Rabu, 12 Mei 2010

Nilai Pre-test, Oh!

Hari ini kuawali membuka mata dengan rasa cemas.

Dan taukah apa yang membuatku merasa cemas? Simpel.

Takut nanti nggak bisa mengakhiri hari dengan rasa puas dalam hati sekaligus gembira ceria!

Yah, berbagai hal yang “nggak seperti biasa” telah agak nyangkut dalam aliran hidup saya beberapa hari lalu. Ditambah cuaca udara Jogja nggak mendukung, takut sakit dan nggak bisa bergerak bebas selayak sehat.


Don’t you know, the most mainly affection of mine on this day is nothing but Synthesis of PGV-0 Pre-test! Yeah, how did it come? Karena hasil pre-tes sintesis organik-ku praktikum lalu hancur 2 kali. Dan yang parah, aku nggak nemuin alesan mengapa bisa hancur. Dua kali aku dapat nilai enem! Dan itu sempet membuatku shock! Dimana kredibilitasku sebagai asisten kimia organik kalau sintesis organik aja masih blo’on gitu?? Aku kira pre-tes yang lalu nggak sulit-sulit amat loh… semuanya ada di buku yang sudah aku baca semaleman dan akhirnya hapal di dalem kepala. Kok bisa dapet enem?? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu.


Ehm, dan hari ini, kumantapkan sebagai perjuangan terakhirku karena di hari inilah kegiatan praktikum sintesis organik-ku berakhir dalam semester ini. Malam hari kemarin aku donlod jurnal habis-habisan tentang Pentagamavunon-0 temuan Prof. Jim –dosen saya. Karena inilah materi praktikum yang akan diujicoba ulang. Segala analisis diskoneksi dan mekanisme pembuatannya kusikat habis.


Dan tadi pagi, sewaktu pre-tes berlangsung, sempet deg-degan, takut pikiran dan memori nggak sudi kompromi. Beberapa yang keluar adalah tentang kepolaran yang dihubungkan dengan kebasaan antar gugus-gugus di senyawa organik. Haih! Sebel sesaat! Tadi malem aku nggak baca itu woooy…!!

Tapi ya dengan pemikiran pendek nan singkat karena waktunya yang sempit, akhirnya terjawablah semua yang ragu tadi dengan 30% ngawur.


Setelah pre-tes berlangsung, teman saya, Nella selalu mempunyai kebiasaan “nyegat” pak dosen buat diinterogasi jawaban-jawaban ,dari keraguan dibenaknya, yang benar secara teori. Karena Nella minta jawaban secara teori, maka Profesor Supardjan hanya menjawabnya dengan penuh teori pula. Hal inilah yang membodohiku! Dari jawaban teoritisnya Sang Profesor, dinyatakan bahwa aku salah 2 dari 10 soal. Padam nih muka, maunya kecewaaa aja. Mengapaaa aku nggak bisa menjawab dengan sempurna. Mengapaaa orang jenius itu selalu dibuntuti dengan kesempurnaan di tiap langkahnya. Seperti Nella, dia mahasiswa yang menurutku jenius bengeeettt. Pleasure of her, ckckck


Di tengah kekecewaan sepanjang praktikum berlangsung, mas Ajun (asisten kami), memanggilku dengan pelan : “SSStttT, niha, kesini bentar deh.”

“ada apa mas? Apa maserasinya salah?”, jawabku.

“Ah enggak, Cuma mau Tanya. Tadi pas pre-test alesanmu menjawab “sikloheptanon” itu apa?”, Tanya dia.

“hah? Apa ya… aku salah denger soal mas, kukira paling basa, ternyata basa lemah ya… jadi aku jawab sikloheptanon padahal harusnya siklopropanon…salah deh aku L”, keluhku.

“Salah? Heei! Yang benar aja, kamu benar kali. Sikloheptanon itulah jawaban yang bener. Bahkan kamu yang paling gedhe nilenya, 10! Artinya kamu tadi jawab bener semua…! Kok bisaa ni anak..”, timpalnya.

“are you kidding me, mas ajun?? Aku? Bahkan dari penjelasannya pak parjan, jawaban gugus metoksiku aja juga salah! Gimana bisa dapet 10 cobbaa?”, kagetku nggak percaya! How come??

Tapi di dalam hati, rasa bahagiaku menjerit! Gimana nggak, kalo nilaiku 10, berarti nilai dua praktikumku yang kemarin bisa terkatrol…donk.

Kemudian mas ajun menjawab semua keraguanku. Bahwa penjelasan Prof. Parjan ke Nella yang kuanggap benar tadi hanya teoritis belaka. Tahukah kalian? Di farmasi itu, segala kerja menganut hukum “Lege Artis”, yaitu, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan, perlu “buatan tangan sendiri untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna”.


Tadi aku salah menganggap bahwa penjelasan Pak Parjan adalah harga mati. Tadi kan hanya secara “Teori”. Hmm ini pelajaran. Kita nggak boleh memandang sesuatu hanya dari satu sudut pandang. Dunia kan nggak Cuma selebar daun kelor…


Tadi itu, aku sedih 4 jam doank… sambil berpikir, gimana biar otakku agak tergantikan dengan otaknya Pak Profesor Kimia Organik itu, biar aku jadi jenius kaya dia, nggak sulit-sulit mikir dan melambungkan cita-cita buat jadi ahli Kimia Organik! Ahahahahh adddaaaa aja, bodo amat!


Akhirnya, hari ini aku bisa senyum kembali, setelah sekian lama dirundung kekhawatiran, cahaya itu datang lagi. Terimakasih, Komaweyo! ^__^

Tidak ada komentar: