Rabu, 11 Agustus 2010

Kisah Seorang Arif Anak Bangsa #Indonesia

Dalam rangka menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ada kisah bagus dari seorang sahabat di Twitter dengan inisial account @jumpinoff, saya kumpulkan jadi satu tweets-nya dan merekapnya kembali di sini. Semoga berguna bagi teman-teman sekalian. MERDEKA!!!

Syahdan, sampai sebuah kabar ke telingaku. Tentang kecintaan seorang lelaki pada negerinya. Ia menyiapkan diri sedari muda untuk #indonesia. Kepada banyak Kyai ia berguru. Menimba ilmu agama & menyemai cinta pada tanah airnya. Ia dididik dalam lingkungan pesantren khas #indonesia. Tak hanya di lokal #indonesia ia berguru. Sampai ke Mesir dan Baghdad ia datangi. Disana, ia menyiapkan banyak impian tentang #indonesia. Sepulang dari pengembaraan itu, ia pulang ke tanah airnya, #indonesia. Mengabdikan diri pada masyarakat pedesaan dan memajukan pesantren. Bersama kawan-kawan seperjuangannya, Ia berjuang melalui LSM dan menuangkan banyak pikiran untuk kemajuan #indonesia. Ia jg pernah jd guru!

Proses berlanjut, lalu tanggung jawab yg diambilnya makin besar. Ia memimpin organisasi besar berbasis masyarakat tradisional di #indonesia. Ia sosok pemberani. Ketika itu, penguasa cenderung bengis. Beda pendapat? Sikat! Lebih populer dr presiden? Sikat. Ya, #indonesia kala itu. Tapi sosok yang satu ini tak pernah menyerah. Demi #indonesia, Maju terus membela yang benar. Ngurus Kesenian, sampai nulis bola dilakoninya. Meski dari kaum mayoritas, tak berarti Ia hanya berpihak di situ saja. Kaum minoritas di #indonesia mendapat penghormatan dan pembelaan darinya. Walau kemudian, banyak penyakit menyerangnya, yg kemudian mengganggu kondisi fisiknya, Ia tidak menyerah. Ia terus berjuang, Kawan!

Ia menjadi panutan dimana mana. Generasi muda dalam organisasi yg dia pimpin memperoleh contoh nyata tentang kemerdekaan berfikir. Perdebatan intelektual, diskusi-diskusi tentang ragam ide dan pemikiran mendapat angin segar walau tak selalu lancar. #indonesia ketika itu.

Lalu, jaman berganti. Terus maju & bergerak. Roda jaman tidak diam sayang. Ia terus berputar, begitu pula jaman para penguasa bengis #indonesia. Mereka yg sebelumnya begitu berkuasa & angkuh, lengser keprabon, tercerai berai. Dasar ikatan hanya dalam perut bukan hati. #indonesia. Saatnya perubahan. Dan entah bagaimana kemudian, sosok yang kuceritakan ini terus berperan. Sampai kemudian ia menjadi nahkoda #indonesia.

Dongeng tentang Sosok lelaki yg begitu mencintai negerinya. #Indonesia. Genduk ayuku, dongeng tengah malam msih tentang Beliau. Sebelumnya, biarkan aku menyetiainya. Kuingin kau juga. Setia pd pemikirannya.
Sementara, malam ini, kuingin membawamu pada beberapa kenangan tentang Beliau. Kamu, sabar kan membaca ini pelan-pelan? Ya, kita, nduk, perlu paham tentang kesetiaan. Setia pada ide-ide baik untuk #indonesia yang kita cintai ini. Banyak hal dimulai dari itu. Meski ujar orang-orang, kesetiaan di #indonesia hari ini adalah sebuah kemewahan. Tetapi ucapku: kesetiaan merupakan sebuah keniscayaan, dan bukan kemuslihatan picisan jika itu menyangkut perkara antara aku dan yang kita cintai, #indonesia.

Baiklah, dongeng tengah malam ini kulanjut. Cerita tentang kesetiaan, bisa kali lain. Tentang beliau, #indonesia dan harapanku untukmu nduk…

Seorang teman, tak bosan2 mengulang joke ini. Disebuah seminar, tiba2 serius. Katanya, sebentar lg akan ada larangan untuk kita #indonesia. Semua terdiam. Beliau melanjutkan. Sebentar lagi, disini akan ada larangan untuk sikat gigi! Semua yg hadir tertawa terbahak-bahak. Genduk tahu kenapa? Orang yang tidak sikat gigi, giginya akan kuning-kuning. Simbol penguasa #indonesia kala itu. Makin kuning makin baik! Genduk, itu tak patut ditiru. Biasakan sikat gigi. Gigi kuning, bukan gigi yg sehat. Hanya kuman yang suka. Itu bukan untuk #indonesia. Begitulah, Beliau menyampaikan kritik dengan humor. Membuat kita yg mendengar tersenyum, berpikir & bertanya. Tidak diam & membeo. #indonesia!

Genduk tau kan burung beo? Seperti dirumah opa, ia pandai meniru. Ya, hanya meniru. Tidak memulai atau tdk punya inisiatif untuk #indonesia. Kamu, tdk akan begitu kan sayang? Apapun yang kelak engkau dengar, berilah tanda tanya dalam pikiranmu. Jangan pasrah dan membeo #indonesia. Ada yang ingin kau tanyakan, tanyakan saja. Jika ada yang ingin kau sampaikan, sampaikan saja. #indonesia harus bicara & pastinya bekerja. Sudah bukan waktunya lagi bagi generasimu sekadar nerimo ing pandhum. Genduk, kamu bisa juga protest lho. Kritis untuk kebaikan #indonesia. Pikiran, tangan dan hatimu harus kau pergunakan sebaik-baiknya untuk #indonesia genduk sayang. Ini perlu. Kuingatkan sedari umurmu kini.

Genduk, mgkn kamu bertanya-tanya. Kenapa terus2an ttg #indonesia ? Ini negara kita sayang, tumpah darah kita. Disana kelak kita mengabdi. Jika bukan kita, anak negerinya, siapa lagi? Apa pantas jika #indonesia diurus bangsa asing? Tidak kan? Masa depannya ditangan generasimu. Negara kita negara besar. #indonesia sangat kaya dan sangat beragam. Kita perlu banyak berinisiatif untuk menggali setiap potensinya. Memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran #indonesia. Bukan menjualnya atau hanya memanfaatkan untuk keuntungan segelintir orang saja. Pengalaman masa lalu sayang, #indonesia sering didikte negara asing. Pemerintahan kita dulu lemah. Hanya memperkaya diri & keluarganya saja.

Hanya kepada rakyatnya-lah pemerintah dulu bertindak sok kuat dan suka menindas. Rakyat #indonesia diperlemah, bukan diperkuat. Sedih kan? Dan itu, Genduk sayang, satu hal yang tak disukai beliau yg kuceritakan ini. Beliau ingin rakyat kuat. Harapannya, rakyat #indonesia mandiri. Mengurus diri sendiri, tidak tergantung pada pihak tertentu macam pemerintah atau asing. Tapi sayangnya, banyak pihak di #indonesia tidak siap. Terlalu banyak yang ingin menyusu pada ibu pertiwi. Mereka telah terbuai pada hangatnya kemapanan. Padahal itu sangat boros bagi #indonesia.

Dan jaman itu, pemerintah ingin mengatur rakyat semaunya mereka saja. #indonesia nyaris tidak punya ruang bernafas yang lega dan merdeka. Beliau yg kuceritakan ini, pun, nyaris tak punya ruang untuk bicara. Semua ruang di mata-matai nduk. Negara apa #indonesia kala itu? Seperti yg kuceritakan kemarin, #indonesia kala itu tidak memberi ruang kita untuk berbeda. Apa-apa musti seragam. Ini melawan kodrat kita.

Oya, jika genduk ayuku ingin menegur seseorang, buatlah seringan mungkin. Jangan teguran genduk membuat sakit hati yang dengar. Jika yg ditegur cukup punya nalar, Ia akan segera mengerti. Jika tidak, mungkin ia masih taman kanak kanak, seperti anggota DPR. Ya, beliau pernah mengkritik DPR #indonesia seperti anak TK. Mereka tersinggung berat. Tapi kelak terbukti, mereka masih pre-school. Kelak, makin engkau dewasa genduk ayuku, akan makin banyak amanah dan tanggung jawab dipundakmu. Utamanya tentang negeri kita #indonesia. Kuharap, kamu belajar dr beliau. Mempersiapkan diri sedari muda, mendekatkan diri pada lingkungan. Tak melulu dr bangku sekolah.

Pernah dulu ada seorang pecinta Beliau sangat ingin bertemu. Ketika akhirnya bertemu, taukah kamu apa pesan Beliau padanya? Tetap kejar cita-citamu. Begitu kata beliau. Jadi, engkau juga harus punya cita2. Setinggi & sebesar semesta. Tak perlu buru-buru. Makin banyak menyimak, mempelajari, memahami #indonesia, makin dalam cinta dan penghormatanmu padanya. Ia akan meresap dalam jiwamu sayang.

Biar punya mental pemenang. Kenakalan, kekeraskepalaan, bisa dipositifkan jd sikap pantang menyerah. Itu bagus buat #indonesia. Akan kami persiapkan lingkungan terbaik untukmu, agar engkau tumbuh menjadi pribadi yang berani. Jangan takut.

Genduk, kemarin ulang tahun Beliau. 69 tahun. Tapi sayang, Beliau sudah tiada ketika kutulis ini untukmu. Ga apa. Terpenting bagimu, paham bagaimana beliau memaknai hidup. Itu jauh lebih penting. Kucatatkan ini smua untukmu #indonesia. Sederhana, itulah yang pemaknaan paling dasar yang kuserap. Gitu aja kok repot, itu bukan menggampangkan persoalan #indonesia. Tapi ajakan untuk melihat mana yang benar-benar merah atau mana yg benar2 hitam. Jangan bias dengan varian. Sekali lagi penting untuk kamu mampu melihat, mempelajari, memahami, menyerap, mencintai dan menghormati negaramu #indonesia!

Itu nasehat seseorang dulu. When you are able to see, learn, understand, absorb, love and respect you are a good designer. #indonesia. Designer? Nasehat itu konteknya design. Boleh kan kutarik ke obyek yang kuceritakan ini? Hal2 baik itu berlaku universal. Nah, bentuk nyatanya? Menghormati perbedaan dan memandang manusia itu setara! Itu dua yg plg dasar yg Beliau ajarkan.

Dulu Nduk, di Negara kita #indonesia tidak semua orang bisa merasakan perlakuan yang sama dalam urusan2 kesehariannya. Mereka yg terlahir dr etnik tertentu, diharuskan ganti nama. Juga diharuskan memiliki surat2 khusus. #indonesia Yg lain tidak. Juga urusan keyakinan. Untuk urusan yg paling privat ini pun negara mencampurinya. Sungguh keterlaluan #indonesia kala itu. Padahal mereka sama lho Nduk, seperti etnis lain di negara kita, mereka itu bekerja, berjuang untuk #indonesia dgn caranya sendiri. Akibatnya apa nduk? Banyak saudara kita di #indonesia yang tertindas. Terkekang hak asasi-nya.
Untungnya mereka tak berjalan sendiri. Beruntunglah kita slalu ada Untung & Selamet. Wakil #indonesia dimana-mana, bhkn di bulan. Kepada pikiran positif, kita berpihak. Seriusnya, Ada Kyai Abdurrahman Wahid yg membela mereka. Ya inilah beliau Nduk. Sosok pemberani yg kuceritakan padamu. #indonesia. Dikala banyak orang terdiam, tak memperdulikan kaum minoritas dan tertindas, beliau bersuara. Keberanian macam ini dibutuhkan #indonesia. Jangan pernah takut ketika engkau benar. Walau nyawa dan waktumu menjadi taruhannya. #indonesia tak butuh orang penakut! Beliau berteman dengan siapa saja di #indonesia bahkan dunia. Tak membedakan apa agamamu, apa etnismu apa pandangan politikmu. Beliau berpihak pada yg benar, minoritas dan tertindas. Inilah salah satu alasan dunia mengaguminya. #indonesia!

Bahkan, beliau menjadi kepala suku kehormatan salah satu suku Indian di Negeri jauh sana, Amerika bukan #indonesia. Aku bahkan percaya, seandainya saja seorang pemimpin bisa di Import, banyak negara ingin mengimport Beliau. #indonesia! Keberpihakan ini adalah yang terbaik sayang. Kemarin kubilang #indonesia beragam. Kita patut bersyukur atas itu semua. Kamu nanti, jangan pernah memperlakukan orang berbeda. Mau hitam, sipit, kriting, mancung, pesek semua sama. #indonesia! Hanya ketaqwaan pada Pencipta kita yang membedakan kita. Selebihnya, urusan manusia itu sama, kalifah dimuka bumi.

Kamu boleh nakal dan menangan. Tapi tetap, hormati siapapun dia. Sikap hormat pada sesama yg akan membuatmu lebh baik. Ini selalu dicontohkan beliau. Bahkan kepada orang yg memusuhinya sepanjang masa, Beliau masih datang di Idul Fitri mereka! Terbayang olehmu? Hanya orang berjiwa besar yang sanggup melakukan itu. Mengalahkan ego dan memenangkan hati nurani. Contoh itu sayang! Jadilah orang dengan jiwa besar walau mungkin kita miskin harta. Jangan berjiwa kerdil. #indonesia!

Ketika dulu menjadi Presiden, Beliau melakukan perjalan paling banyak dibanding presiden lain dlm kurun waktu yang sama. Kita rakyat biasa, akan sangat bahagia jk diperhatikan pemimpin kita kan? Itu yg beliau lakukan. Memberi perhatian pd #indonesia. Bukan untuk pesiar atau memanfaatkan fasilitas negara, tapi demi negara ini. Taukah kamu nduk? Ini pendekatan jenius. Ditemuinya setiap lapisan masyarakat, didengar apa kata mereka dan diserap untuk membuahkan banyak kebijakan.

Setiap Jumat, usai sholat Jumat, beliau menggelar diskusi dengan rakyat. Pemimpin yg baik, pemimpin yg banyak mendengar. Di hari lain pun, dengan umat agama lain juga begitu. Jadi, kala beliau memimpin tidak ada itu pembedaan alias diskriminasi. Itu harus diambil ketika kita mencintai #indonesia sepenuh hati. Sepenuh hati pula menerima apa adanya dia. Cinta itu tak butuh syarat.

Ah, kamu mulai mengerutkan dahi. Ada pertanyaan? Mungkin km bertanya apakah yg baik itu selalu berdampak baik? Atau mungkin kamu bertanya, apakah beliau sesempurna itu? Tanda tanya yang bisa kupahami. Aku senang kamu bereaksi begitu. Kekurangan pasti ada. Tapi coba ingat, ketika kita memilih buah untuk kita petik, apakah kita akan memilih yang rusak? Tentu tidak kan? Kita akan memilih yg baik2 saja. Begitu jg dengan cerita ini. Kita akan ambil yang baik-baik saja untuk #indonesia.

Diskriminasi itu boleh Nduk, tapi hanya dipikiranmu terhadap pikiranmu. Kata orang, filter dalam pikiran. Oya, apa dampak baiknya? #indonesia bicara sayang. Ruang berpikir dan berbeda terbentang luas. Ini sangat indah bukan? Konflik kadang mengikuti dalam situasi itu. Kamu akan bisa memahami nilai konflik klo dah belajar manajemen konflik #indonesia. Walau kadang ada kontroversi, tapi yng penting orang bicara dulu setelah sekian lama bungkam. Tp sialnya #indonesia kadang berlebihan.

Seorang kawan berkomentar, #indonesia biarlah menikmati kebebasannya berfikir & berbicara dulu, dari sana kita bangun ulang negeri. Membangun ulang atau mereformasi tak kan maksimal dr pikiran tertindas. Jadi itu dipilih, membuka ruang berfikir. Kamu komplain lagi? Dulu jaman Bung Karno tidak merdeka, tapi bisa menghasilkan ide luar biasa tentang kemerdekaan #indonesia.

Pramoedya Ananta Toer bisa menghasilkan karya luar biasa ketika dia dikurung! Nduk, sabar. Akan sampai kesana nanti #indonesia. Orang2 tertentu nduk, dikarunia kemampuan beda. Tidak bisa kt sama ratakan. Kemerdekaan #indonesia memberi peluang lebih banyak. Jika kelak kamu jadi pemimpin sayang, tirulah prinsip ini. Dengarkan lebih banyak dan berilah ruang merdeka untuk yg km pimpin #indonesia. Dampaknya luar biasa. Ketika orang merasa dihargai, didengar, ia akan jauh lebih menghargai kamu pemimpinnya.

Dan kamu pun, ketika banyak mendengar, akan banyak ide tak terduga sebagai bahan untukmu mengambil keputusan. Nah, Nduk, hidup sederhana, berani, pantang menyrah, cinta kasih, penghormatan, mendengar dan menyimak. Inti ceritaku padamu. #indonesia. Kelak, Nduk, kamu harus siap mengepalkan tangan dan maju kemuka dengan tetap berfikir dan bersikap merdeka untuk #indonesia. Antusiaslah sayang! Beliau pasti berharap, generasi penerusnya antusias, gembira dan optimis menghadapi hidup! Masa depan cerah bagi generasi yang terus berpegang pada ajaran baik generasi pendahulunya dan tidak takut menghadapi perubahan.

Sekarang, tutup catatan ini, Genduk istirahat. Sinau pelajaran sekolah, kerjakan PR mu. Jangan terlalu nakal, biar #indonesia tidak ganti nama. Terimakasih Kyai Wahid! Terakhir aku menangis, ketika kudengar berita meninggalmu. Twitsku, orang sono bilang, my-2-cents untuk #indonesia.

Ended.
Disaksikan oleh Alissa Wahid.

Tidak ada komentar: