Senin, 27 Maret 2017

A Gift



Perempuan itu.. harus memiliki keberanian.

Kalau saya bertanya ke diri saya sendiri, apakah saya memiliki cuku keberanian dalam menaklukkan tantangan yang datang ke kehidupan saya? Lalu saya jawab sendiri, kadang iya kadang tidak tanpa saya bisa menghitung persentasenya.

Sewaktu memutuskan kapan saya harus membeli tiket pulang ke Indonesia, kembali ke pangkuan keluarga saya, saya menilainya sebagai suatu keberanian. Memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang Ph.D adalah keberanian lain namun tidak mungkin saya lakukan saat itu juga. Saya memutuskan untuk pulang, memulai hidup baru bersama suami saya, ke kota yang tidak bisa dibilang nyaman kondisinya, yang saya tidak tahu apa yang akan saya kerjakan di sana. Satu-satunya modal adalah sebuah keyakinan dan keberanian. Kehidupan bersama keluarga adalah sebuah pengabdian dan ibadah. Menjadi seorang istri dan anak adalah perjuangan. Perjuangan tidak melulu saya artikan bagi masyarakat banyak. Namun prinsip saya, membahagiakan keluarga adalah juga perjuangan.

Kini saya dituntut untuk memiliki keberanian berikutnya, yaitu menjadi seorang ibu. 

Yes, I’m about to be a mother this year, insyaAllah. It’s been 21 weeks of pregnancy and I am still amazed by how God grows a baby inside my womb. Not only are my cells growing, but also a baby. The baby is growing so fast that one day I found the bump become bigger and bigger.
Waktu itu, ketika kehamilan mencapai 7 minggu aku datang ke dokter kandungan di sebuah klinik di Jogja untuk melakukan USG pertama kalinya. Sudah 3 minggu saya menunggu dengan tidak sabar bahwa apa benar saya hamil. Karena saya di Jogja, dan suami saya di Jakarta, saya tidak diantar oleh suami melainkan oleh kakak saya yang juga sedang hamil 8 bulan. Pertama kali tahu saya hamil ketika kehamilan umur 4 minggu, namun itu usia kehamilan yang masih tidak terdeteksi oleh USG biasa. Di Jogja, ketika dokter menyatakan bahwa ada janin di dalam rahim saya, saya merasa bahagia. Lebih-lebih ketika melihat detak jantungnya dan janin saya bergerak-gerak bebas, I felt that God is great, for sure. He is the one who creates a growing baby: from cell to tissue to organ to organism, and becomes a whole human. Until now 21 weeks, I feel its move every minute, sometimes every hour, inside my womb. It makes me so much happy. I talk to my baby a lot and I feel the response as well. This is the time of our half journey before giving birth. Now, I am not alone anymore because I carry my baby everywhere. My baby is my companion. When I am happy, my baby is happy. When I am sad, my baby might be also sad. So, I am trying to be happy all the time. I am trying to be a good mother, a better one day by day. I learn how to be a good mother and a good wife. My husband is also very good in taking care of us. He gives us his best effort every time we are in need. He talks to our baby like our baby has been in his hand.

Time goes by so fast, I am sure that I will miss this pregnancy period because I will give birth so soon. We need to prepare everything to welcome our baby peacefully and I am still learning about it.

Aku masih perlu mengumpulkan keberanian untuk menghadapi rasa sakit saat melahirkan nanti. I want to experience a gentle birth. Mohon doanya ya..