Sabtu, 01 Mei 2010

When April 2010 ends`'

Kututup kuliahku di minggu terakhir bulan April ini. Hari ini, hari Jumat. Telah kulewatkan waktu sehari ini meraga dengan kampus.


Sehari yang sungguh melelahkan… bukan, seminggu tepatnya. Seminggu ini aku kebagian shift praktikum 5x dalam seminggu. Bayangin aja yaa… 1x praktikum itu 4-5 jam harus betah stay di laboratorium. Jadi kalao 5x, ada 20-25 jam seminggu harus betah di laboratorium. Berkawan dengan teman-teman segolongan 20 orang, masing-masing kebagian tugas yang sama beratnya.

Berat? Yeah, berat banget tau nggak sih… urutan ranking praktikum dari yang terberat selama seminggu ini adalah :

1. Praktikum Kimia Produk Alam

Hari Selasa, 12.00-17.00. Disana, kita melakukan Screening Phytochemistry. Tugas kami adalah menentukan kandungan bahan kimia suatu simplisia (daunnya) pake reaksi-reaksi kimia gitu. Jadi kami harus mencampur-campurkan bahan-bahan kimia beracun agar teridentifikasi apakah simplisia itu mengandung glikosida, terpenoid, alkaloid, karbohidrat, dsb. Lima jam kami wira-wiri, berdiri, mondar-mandir, menunggu reaksi kimia usai, dan memperlakukannya sedemikian rupa sampai Uji Kromatografi segala, cuaaappeknyooooh masi terasa sampe sekarang.

Dan yang paling kaga nahan nih ya, adalah saat dimana kita melakukan maserasi (menyari) simplisia dengan Petroleum Eter, Eter, sama Etanol-Air. Walaopun udah ditutup erlenmeyernya, tapi bauknya masih aja tercium sama hidung. Masuk deh ke dalem tubuh. Pas praktikum berakhir dan turun tangga meninggalkan Lab, rasanya tuh kaya habis nelen berliter-liter bensin coba! Berasa pingin ambruk aja ragaku.

Parah, ada banyak kecelakaan terjadi saat itu. Tersangka pertama adalah Pita, sewaktu ekstraksi dengan corong pisah, tiba-tiba buntut tuh corong patah gitu karena terlalu kenceng gojognya. Padahal harga corong pisah, ratusan ribu gitu deh. Nggak berhenti sampe situ, lalu pas dia mau mindah ekstrak Petroleum Eter (PE), pyaaaarrrrr!!! Pecahlah Erlenmeyer, dan muncratlah ekstrak PE hijau di dalemnya… aduh Pita… I’m sorry to watch that, yang sabar ya pita… hiks jadi sedih deh kita.

Insiden kedua adalah because of Zahrul. Pas dia lagi nguapin ekstrak Etanol-Air dan ingin membenahkan letak cawan porselennya, tiba-tiba… Pyuurrrr….terjunlah isi di dalemnya dengan bebbas! Sepertinya isi cawan Zahrul itu nggak merasa ya kalo dia itu berharga sekalihihihihikkzz. Melihat ini semua, kelompok Zahrul merah padam, hmm kita pasang tampang empati gitu deh waktu itu, turut sedihlah, karena mereka harus mengulangnya. Once more, MENGULANGNYA dari AWWAL!!

Kukira, hal-hal seperti kecelakaan kaya gitu nggak akan mampir ke kelompok saya, karena kami telah dan akan sangat berhati-hati karena belajar dari pengalaman temen-temen. Tapi… OMMAIGAAADD, 30 menit kemudian kami mengikuti jejak mereka. Ekstrak Etanol ijo kami tumpah!!! Sekonyong-konyong tanpa dinyana kita diharuskan pasrah gitu… aduh ngalamat… mau tak mau harus nelen uap atanol lageee, :( udah lemes gitu bawaannya, nggak semangat lagi. Untunglah masih ada sisa yang nggak tumpah, jadi agak bisa dimanfaatin.

Di praktikum kali itu, ada banyak temenku dari kelompok lain yang bermasalah juga. Senada dengan kecelakaan di lab. Apalagi ditambah Nella yang sensi karena dia terkontaminasi banyak senyawa organik sama ketakutan kalo2 ada gelombang UV attacked her!

Yang terakhir, adalah Aku dan Ari Gunawan. Kami kebagian uji kromatografi bersama-sama untuk identifikasi kualitatif senyawa dari simplisianya. Jadi kami kerja bareng. Mulai dari notolin sampel, ngeringin, elusi, kenampakan di UV, sampe nyemprot lempeng pake reagen. Ari ini kerjanya lumayan baik, dan dia nurut-nurut aja sama segala opini yang aku usulin. Ari baik hati, Komabta! Yang salah adalah saat kami milih fase gerak buat elusi, hadooooowh…. udah setengah jalan coba. Kami nggak boleh sembarangan ganti lempeng karena satu lempeng harganya mahal. Dudul banget deh si Ari, diam-diam tanpa sepengetahuan asisten2 lab dia ngambil lempeng milik kami dan memindahkannya ke fase gerak yang benar. Hwahwahwah! Mana ada KLT ganti fase gerak di tengah jalan gitu… Jadilah uji kualitatif kami nggak valid.

Dan selasa sore, kami semua pulang dengan muka kayak mau pingsann…!

2. Praktikum Sintesis p-nitroasetanilida

Ini dia, praktikum yang kalah mengerikannya. Selain zat-zat organik beracun, kami juga harus berinteraksi dengan senyawa Asam-asam pekat yang notabene dapat melobangi kulit bila sampe kena. Karena salah satu langkah adalah Nitrasi, jadi harus mencampurkan 7,5 ml H2SO4 pekat + 4 ml HNO3 pekat di lemari asam. Dan yang bikin kami semua capek adalah tiap detik harus mantengin thermometer, gimana agar suhunya nggak lebih dari 10°C. Kemudian kami juga harus amat sangat bersabar meneteskan asam penitrasi setetes demi setetes sampe bermilimililiter pakai pipet agar reaksinya nggak terlalu eksotermis. Huaaaaah soouuwwwiiiii! Dari jam 7 pagi, jam 12 selese langsung capcus kuliah KPA, “tolooooonggg, kami kelaparan!”

3. Praktikum Bioanalisis

Di hari jumat ini lhoow kita action di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Unit V! dan hari ini, kami semua bertindak sebagai algojo 5 ekor tikus. Oohh, I hate it! Selama ini kami cuma suntak-suntik intraparenteral aja tanpa harus mewafatkan tikus-tikus pake penggal kepala atau tarikan maut. Nah sekarang karena kami melakukan analisis sulfadiazine dalam sampel biologis, jadi mau tak mau tikus-tikus itu harus dibedah badannya setelah dipejanin sama sulfadiazine peroral dosis 150 mg/kg BB. Cara yang kami lakukan buat bikin tikus-tikus tak bernyawa lagi adalah dengan : leher tikus ditaroh di antara jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri, sedangkan jari telunjuk dan jempol tangan kanan memegang pangkal ekornya. Kemudian apa? Ditarik deh sampe terdengar “KREKK!”, itu tandanya semua tulang belakangnya udah terputus, ruas-ruas yang berisi sarafnya patah semua. Yang perlu diperhatikan adalah menariknya harus dengan gerakan cepat dan kuat, agar tikus yang dikorbanin itu nggak tersiksa sekarat kelamaan. Kan kasian… aduh, ngliatnya nggak tega deh, swear!

Algojo pertama adalah Ari Gunawan, karena kelompok dia nggak ada yang berani, jadi dia turun tangan dewean. Tau nggak, seorang algojo itu diharuskan untuk TEGA SECARA TOTAL. Jadi nggak setengah-setengah. Salahnya, Ari hanya punya ke-tega-an setengah doank. Jadi walo udah ditarik-tarik tulang belakangnya dengan kuat tapi tikusnya nggak mati-mati. Sekaratnya lama. Aduuuh pemandangan yang bikin miris! Tikusnya tuh masih bisa kejang-kejang lama. Kan harusnya langsung mati.

Algojo kedua adalah Octav (kami manggilnya Gustavo, ahahahah berasa pemain telenovela!). Ini dia algojo yang penampilannya mirip surgery. Kemana-mana jalannya cepat namun pasti. Di lab pake jas lab, masker, sama sarung tangan surgery. Karena dia telah mendapatkan Algojo Award Cup. Hahaha gimana lagi, dialah yang paling tega mengeksekusi para mencit dan tikus, dan dialah yang pegang rekor terbanyak mengeksekusi hewan-hewan itu. Salut deh, tak ada dia maka praktikum bakal berjalan lebih lama. Dari 5 tikus, dia berhasil membunuh 2 tikus dengan kecepatan 5 sekon sadja! Satu yang lain dikerjakan Ari tadi, satu lagi didik (katanya pingin nyoba, dan berhasil), dan satu tikus terakhir dieksekusi Dedek.

Kemudian, teknik inisiasi pembedahan, Miss Nella-lah yang paling banyak melakukan karena katanya dia sudah terlatih di CCRC. Okay deeh We’re with you ajah. Kemudia kita ambil hepar dan ginjalnya, ditimbang, diulek, di tetapkan kadar obat sulfadiazine di dalamnya pake spektrofotometri metode Bratton-Marshall.

Praktikum Jumat ini berlangsung 5 jam tepat, jam 12 siang kami meninggalkan Lab dengan rasa kelaparan dan capek.

4. Praktikum TSFP Tablet Salut Gula

Di sini akami membuat tablet salut gula. Tablet ini dibuat karena pembuatannya beda dengan tablet biasa yang hancurnya di lambung. Tablet ini nanti –kalau hasilnya bagus, hancurnya tuh di usus halus bukan di lambung. Langsung aja ya, kemarin yang kami lakukan itu adalah Polishing (mengkilapkan) tablet salut biru –hampir jadi- yang sudah kami warnain biru di minggu kemarin. Polishing-nya pakai kloroform! You know cairan pembius? That’s a kloroform actually. Habis itu, jadi deh tablet salut kita, warnanya biru blentong-blentong… hahaha kami nggak punya seni indah mewarnai tablet kali ya, sehingga warnanya jadi nggak homogen. Trus yang kami lakukan selanjutnya adalah melakukan uji kerapuhan, uji kekerasan, uji waktu hancur, dan uji keseragaman bobot. Ini dilakukan biar diketahui apakah kualitasnya bagus.

Hasilnya adalah Tablet kami nggak jelek-jelek amat.


Tara....!!!


5. Praktikum Farmakokinetika

Ini adalah praktikum yang paling menyenangkan dari 5 praktikum seminggu ini. Karena apa? Kami nggak praktikum basah, yang kami lakukan adalah praktikum kering. Jadi kami dikasih data kadar obat di dalam tikus versus fungsi waktu, disuruh ngitung parameter-parameter farmakokinetiknya. Di sini kita harus canggih membuat kurva semi-logaritmik, biar perhitungan yang dilakukan itu tepat. Jadi entar, bila kita menghitung dengan benar, kita akan tahu perjalanan obat di dalam tubuh, kita dapat memperkirakan, kira-kira pada jam sekian setelah obat diminum itu si obat lagi ngapain. Apakah sudah terabsorpsi usus halus, berapa lama ia berada di dalam darah, berapa lama ia akan di keluarkan dalam tubuh, berapa kadar obat utuh yang terekskresi lewat urin, dan lain-lain banyak lagi.

Wahahaha… bakalan jadi ahli obat beneran nih. Harus bisa ngitung kayak gitu tuh... Dengan begini kami para farmasis dan calon farmasis tak perlu diragukan kemampuannya menghitung dosis dengan tepat. Karena keahlian farmakokinetik mengantarkan pada pengetahuan seberapa besar dosis obat yang dibutuhkan pasien agar bisa sembuh dan nggak mengalami overdosis.

Kami menghitung dengan cepat. Dalam 1 jam, perorang dapat menyelesaikan 2 paket data dan semakin mahir cetak-cetik kalkulator. Akhirnya kami pulang jam 13.00. I made my day!! :)



Semua berjalan dengan lancar. Semoga yang kulakukan selama ini bukan hal yang nyampah. Akhir minggu yang menyenangkan karena dilengkapi dengan rasa syukur saat ini masih bisa menghirup udara dengan bebas dan masih bisa hidup dengan sehat-sehat saja. Alhamdulillah… semoga akan terus begini.

Tidak ada komentar: