Minggu, 15 November 2009

Medicament


Betapa hidupku ini akan indah bila aku menganggapnya indah, serta bila aku menjalaninya dengan indah
Ya. Dan kini aku tahu bagaimana membuatnya indah.
Kata abah, aku hanya tinggal menundukkan rasio dengan hati dan menguasai hati dengan rasio. Karena hati adalah singgasana iman tempat segala sifat indahnya Tuhan-ku berada. Dan karena rasio adalah bilik tempatku menjadi manusia yang sebenarnya.
Maka yakin, dengan ini segalanya akan baik-baik saja.
Baiklah abah, “aku tengah mencobanya”.
***
Apa kau tahu, berhubungan dengan manusia itu lebih sulit daripada berhubungan dengan Tuhan.
Bila kau berbuat salah kepada Tuhan kemudian sangat ingin menghapus salahmu itu, maka tobat hanya tinggal dilakukan. Tuhan sangat mengerti akan hambanya, sangat mengerti akan kita. Tak ada kata Dia tak memaafkan. Kata seseorang, Tuhan itu ‘mudah’, namun manusia sering membuat hal-Nya terkesan ‘rumit’.
Tetapi, andaikata manusia berbuat salah kepada manusia, kemudian sangat ingin menghapus salah itu, meminta maaf adalah sebuah cara yang benar dan baik. Namun, manusia itu bukan Maha Mengerti, Bukan Maha Pemaaf, bukan pula Maha Penyayang layaknya Tuhan. Bisa saja manusia itu memaafkan, tapi bagaimana bila tidak ikhlas? Kita tak pernah tahu. Karena ketidak ikhlasan sedikit saja, akibatnya sangat fatal. Kita akan tetap diminta pertanggung jawaban atas kesalahan kita pada manusia itu, kelak. Karena Tuhan tak akan memaafkan sebelum hambanya yang didzolimi memaafkan di dunia. Apalagi, sebagaimana kita tahu, manusia itu bermacam jenis sifatnya. Tidak seperti Tuhan Yang Esa. Sulit bukan?
***
Sakit.
Ada sakit jasmani, ada sakit ruhani. Sakit jasmani bisa disebabkan sakit ruhani. Dan sebaliknya. Keduanya bisa jadi sangat bertimbal balik.
Abah berkata lagi, “Aku tak pernah ada masalah bila badanku sakit semua. Paling tidak aku bisa minta tolong dokter memberiku resep obat. Aku hanya tak mau ada sakit di dalam hati, sedikit saja sebenarnya aku tak mau. Karena sakit dalam jasmani akan pasti berakhir sudah urusannya bila kita mati. Tetapi sakit di dalam hati? Akankah terpenggal urusannya hanya dengan sebuah cabutan nyawa dari Izrail? Tidak. Itulah yang aku takutkan”
Abah mengajariku bahwa menjaga hati itu penting. Membersihkan jiwa dan pikiran itu sangat penting.

Tidak ada komentar: