Jumat, 14 November 2008

Sumpah Mahasiswa Indonesia

aku perempuan...
yang mempunyai brain yang sama dengan laki-laki.
Brain yang berat, besar, dan isinya pun sama.
Perempuan itu tidak boleh hanya menguasai satu bidang..

Aku adalah seorang mahasiswi.
Mahasiswi yang nggak boleh hanya bisa meramu obat saja, hanya menjadi seorang farmasis yang pasif, yang tiap hari hanya bisa berinteraksi dengan tabung erlenmeyer saja.
Masyarakat perlu aku nanti...
Ya. Aku yakin mereka begitu membutuhkan aku dan nanti aku akan berinteraksi dengan mereka.
Perempuan harus bisa berbicara lantang, tegas dan elegance.
Perempuan harus cerdas, bisa mengoptimalkan otak kanan, otak kiri, dan hati.
Itulah PEKA.
Kunci kecerdasan adalah kepekaan.
Tapi saat ini aku ingin beri tahu bahwa...
Aku malu.
Aku malu kuliah di UGM.
Bangga?
Iya.
Tapi sekarang rasa maluku pada mereka mengalahkan bangga ini.
Kuliah itu mahal bukan... nggak banyak orang yang bisa kaya aku gini.
Apalagi di UGM.
Miris aku mengingat anak jalanan di perempatan selokan mataram. Ato kisah keluarga di rumah gerobak.
Tapi saya sudah berdiri disini, di kampus tempat para intelektual mengasah diri dengan ilmu.
Ilmu yang mahal aku dapatkan. Dengan berat dan payahnya.

Tapi... Kenapa saya disini masih saja nggak bisa apa-apa?!

Banyak ketidakadilan disini.
Banyak yang ingin menimba ilmu di kampus ini, orang-orang di luar sana.., yang cerdas.
Mereka pintar seperti kita.
UGM itu kampus rakyat.
seharusnya banyak anak petani, anak tukang kebun yang notabene cerdas.... bisa masuk sini!
dan tentunya bisa jadi teman seperjuanganku..

Cerdas itu peduli.
Sumpah Mahasiswa Indonesia,
"
Kami putra-putri Indonesia bersumpah akan terus berjuang dan berkarya dengan segala daya demi terciptanya Indonesia yang berdaulat dan sejahtera sebagai bakti kami kepada negeri" _Konferensi Mahasiswa Indonesia, 27 Oktober 2008_