Kamis, 12 Juni 2008

Bahagia itu seperti ini…

Hari ini aku merasa sangat bahagia.

Tadi pagi habis bangun tidur aku merasa sangat bugar (padahaL ga pernah olahraga…!).

Aku sarapan nasi goreng buatan ibu (yang rasanya nyam…nyam…nyam…terlezat buatku).

Aku rasa segala macam masakan ibu aku doyan. Cocok aja sama lidahku...,

Saat sarapan itu tiba-tiba ibu buatin teh manis, hangat, itu kegemaranku.

Ibu tau aja yang aku suka. Waktu aku kecil, apabila nangis dan lagi marah nggak ketulung

obatnya Cuma makan disuapi sama dibuatin teh kaya gitu tadi.

Dalam hati aku bersyukur masih mempunyai ibu, (yang slalu memohonkan kebaikan untukku…)

Celaka kalau aku sampai durhaka dan tidak bisa jadi anak sholehah.

Habis sarapan aku memutuskan mencuci sepeda motorku di depan rumah.

Saat aku mencucinya, aku bertemu tetangga-tetanggaku. Mereka seperti baru ngeliat aku aja

di kampung ini. Iya sih, aku emang jarang keluar rumah. Paling-paling ke masjid

sholat maghrib sama isya’. Sebenere aku pingin ikut kegiatan-kegiatan di kampung,

seperti jamaro, barzanji, sema’an al Qur’an hafidz dan hafidzoh, pengajian, dll. Tapi kok

kaya gak ada teman sebaya yang bisa diajak turut serta. Emang, hidup tanpa teman itu susah.

Bukannya aku nggak punya teman sih, tapi yang sebaya sama aku ini pada merantau

keluar kota nyari ilmu Allah, alias mondok di ponpes. Huhhh..., aku emang yang paling beda di sini.

Sekolah di sekolah umum. Ha8…

Tapi nggak masalah. Toh fisika, kimia, biologi juga ilmu Allah.

Alam raya ini di ciptakan oleh Allah tentu juga dengan perhitungan matematis.

Yang luar biasa dahsyat tentunya. Allah Maha Besar…!

Kembali pada aku nyuci motor tadi. Yang paling membuatku bahagia adalah

saat salah seorang tetanggaku namanya mas Anwar Kirom tersenyum dan menyapaku.

Sapaan dengan canda khasnya. Betapa bangga aku disapa olehnya.

Beliau adalah guru ngaji fiqihku sewaktu di madrasah dulu, ustadz. Mungkin udah bisa disebut kyai.

Yang aku suka dari sosoknya adalah beliau itu sebenarnya kaya raya, tapi penampilannya

begitu sederhana. Rendah hati, ya, itu kata yang tepat buatnya. Beliau hidup

dengan sangat menegakkan hukum islam. Keluarganya sungguh sangat islami.

istrinya seorang wanita yang sholehah, hafidzoh yang sangat hebat.

aku mengagumi semua itu.

Salah 1 yang paling aku inginkan hidup di dunia ini

dapat menjalin silaturrahmi/dekat dengan cendekiawan agama.

Pikirku, dengan begitu hidupku akan terkontrol,

dapat mengikuti jalan hidup mereka ke surga

Tidak ada komentar: