Minggu, 17 April 2011

What Can I Do?

Lagi-lagi judulnya berupa tanda tanya. Apa gara-gara karena sedang maraknya film "?"-nya Hanung Bramantyo? hahaha.. Tentu tidak. Selama sekian hari mungkin blog ini akan penuh dengan tulisan yang berkesan introspeksi. Tapi kali ini aku menulis tentang topik umum, kok. Sama sekali bukan maksud untuk menonjolkan pencitraan diri di dunia maya ini.

Selama ini aku telah banyak mengetahui sesuatu, selepas aku mengetahuinya seharusnya otakku bisa memproses sesuatu yang menakjubkan, seharusnyalah simpul-simpul sarafku bekerja menyalurkan listrik-listrik sebagai respon atas apa yang telah kuketahui dengan menggerakkan hati yang telah senantiasa dibersihkan dari kotoran dan karat-karat, dan pada akhirnya menggerakkan anggota gerakku untuk melakukan sesuatu.
Seharusnya itulah yang terjadi. Semakin banyak input maka semakin banyak output, apalagi untuk urusan seperti ini... output itu pasti menjadi hal yang wajib.

Tapi kenapa aku masih diam saja? Apakah ada sesuatu di dalam diriku yang kurang peka? Sudahkah aku menjadi manusia yang sebenarnya, sesuai yang dimaksudkan Tuhanku menciptakanku? Sudah tepatkan apa yang telah kulakukan?
Rasa-rasanya sedih sekali untuk menjawabnya, selain malu pula, rasa-rasanya selama ini aku hanya dapat memberi guna untuk diri sendiri. Padahal aku tidak hidup di dunia ini sendirian. Begitu banyaknya orang lain, begitu baiknya mereka mengakui keberadaanku di dunia ini, sebagai manusia. Pikirku, barangkali banyak orang di luar sana mengaharapkanku memberi guna pada mereka demi kehidupan yang lebih baik. Sementara aku belum bisa melakukan apa-apa buat mereka, belum bisa sepenuhnya memberi manfaat yang berarti buat mereka. Aku jadi nggak yakin kalau aku ini lebih baik dari mereka di luar sana, walau dengan segudang title keberuntungan yang telah kuterima.
I want to be able to help others...
Parah memang. Apalagi aku hanya bisa menulis ini, menulis itu... yang mungkin saja pada nantinya belum bisa merubahku untuk bergerak. Mungkin aku hanya sedikit terlecut, belum mampu membangunkan energi-energi yang telah lama tersimpan karena mungkin tidak tahu bagaimana caranya. Aku merasa belum mampu melampaui keterbatasanku.

Perasaan lainnya adakah? Merasa berdosa, tentu saja. Aku banyak tahu, tetapi mungkin selama ini aku pura-pura tidak tahu akan realita, selalu sembunyi di balik topeng. Ini manusia atau bukan... Mungkin peradaban manusia sedang berrevolusi ke arah yang buruk, vakum, tidak peka, karena diisi oleh orang-orang bodoh, seperti saya ini. Bodoh? Tentu saja, karena orang-orang seperti saya inihanya bisa bicara dan belajar terus-terusan, tanpa kejelasan implementasi yang berarti.

Benar kan kalau kondisi di luar sana sedang carut marut tidak karuan. Atas nama apa saja. Negara dan agama, dunia dan alam... silakan dilihat di berbagai media media yang mumpuni memuat berita.

Hanya menyadarkan ke diri sendiri dan pembaca bahwasannya masih ada manusia yang seperti saya ini yang tidak patut dicontoh. Berusahalah untuk bisa lebih baik lagi. Bergerak, lebih peka, tidak hanya terus bicara, menulis, atau belajar di sekolah. Kalau sudah merasa baik dirimu, maka menjadilah baik juga untuk orang lain.

Tulisan ini sungguh general. Hanya berisi curhatan dan sama sekali tidak ilmiah. Silakan dispesialisasi menurut selera pembaca.

To talk is to reflect. The quality of our action improves with the quality of how we talk and reflect on what and how we acted.

Tidak ada komentar: