Minggu, 25 April 2010

Fever Medication

Tulisan ini saya dedikasikan teruntuk almarhumah Sofi kecil. Sebelumnya turut berduka cita kepada keluarga dik Sofi kecil, kemenakannya Bumi. Kabarnya Senin pagi kemarin meninggal karena demam. Allah Maha Adil, Dia menciptakan fenomena bukan tanpa alasan. Percaya saja, bahwa Dia tengah memberikan yang terbaik untuk semua yang menyayangi Sofi. Sofi kecil, pasti juga tengah berbahagia di alam sana.

Di sini, sebagai calon ahli obat, saya mencoba membeberkan tentang sesuatu yang berhubungan dengan kata ‘demam’. Saya berilmiah bukan tanpa dasar yang jelas, karena dulu sewaktu semester 1 saya pernah mengikuti kuliah anatomi fisiologi manusia. Dan beberapa kali sempat membuka literatur Guyton Book terbitan IGC.

Demam adalah sakit yang umum diderita seseorang bukan? Ya demam adalah kondisi sakit yang sangat umum diderita seseorang. Namun hati-hati bila demam menyerang anak-anak. Apalagi balita. Kenapa hati-hati?

Begini, anak memang rentan terhadap infeksi virus seperti pilek/flu/salesma. Karena sistem imunnya belum terbangun secara sempurna. Oleh karena itu dapat dimengerti mengapa anak kerap mengalami demam. Hipocrates menyatakan Heat is the immortal substance of life endowed with intelligence. However, heat must also be refrigerated by respiration and kept within bounds if the source of the principle of life is to persist: For if refrigeration is not provided, the heat will consume itself.

Karena demam berhubungan dengan suhu tubuh, sebelumnya dijelaskan dulu mekanisme pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus. Yaitu : bila suhu di luar dingin, hipotalamus membuat program agar kita tidak merasa kedinginan, caranya dengan menaikkan suhu tubuh dengan menggigil atau dengan mengerutkan pembuluh darah. Sehingga saat cuaca dingin kita akan menggigil dan tampak pucat kan. Saat suhu di luar panas, hipotalamus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah heat stroke. Caranya dengan mengeluarkan panas tubuh dengan penguapan seperti berkeringat, pelebaran pembuluh darah, dan percepatan pernafasan. Maka saat kepanasan kita akan berkeringat dan flushing (kemerah-merahan).

Demam merupakan kondisi fungsional (Fever is fungsional), artinya demam itu membantu kita melawan infeksi yang tengah terjadi. Jadi demam berfungsi sebagai peringatan untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tengah terjadi di dalam tubuh kita. Menurut literatur, demam adalah kondisi dimana otak mematok suhu tubuh di atas normal (>38°C). Karena tuntutan tersebut maka tubuh (hipotalamus memerintahkan) memproduksi panas yang prosesnya terdiri dari 3 fase :

1. Menggigil sampai suhu tubuh mencapai titik puncaknya. Menggigil merupakan kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah bergantian, secara sinkron terjadi kontraksi pada group-group kecil motor unit atau seluruh otot. Saat menggigil kadang terjadi kontraksi secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme. Menggigil efektif untuk pembentukan panas.

2. Suhu konstan sampai beberapa waktu

3. Suhu turun

Bagaimana hipotalamus bisa memerintahkan untuk membentuk panas? Pasti ada yang memberi sinyal. Tentu ada, dan sinyal itu adalah sebuah material pirogen yang dihasilkan tubuh sendiri (pirogen endogen) maupun pirogen dari luar (pirogen eksogen). Secara bahasan ilmiah, demam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interleukin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus. Sedangkan pirogen eksogen adalah lipopolisakarida dinding bakteri gram negatif yang tak mempan dimusnahkan oleh suhu sterilisasi. Bakterinya sudah mati, namun sisa dinding bakteri-nya menyebabkan seseorang terkena demam. Maka biasanya sediaan farmasi maupun alat-alat medis yang berhubungan dengan darah maupun cairan cerebrospinal harus lolos uji pirogenitas dulu sebelum digunakan, agar tidak menyebabkan infeksi.


Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan pembentukan pirogen? Banyak, antara lain infeksi, radang, keganasan, alergi, teething, dll. Radang (inflamasi) bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit lainnya. Pada anak, kebanyakan disebabkan virus karena sistem imun anak belum terbangun sempurna. Infeksi sendiri adalah masuknya jasad renik ke dalam tubuh yang umumnya parasit dan membahayakan. Penyebab radang non-infeksi adalah alergi, trauma, teething (tumbuh gigi), maupun penyakit autoimun (kesalahan program dalam tubuh, dimana organ tubuh dianggap musuh dan diserang oleh sistem imun tubuh itu sendri).


Nah sudah tau kan gimana demam bisa terjadi? Sekarang akan dibahas cara menangani demam terutama untuk anak-anak. Sebenarnya simpel. Biasanya saat konsultasi kesehatan ahli medis menyarankan untuk memperbanyak minum. Ini untuk mencegah dehidrasi karena saat demam kita kepanasan dan mengeluarkan banyak keringat setelah menggigil atau paling nggak banyak air yang menguap. Kemudian di kompres dengan air es dan memakai pakaian tipis agar nggak terjadi heat stroke. Saat suhu tubuh anak diatas 39°C seringkali terjadi kejang demam, oleh karena itu dianjurkan orang tua sedia termometer di rumah untuk memantau suhu panas anak. Karena kejang ini tanda bahaya. Segera konsultasi ke dokter bila sudah mencapai kondisi seperti ini. Jangan sampai telat. Untuk mencegah kenaikan panas, baik pula diberi obat penurun panas seperti parasetamol, acetosal, ibuprofen, atau metamizol dengan dosis tertentu. Biasanya obat flu sudah mengandung obat penurun panas, oleh karena itu jangan memakai obat flu dengan obat penurun panas bersamaan karena bisa menyebabkan overdosis.


Sebagai konsumen obat yang rasional, tentu kita harus menjauhi konsep a pill for an ill. Karena yang terpenting adalah kita mengetahui penyebab sakit kemudian menghindarinya. Kesehatan itu mahal harganya, tidak bisa dibeli dengan uang. Bila kita rasional kita harus menyadari bahwa obat bukan selalu merupakan jawaban bila kita sakit, karena pada dasarnya semua obat meracuni tubuh. Tapi juga jangan saklek terlalu berprinsip, intinya kita harus rasional dan flexibel.

Tidak ada komentar: