ajaran baik generasi pendahulunya dan tidak takut menghadapi perubahan.

Sekarang, tutup catatan ini, Genduk istirahat. Sinau pelajaran sekolah, kerjakan PR mu. Jangan terlalu nakal, biar #indonesia tidak ganti nama. Terimakasih Kyai Wahid! Terakhir aku menangis, ketika kudengar berita meninggalmu. Twitsku, orang sono bilang, my-2-cents untuk #indonesia.

Ended.
Disaksikan oleh Alissa Wahid.

Senin, 19 Juli 2010

Akan ke Manakah Angin


 Emha Ainun Najib

Where will the wind float
When the sad twilight comes down
To whom do I dedicate the song
In the darkness of fog, longing is endured

Please come Lord, lie at my side
Come down and whisper near my heart
Shackle my whole body and my soul
I want to scream in your embrace

Where will the stream of cloud go
For whom do I close the eyes
Pieces of the moon in waves of a sea
Of twigs: in the heart trembling

Minggu, 18 Juli 2010

JIL : dari Niha dan Udin


Di bawah ini adalah hasil observasi saya bersama teman saya Udin. Kami berdua adalah anak baru gedhe yang mencoba dan ingin sekali berkata-kata… hahaha
Apabila kita tahu, orang-orang Liberalis Islam (tokoh JIL), mereka kebanyakan lahir dari pendidikan di pesantren Nahdhatul Ulama. Orang-orang liberalis ini semacam neo-mu’tazilah kata Udin. Mereka memang dekat sekali dengan NU, namun mereka bukan NU (hanya saja berteman baik…begitulah) Pemikiran-pemikiran mereka cenderung ke arah bebas namun cukup fantastik. Menurutku orang-orang JIL ini baik-baik saja, tapi kebanyakan orang-orang awam menganggap ini aliran Islam yang sesat dan mereka tidak disukai. Tokoh-tokoh JIL seperti Ulil Abshar Abdala maupun Cak Nur (Nurcholis Madjid), mereka lahir dari pendidikan pesantren NU yang ilmu agamanya tak bisa dianggap remeh. Mereka semua ahli dalam hal mengaji kitab kuning, kitab para alim ulama, kitab para salafus shalih. Tokoh-tokoh JIL lainnya kebanyakan cendekiawan muslim yang punya pemikiran cukup bebas mengenai Islam dan pemikiran mereka merupakan pemikiran tingkat tinggi. Jadi orang luar yang menganggap JIL salah itu dikarenakan pemikiran mereka nggak bisa dipahami secara jelas oleh orang luar. Karena itulah orang luar cenderung menganggap JIL ini sesat. Tetapi, perlu diingat, klaim sesat hanya berhak disampaikan oleh Allah SWT.
Ada perbedaan persepsi dan kehendak antara yang pro liberalisme dan yang kontra liberalisme. Dari pihak yang kontra, ada semacam ketakutan-ketakutan aqidah agama jadi ternoda . Dari pihak yang  pro, mereka mengharapkan perkembangan pemikiran islam yang universal. Dari titik itu jadi semakin merumitkan pertentangan di awal tadi.
Alhamdulillah saya memahami orang-orang JIL cenderung lebih memakai hati. Lha gimana, orang hati saya menikmati kok, walau kadang akal saya berkata seharusnya nggak begini atau begitu. Mungkin itu karena saya tak punya dasar cukup karena saya bukan lulusan pesantren. Tapi karena hati yang dihuni Tuhan saya berkata bahwa pemikiran dan karya mereka sungguh indah maka saya terus saja menikmatinya. Dan saya bersyukur karena itu. Saya menganggap Tuhan, Allah-ku, telah membukakan pintu hatiku dengan sangat lebar untuk menerima segala ilmu di dunia ini. Allah sangat memberiku kelapangan dalam segala hal, terutama dalam hal ilmu. Dan saya menerimanya dengan senang hati, karena saya menyukai keindahan.

♥ They Stood by Me


Sewaktu kecil saya mempunyai banyak sekali teman dari berbagai kalangan. Contohnya saja Ahmad Saifudin, Muhammad Aminullah, Mas Affif, dan lain-lain.
Sejak kecil kami dididik layaknya seorang santri, karena kebetulan kami dilahirkan di lingkungan yang dekat dengan pondok pesantren Roudlotus Sholihin. Ahmad Saifudin (Udin) dan Muhammad Aminullah (Amik) adalah anak-anak seorang kyai. Yah maksudnya, bapaknya adalah seorang Mubaligh yang sering ngasih materi di pondok pesantren dekat rumah kami, karena bapak-bapak mereka (Drs. Abdullah Jufri dan Drs. Nawawi Syafi’I, keduanya adalah lulusan UIN SuKa dengan IP Summa Cumlaude!) pandai ngaji kitab. Ilmunya sudah nggak bisa diragukan lagi karena sangat mengacu Al Qur’an dan Hadits dengan dibumbui kitab-kitab maestro para Salafus Shalih sampai ada yg hafal di dalam kepala, dan sudah diakui warga maupun pejabat tokoh NU bahwa mereka layak memberikan kajian dan menyalurkan ilmu kepada para santri pondok. Sedangkan saya dan Mas Affif sendiri bukan anak kyai, namun bapak kami menghendaki kehidupan yang islami (bukan islam arabi, namun lebih ke indonesiawi, hehehe apaan tuh!).
Setamat SD, saya dan Udin kemudian menempuh pendidikan formal umum di luar pondok sufi. Sedangkan Mas Affif dan Amik menempuh pendidikan pondok sufi, sampai sekarang. Mas Affif kuliah di Fakultas Ushuludin UIN SuKa, sedangkan Amik masih sibuk dengan kitab seribu bait, Alfiyah-nya (adduhh, mik! Jangan terlalu mencintai ibuku dooonk! XP). Hehehe keliatannya Amik ini hendak jadi Kyai beneran, meneruskan perjuangan Bapaknya mengelola ponpes Raoudlotus Sholihin. Bisa ditebak donk, di mana itu pondok Amik ini? Yang kebanyakan melahirkan lulusan dengan ilmu Nahwu Shorof terhebat se-Indonesia??? Yak benar sekali, jawabannya adalah ponpes Lirboyo, Kediri. Salah satu Alumni-nya adalah Prof. Dr. Said Aqiel Sirodj yang sekarang menjadi Ketua PBNU Pusat.
Nah, kalau mas Affif, dulu sih sewaktu kecil bilang padaku, “Dek Niha, nanti kalau lulus kita mondok bareng ya di Lirboyo. Belajar Nahwu Shorof biar pinter ngaji kitab. Kan kita bisa sama-sama lagi, bisa berangkat bareng dari rumah.” (auuuaaaahhh so sweeeeettt ^__^). Dengan senang hati mas Affif, tapi apa kita nggak ke Krapyak YasAlMa saja? Kan mas Upid dan mbak Lika sekarang di sana? kujawablah begitu kira-kira. Namun, nasib berkata lain. Mas Affif malah ke Bahrul Ulum Jombang kemudian disusul kak Zaki (temenku yg satunya), dan saya malah ke SMP 1 Delanggu bersama Udin lalu ke SMA 1 Klaten dan akhirnya mendaratlah di Universitas kebanggaan Indonesia, UGM! Yeah, sama sekali tak mengenyam kehidupan pondok. Namun saya masih harus tetap bersyukur untuk semua ini. Bubye Mas Affif… it was nice to have brother like you. Sedih juga berpisah waktu itu, tapi kita sempat berjanji akan melanjutkan kebersamaan kita di surga nanti, semoga saja. Aamiin.
Kemudian Udin, Udin bernasib sama sepertiku. Namun, walau sampai dewasa ini, Udin tetap istiqomah dengan gaya pesantrennya. Gimana enggak, kuliahnya aja di Psikologi dan memilih untuk stay di UIN SuKa. Dan tidak jarang, dialah teman berdiskusiku selama ini tentang agama, dan juga amik. Bila diskusi dengan Udin, biasanya kami hanya via sms saja atau kadang main ke rumah. Kalau bersama Amik, biasanya kami via email atau kadang main ke rumah karena rumah kami sangat bersebelahan. Udin ini, orangnya cenderung keras dan radikal…hahaha eiitt! Jangan samakan dengan Amrozi dkk lhow yeaa. Maksudnya keras orangnya, cara ngomongnya, bukan pemikirannya. Pemikiran-pemikiran Udin masih tetap sama dengan orang-orang NU lainnya, sangat moderat dan lembut. Sama seperti amik dan…saya. Huekekeke lha gimana, kami ini besar di lingkungan Nahdhatul ‘Ulama jeh…! Dan kami bangga akan itu. Hahaha :p
Sewaktu kecil, kami mendalami agama di sekolah yg sama, Madrasah Ibtidaiyyah yayasan Roudlotus Sholihin. Saya cukup pintar lho waktu itu, selalu mendapat ranking 3 besar, rata-ratanya sih rangkin 2. Lha si Udin itu nggak pernah berhasil kucopot gelar juaranya siih, pinteeeerrr banget waktu itu. Apalagi Mas Affif (waktu itu kakak kelasku), nggak ada yg bisa ngalahin dia sejak kelas 1 sampai kelas 5, selaluuuuu juara. Medeni wis pokoke.!
Tahu nggak sih, Mas Affif ini bukan teman Madrasahku karena kelas kami berbeda, dia dua tingkat di atasku. Namun, beliau ini adalah teman mengajiku di tempat Mbah Salami. Mengaji Qur’an dan Tajwid biasa, bukan Qira’ah. Tiap habis Dzuhur kami berangkat bareng dan mengaji bergantian. Dan itu berjalan sampai 5 tahun sejak saya TK. Selain itu juga teman menghafal Juz ‘Amma waktu itu. Hebat sekali, dia bisa menghafal surat An-Naba’ dalam waktu beberapa jam saja. Ngafalinnya dimana coba? Di kebon belakang rumah bersama saya sambil bermain tanah, hahahaha. Teruuuuuuuussss mengulang-ulang surat An-Naba’ dan beberapa menit hafal, setelah beberapa jam canggih melagukannya. Hebat! Saya jadi berpikir, ini orang seharusnya ngafalin Qur’an aja sejak kecil, pasti sudah dapat beberapa Juz kalau lulus SD. Tapi mas Affif nggak mau, katanya takut. Hmm saya mengerti kok mas.
Mas Affif-lah yang mengajariku segalanya tentang adab membaca Qur’an, gimana tajwid yang benar, gimana kecepatan membaca Al-Qur’an agar enak didengar orang, gimana menghargai orang tua. Dia ini anak kecil namun sholat 5 waktunya selalu di masjid, dan nggak pernah absen 5 kali masuk masjid dalam sehari. Itu dilakukannya sejak kelas 1 SD. Beliau sangat hormat sekali pada orang tua-orang tua dan selalu berbahasa krama. Saya bangga menjadi adik kesayangannya. Dulu saya sering digoda hendak ditinggal pergi dan kemudian saya menangis sejadi-jadinya, main kasti bareng teman-teman rumah lainnya juga. Bersepeda santai sehabis shubuh sampai jauh di hari libur. Saat dia pergi, mondok pesantren ke jombang, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sejak saat itulah saya mengurung diri dan nggak pernah keluar rumah kecuali kalau diajak bermain udin maupun teman lainnya. Suram. (….jadi kaya di film-film, bukan? :D)
Temanku yang multitalenta tuh ya si Udin itu, dia adalah Maestro penulis Kaligrafi (Khot) di Batur. Nggak ada yang bisa ngalahin Udin, tulisannya indah banget. Pakai pensil maupun bolpoint apa saja pasti tulisannya mendapat pujian. Bahkan, pernah waktu itu ditawari buat ngelukis tembok masjid dengan tulisan berbagai macam Khot…atau malah ngukir ya, bukan nulis, aku agak lupa. Trus juga pernah membuatkanku tulisan Khot berisi hadits-hadits sebuku tulisan penuh, FULL! Bukunya dibuat sendiri pakai kertas HVS banyak banget dijilid lalu disampulin pakai kertas kado… Apa nggak capeeek gitu yah? Katanya sebagai hadiah sih. Hehehe… sampai sekarang masih ada, makasih Udin! Sering juga membuatkanku sebuah tulisan Nihayatul Karimah dengan berbagai macam khot dengan berbagai macam kertas dan tinta. Tulisan khot-ku waktu itu sedikit di bawah Udin sih, lebih bagus daripada Amik yang jelas. Ahahahah piss, Am! Udin ini memang suka sekali memberikanku hadiah, pas lulus SD aku diberinya kaset Sherina yang album “My Life”. Wow, senang sekali… sampai sekarang aku masih suka memutarnya bila di rumah. J
Selain jago nulis Khot, Udin juga jago Murattal. Hebat dah pokoknya. Kalau Amik, ini jago nggambar. Pas Ada lomba nggambar masjid se-karesidenan Surakarta, dialah juara satunya. Saya sendiri waktu itu mengikuti lomba cerdas cermat se-karesidenan Surakarta, dan mendapat juara 3 besarlah pokoknya, juara 2. Hehehhe, mau nggak mau para ustadz dan ustadzah mengakui kedalaman berfikirku tentang pengetahuan akan Islam, karena saya sangat suka membaca. Apa pun saya baca, baik itu fiqh, tajwid, hadits, nahwu, shorof, akhlaq, tafsir, tarikh… apalagi yaaa lupa. Pokoknya waktu itu saya jagonya cerdas cermat. Dan ilmu-ilmu seperti itu, setelah sekian lama berjalannya waktu agak terlupakan dari ingatan karena sekarang ini lebih banyak memusatkan pikiran ke dunia pengobatan. Hehehe, tapi tentu saja bila saya sedang perlu dan sedang ingin mengingatnya saya masih suka mempelajarinya kembali.
Itulah mengapa saya seringkali kangen sekali dengan kebersamaan dulu, dengan ilmu-ilmu itu, dengan beragam lagu-lagu shalawat, marawis timur-tengah yang sering kami nyanyikan dulu bersama-sama. Kali menyebutnya lagu-lagu pondok… karena hanya di pondoklah lagu-lagu itu kami peroleh, kami pelajari, dan kami perdengarkan. Lagu-lagunya terasa lembut di hati dan telinga kami. Seperti sudah menyatu dengan jiwa kami. Suara-suara indah santri-santri itu saat menyanyikannya… menggetarkan jiwa. Itulah mengapa saya sekarang ini tak bisa lepas dari pengembangan ilmu-ilmu Islam masa sekarang, seakan-akan saya tengah sedang melanjutkan apa yang saya tempuh di waktu kecil dulu. Indah sekali masa kecilku…
Mereka semua adalah teman-temanku yang terhebat dalam hal ilmu. Tiada duanya.

Sabtu, 17 Juli 2010

Iman Itu idah.

Pagi ini, di hari Sabtu saya kembali memperoleh pelajaran Tauhid. Seperti biasa Bapak Hanafi menyalakan speaker me-replay DVD pengajian al-Hikam Ibnu Athaillah,  dari salah seorang kyai dari ponpes Bahrul Ulum Jombang sana. Dan seperti biasa, saya sedikit mendengarkan sayup-sayup dari kamar di bawah selimut karena tiap pagi saya selalu merasa kedinginan karena penyakit alergi. Ini ada sedikit yang aku tangkap dan mememorikannya kemudian bisa aku tulis di sini. Semoga bermanfaat.
 
Bismillahirrahmanirrahiim. Alfatihah…
 
Iman itu indah. Dan sebenar-benarnya keindahan iman itu akan terasa salah satunya  bila kita tidak terusik oleh segala perbedaan yang ada di dunia ini.
Janganlah menebangi pohon, jangan merusak gereja dan vihara orang-orang untuk mereka beribadah. Apa hak kita melakukannya? Tidak ada, sungguh kita tidak punya hak melakukannya.
 
Biar saja orang-orang melakukan segala sesuatu menurut kepercayaan dan keyakinannya masing-masing asal tak mengganggu, melarang,  dan membatasi kita. Orang mau berkata apa terserah, bahkan orang mau bertindak atau berbuat apa terserah. Sungguh Tuhan tidak perlu dibela dengan kita melakukan semua itu. Kita hanya perlu membela bagaimana agar kita bisa bebas berekspresi dalam beribadah kepada-Nya di dunia ini. Kita baru boleh melawan bila kebebasan berekspresi dalam beribadah kita dilarang dan dibatasi oleh orang lain.
Mengapa demikian? Karena Tuhan sudah berfirman bahwasannya kebenaran dan kesesatan itu sudah nyata adanya, sudah nyata bagi kaum yang mau berfikir. Hanya mereka yang diberi rahmat dan hidayah-Nya yang mampu melihat kebenaran dan kesesatan itu adalah beda dan bagaimana bedanya. Dan hanya orang-orang yg dikehendaki-Nya yang memperoleh kelebihan itu. Itulah mengapa setiap manusia diberi akal dan hati, untuk menyerap segala yang ada, untuk kita belajar sesungguhnya. Seperti filosofi lebah yang menghisap madu dari berbagai macam bunga, namun yang keluar darinya adalah madu yang bermanfaat. Kita dapat menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai "sebuah" guru. Hukum alam saja tidak mebatasi, mengapa kita membatasi diri dan kemudian berfikiran sempit?
 
Mengapa? Apakah Tuhan pilih kasih? Tentu tidak. Justru Tuhan menciptakan segala perbedaan di dunia ini karena kebesaran rahmat-Nya bagi makhluk semesta alam.
Jadi, mengapa kita mempersoalkan perbedaan? Inilah latar belakang mengapa umat islam harus bersikap toleransi. Karena sekarang banyak yang mempersoalkan, apakah toleransi berarti pluralisme? Saya sendiri lebih suka mengartikan pluralisme sebagai “melepas formalisme beragama saat kita bercampur dan bergaul dengan mereka yang berbeda agama”, karena kita adalah sama-sama makhluk Tuhan yang dikasihi-Nya.
 
Seharusnya perbedaan keyakinan tak menjadi persoalan, sama halnya dengan perbedaan budaya antar umat manusia tak menjadi persoalan. Karena ini penting bagi kita umat manusia untuk bisa bersatu membangun peradaban dunia yang lebih maju. Kita tak perlu risih dengan adanya perbedaan. Tak mungkin peradaban di dunia ini maju hanya diprakarsai oleh satu agama saja, misal, oleh agama Islam sahaja. Lha wong dunia ini ditempati oleh macam-macam manusia dari berbagai latar belakang kok yaa…
 
Coba dan mari kita tengok,
Sekarang ini kita dirisaukan oleh orang-orang yang sibuk ingin menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam. Apabila itu terjadi, lalu bagaiamana nasib orang-orang yang bukan Islam? Apa mereka disuruh pergi dari Tanah Air Tumpah Darah-nya sendiri? Tak akan mungkin itu terjadi. Waktu Zaman Rasulullah saja tidak ada kok yang namanya Negara Islam. Kita mau membangun Negara Islam darimana? Zaman Rasulullah itu adanya Negara Madinah. Di sana hiduplah bermacam-macam manusia dari berbagai etnis dan kalangan. Orang Yahudi banyak, orang Protestan juga banyak, Orang Tiongkok pun melakukan transaksi berdagang di sana dan tak merasa tak nyaman.
 
Jadi, janganlah kita merasa terganggu dengan cemooh yang tidak penting yang terlontarkan dari mulut-mulut orang-orang bodoh, dari mereka yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan. Sesungguhnya mereka hidup tidak menggunakan akal dan hati mereka. Mata dan telinga mereka terbuka namun tertutup oleh penyakit hati. Tidak ada gunanya, menghabiskan waktu saja.
 
Biarkan hati kita dipenuhi oleh iman yang indah, yang Allah anugerahkan kepada kita dengan penuh kasih sayang. ….lillahita’ala. Karena sesungguhnya, kebenaran dan kesesatan itu sudah nyata bagi mereka yang mau berfikir. Dengan begitu, segala yang kita lakukan natinya akan menjadi indah, tidak hanya bila dilihat dari kacamata sendiri melainkan juga dari kacamata orang-orang yang berbeda dari kita. Dan keindahan yang kita lakukan akan dapat membangun peradaban umat manusia yang selama ini kita impikan menjadi nyata, tidak seperti sekarang ini. Peradaban yang baik itu adalah yang mampu menjadikan dunia ini lebih baik. Betapa pentingnya peradaban seperti itu bagi dunia dan seisinya, bagi generasi penerus selanjutnya.
 
Intinya, persatuan dan kesatuan itu adalah sebagian dari iman.