Ini adalah apa yang aku alami ramadhan tahun lalu.baru aku tulis karena memang ramadhan tahun ini mengingatkanku akan setahu lalu, dimana aku lum punya site ini…
Dulu aku sama anak-anak ‘nick furry’ (kelasku 3E essade) buka bersama di lumintu janti. Pulangnya tuh, aku sama teman2 akrab dulu sebanyak sembilan orang, sebut aja novita, ipah, indri, tyo, yoga, q-junc ryan, dimas, sama meiga memutuskan untuk ngabuburit ke Solo. Padahal jam udah menujukkan pukul delapan. Aku sama novita berpikir empat kali untuk… ikut nggak yaaa. Tapi karena kami emang berniat untuk mabit di rumahe ipah (mengulang kebiasaan pas SMP doeloelah), jadi ya yaudah, apa salahnya nyari pengalaman ke solo malem hari (lebih tepatnya kabur ke solo kali ya). Keputusan yang gila. Yaiya donk gimana nggak, kami nggak dan lum pernah kaya gini kaya orang tersesat dan nggak tau deeh dibilang perempuan kaya apalah. Lebih gila lagi ipah. Masakan untuk dolan ngabuburit malem2 dia telfon bapaknya, minta ijin lagi. Ya jelas donk nggak diijinin. Tapi dengan rayuannya yang emang kita2 akui canggih, akhirnya diijinin. Trimakasih bapak santosa (bapake iPah).
Kami memutuskan destination pertama ke stadion Manahan.. dan itu sudah jam 9 malam. Nggak apa2 kata kami bareng2. Kami lewat pakis dan solo baru, menyeberang boulevard. Wah sungguh kompak nian sih, asal tau aja kami emang dari dulu kompak dan erat kekeluargaannya. Sampai stadion Manahan kami berhenti buat melihat-lihat solo di malam hari, khas memang, lalu pesan tempat di angkringan menggelar tikar dan duduk bersila minum kopi susu serta sate ayam, yummy! Lalu ngobrolin segala macem uneg2, pengalaman, serta kisah klasik untuk masa depan. wHeaizzs!
Waktu itu lagu yang seharusnya untuk yogyakarta diubah suasana jadi kami waktu itu… “…bersama kalian lagi, ada setangkup haru dalam rindu, masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku …penuh selaksa makna, terhanyut aku akan nostalgia, seiring laraku kehilanganmu…”
Tak terasa jam menunjukkan pukul setengah dua belas, weh dah malem banget. Aku, nopik, ipah gak percaya kami bertelantar sendiri di
Pak tukang yoang nambal ban ternyata juga panatik bola ikut nonton ke dalem, yalah, gimana toh ini? Heran deh aku….
Sampai rumah ipah jam setengah satu lebih dikit disambut bapak ibuk santosa dengan kerut kesabaran yang sudah aku kenal. Ditanyai segala macem bla bla bla… dijawab oleh sang anak dan kami selaku erroris sampai… terlelaaap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar