Rabu, 30 Juni 2010

My Thanksgiving


I’D LIKE TO THANK MOM AND DAD, FOR GENEROSITY AND HOSPITALITY...

Akhirnya usai sudah ujian akhir semester IV ini, walau dilalui dengan langkah-langkah yang tidak gampang, sangat gontai, sampai akhirlah juga.
Dan kali ini giliran saya menghabiskan waktu di rumah, my hometown at home sweet home, rumah Bapak Hanafi dan Ibu Alfiah (baca : AlfiHan). Seneeeeeeeng banget rasanya bisa kembali ke rumah, apalagi suasana rumah waktu itu rasanya sungguh nyaman, bagai surga dunia (saya). Sudah 2 minggu saya nggak pulang. Inilah surga dunia pertamaku,  sewaktu memasuki rumah, disambutlah dengan sebuah senyuman yang sangat berharga bagi saya, itu adalah senyuman ibu.  Senyuman tanda bahagia yang sangat kukenal. Tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat ibu tersenyum. Lalu, sewaktu bapak datang entah darimana dan kemudian melihat saya, beliau menyapa “mulih tho nduk? Prei?”. “Nggih, Pak.” Jawabku singkat.
Hari pertama di rumah (kaya cerita lagi liburan di kota besar di luar negeri aja ya! Haha), saya tidur, lamaaaa. Sorenya bangun, dan bicaralah ibu, “mumpung prei ayo nyang mesjid, kae mukenane wis tak siapke nduk”. Bagiku… tak masalah sholat di masjid, orang kalau liburan aku suka sholat petang di masjid. Yeah, salah satu mukena warisan ibu yang dipakainya sewaktu mengunjungi tanah suci dulu, masih wangi kupakai, kuambil beserta sajadah warna emas kegedean yang sudah disiapkan ibu di tempat sholat. Di rumah aku sangat tertib, sholatku selalu tepat waktu. Tak lain dan tak bukan karena pengawasan dari bapak sangat ketat. Kalau terlambat sedikit saja, aku bisa kena sindiran maut. Sindiran yang lebih menyakitkan daripada cambukan tali malaikat penyiksa kubur. Dan aku nggak mau bapak menyindirku. Makanya aku selalu tertib kalau urusan ibadah di rumah. Sangaaat disiplin. Bahkan waktu mengaji pun selalu tak pernah absen. Karena bapak menghendaki, rumahnya selalu terdengarkan senandung Al Qur’an. Jadi tiap ba’da maghrib dan shubuh, aku dan ibu selalu mengaji. Trus tiap pagi bapak juga tak pernah absen menyalakan hapenya yang dihubungkan dengan speaker eksternal untuk menyetel marawis2 kesukaannya. Berasa hidup di pondok adjah!:D
Nah, kini kuceritakan sewaktu aku pergi ke masjid ya. Selama aku di rumah, tiap aku ke masjid, aku heran sama orang-orang. Mereka melihatku bagai melihat artis ibukota datang. Yeah! Nggak bohong dah! You count on me! Sampai-sampai sehabis salam aku ditanya oleh orang-orang sekitarku, “Meniki putrine sinten nggih??”. Kujawab saja, “Hanafi ingkang ragil, name kulo Niha”. “owalaaaahhh Hanafi tho”. Dan mereka menatapku dengan tatapan tak percaya. Dan pertanyaan seperti itu, selalu menyambutku tiap habis salam tiap aku sholat di masjid. Oh Tuhan… apa wajahku ini tiap hari berganti rupa yha?? Kok mereka sulit sekali mengenalku. Hhggghh… yeah maklum, aku memang jarang keluar rumah kalau sedang di rumah. Dikiranya, pak Hanafi itu Cuma punya 4 anak doank. Gimana lagi, di luar rumah itu panas, polusi, suara bising, dan sepi orang. Kan jadi males… bwkakaka!
Yang aku suka kalau aku pergi ke masjid adalah, aku bisa melihat-lihat rumahnya mas Afif dan nduk Fani, mantan teman masa kecilku dulu. Rumah yang selalu terlihat horror. Kemudian sesaat mengenang apa-apa yang ada di masa kecilku dulu, bersama mereka tentu saja. Jalan yang aku lewati adalah jalan dimana aku bermain-main dengan mereka seharian, bahkan sampai malam menjelang sampai dimarahi ibu nggak boleh masuk rumah. Kenangan kenangan kenangan, sudahlah.
*kembali ke laptop*
Kemudian sewaktu di rumah, aku mempunyai kantor baru. Yak! Kantor saya adalah di loteng deket genteng. Di sana aku membawa serta karpet dan peralatan kantor (baca: entertainment utilities) dan bermain-main dengannya. Saya sering ditemani seekor kucing lucu. Biasanya saya ngantor sehabis Isya sepulang dari masjid. Apa yang saya kerjakan? Karena di rumah nggak ada kerjaan dan berhubung sedang libur juga saya Cuma main-main dengan beberapa web baru hasil temuan saya dan beberapa teman-teman. Eeeiiitt rahasia web apa. Dikira promosi ntar. Pokoknya sibuk dengan dunia mayalah. Saat saya ngantor, selain kucing, saya juga sering ditemani  hamparan langit  yang sempurna dengan hiasaan bulan purnamanya, dengan gemerlap bintangnya, mencoba bermain mata, dan menemukan segalanya yang indah dan berguna dari sana. Alhamdulillah selama saya di rumah hujan tak pernah turun saat malam. Thanks God for those perfect circumstances. Don’t you know, I’m a Stars and Planets lover. Betapa saat itu saya ingin mempunyai teleskop. Saya berencana akan membuat teleskop suatu hari nanti agar dapat melihat komet-komet maupun Pluto. Atau… adakah yang mau memberi atau membuatkan saya?? Dengan senang hati lhow yeaa \(^,^)
Betapa saya di rumah merasa sangat dimanja bapak dan ibu. Gimana enggak! Setiba di rumah langsung dibuatkan teh anget kesukaan saya, dibelikan makanan enak, baksonya lek Tarno. Dimulai dari sinilah sel beta pankreas saya bekerja keras memproduksi insulin besar-besaran. Gen-gen yang mengekspresikan insulin di tubuh saya pastilah memerlukan sebuah enhancer dengan kekuatan super. Untunglah pancreas saya masih terasa baik-baik saja dan tak kurang suatu apa. Selama 3 hari di rumah, ibu tak pernah surut semangat membuatkanku aneka macam makanan-minuman berkadar gula tinggi. Saya tak pernah sempat melakukan pengenceran dengan banyak-banyak minum air putih soalnya tanpa minum air putih saja lambungku sudah sangat kembung. Hadewh!
Tetapi alhamdulillah, aku menikmatinya…
Di rumah, tiap aku mau nonton bola, nggak pernah bisa. Tivi jadul kesayangan bapak selalu dipakainya buat nonton berita. Jadilah aku selalu balik ke kamar tiap habis ngantor. Kemudian menunggu waktu sampai aku tertidur. Dan jadilah aku selalu tidur tepat waktu. Betapa disiplin dan teraturnya kan hidupku di rumah.
Aku menikmatinya…
Sewaktu aku memberitahu ibu kalau senin aku mau balik lagi ke kota Jogja, ibu bertanya “Mbak Niha? Arep bali? Jarene prei nduk?”, kujawablah “Inggih bu’, badhe ngurus surat-surat beasiswa wonten kampus”. Sebenarnya Bapak Ibu menyuruhku untuk liburan ke Pare, Kediri lagi agar bisa berbahasa asing dengan lancar. Tapi kuberitahukan kalau aku harus ikut remedi dan nggak bisa libur dengan leluasa, karena nilaiku yang kupikir kurang memuaskan.
Aku balik Jogja sewaktu Bapak Ibu pergi ke acara resepsi pernikahan di gedung Al-Mabrur RSI Klaten sana. Jadilah rumahku yang sepi sendiri kutinggalkan.

Minggu, 27 Juni 2010

For You


Jamie Elizabeth Sullivan
-A Walk to Remember-

Sabtu, 19 Juni 2010

Review “Sintesis Biomimetika”


….apa itu?
Sintesis laboratories yang prosesnya meniru proses-proses di dalam sistem biologis (Biosintesis) is called sintesis biomimetika. Tujuan dari sintesis ini adalah untuk menghasilkan produk biomimetika, yaitu, suatu molekul organik yang didesain sedemikian rupa, sehingga mempunyai sifat-sifat/aktivitas yang identik/sama dengan molekul-molekul yang ada di dalam makhluk hidup.
Biosintesis sendiri merupakan proses sintesis yang terjadi dalam sistem biologis dengan cirri khas dikatalisis oleh suatu bioaktif (enzim).
Perbedaan antara biosintesis dengan sintesis laboratories adalah :
Di dalam tubuh
Di laboratorium
·         Melibatkan enzim (reaksi enzimatik)
·         Semua reaksi berlangsung pada suhu 37°C
·         Berlangsung dalam media berair
·         Reaksi umumnya berlangsung pada suhu tinggi (>60°C)
·         Berlangsung dalam media solven organik

Enzim yang digunakan dalam biosintesis merupakan suatu biokatalis. Dapat berupa makromolekul protein yang besar, yang dalam bekerjanya dibantu oleh koenzim dan kofaktor (berupa logam-logam). Hal ini mengakibatkan proses biosintesis dapat berjalan efektif, efisien, berlangsung pada suhu tubuh, dan bersifat stereospesifik. Biosintesis bersifat stereospesifik karena enzim yang mengakatalisis proses dapat terlipat (folded) dalam pola-pola tertentu, sehingga produk yang dihasilkan dapat stereospesifik.
Biosintesis dapat berlangsung pada suhu tubuh (37°C) karena
Sintesis laboratories berlangsung pada suhu tinggi (>60°C) karena
Enzim yang mengkatalisis dibantu oleh koenzim, yang mana struktur koenzim melibatkan atom-atom sulfur dan fosfor dan beberapa logam-logam transisi yang dalam tabel Mendeleyef berada pada baris kedua (2nd row element).
Jika:
Jari-jari atomnya makin panjang
maka :
Jangkauan (awan) elektron makin jauh
 
dan, Makin reaktif sebagai nukleofil
Melibatkan senyawa dengan atom-atom pada baris pertama dalam sistem Mendeleyef (1st row  element).
Jika:
Jari-jari atomnya pendek
maka :
 
Jangkauan (awan) elektron sempit
 
dan, Kurang reaktif sebagai nukleofil
Contoh: Asetil Ko-A dan Malonil Ko-A yang merupakan tioester (mempunyai atom Sulfur yang merupakan 2nd row element)
Contoh: Etil Asetat dan Etil Malonat yang merupakan suatu ester (mempunyai atom Oksigen yang merupakan 1st row  element)

Kita dapat mengambil contoh sintesis biomimetik:
1.       Sintesis Hemoglobin yang mana 4 pirolik ring system-nya (Porfirin) dibuat menjadi berpagar. Kita tahu, hemoglobin asli dapat mengikat O2 secara reversibel dan mengikat CO2 secara irreversibel (membahayakan tubuh). Dengan membuat porfirin berpagar, diharapkan bisa membuat hemoglobin tiruan dengan aktivitas sama atau bahkan  bisa reversibel dalam mengikat CO2. Namun pada kenyataannya, porfirin berpagar ini larut dalam cairan tubuh. Dalam mengambil dan melepaskan O2 belum bisa seefektif hemoglobin (jumlah O2 yang bisa diambil belum sebanyak yang diambil hemoglobin). Jadi, hal ini masih dikembangkan.

2.       Sintesis biomimetika progesterone, yang mana merupakan follow up dari eksperimen Johnson. Sebelumnya Johnson telah mensintesis cincin bisiklik dan cincin trisiklik dari suatu ester berpolien. Akan tetapi produk yang dihasilkan mempunyai rendemen rendah dan terbentuk banyak pengotor. Sehingga dicarilah solusinya, yaitu : harus ada factor yang mampu menstabilkan konformasi dari polien tersebut, harus ada gugus yang memacu siklisasi yang berupa nukleofil kuat, dan asam yang digunakan harus selunak mungkin dan cukup selektif (mampu memberikan proton dan tidak mengoksidasi).

Sehingga pada biomimetika progesterone, dilibatkan:
a.       Gugus asetilena, sebagai nukleofil kuat untuk memacu proses siklisasi, dan juga menghentikan siklisasi.
b.      Cincin siklopentanoid, untuk menstabilkan  konformasi dari triena dan sebagai cincin A pada progesterone. Karena struktur siklopentanoid yang rigid dapat digunakan sebagai pengganti enzim yang akan menurunkan derajat kebebasan sehingga bisa menstabilkan konformasi poliena. Hal ini sesuai solusi Johnson di atas.

Source : Kuliah Sintesis Organik, 31052010

Selasa, 01 Juni 2010

Hujan Bulan Juni - SDD



performed by Ari - Reda
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
I say :
It smells like rain, filling the air before the first drops break in quiet splashes on the river.
Rain…
Rain…
And Rain…
I often make my words off.
And let all be certain such silent.
Perhaps, dialogue between rain and SDD was representing my voice to him.