Sabtu, 28 November 2009

Fokus donk!!

Kali ini aku ingin bercerita. Bisa dikatakan curhat kali ya.. heheeh

Begini, aku sering mengamati orang-orang di sekitarku. dan targetku kali ini jatuh pada kawan-kawan kampusku. Tentu saja, selama Senin-Jumat merekalah yang menemaniku melewati hari-hari indah nan mengerikan sepanjang tiap siang berwaktu [ini bukan dalam rangka ‘ngrasani’ lho preeen!! Aku hanya menjadikan mereka probandus saja, ceileee…hihihi].

Tiap aku mengikuti proses perkuliahan, aku selalu dipusingkan olehku pribadi tentang “How difficult to make myself focus”. Ya, it can be a giant dilemma for me. The dizziness will burst in if this disturbance begins to attack me. Uuwfh! Apalagi bila aku sedang kelaparan karena tak sempat makan, mata susah melek karena lembur membuat laporan semalaman, maka ‘fokus’ mengikuti kuliah sang dosen pagi, siang, sore adalah hal yang akan sangat mahal aku dapatkan. Moreover you know, tanpa fokus mengikuti kuliah sang dosen adalah sama saja menyelam sambil tanpa minum air. Alias menambah some lists of house work yang seharusnya dapat terselesaikan di kelas saat itu. Akibatnya, aku jadi harus mengorbankan waktu. Nah itulah aku.

Some attempts have been done to make it solved. Mata kuliah kefarmasian dipenuhi istilah-istilah yang tak familiar didengar. Jadi, tanpa “daftar pustaka” yang jelas alias kejelasan keterangan dari sang dosen maupun literatur-literatur, aku tak akan pernah bisa lolos ujian. Bagaimana mau lolos, paham saja enggak. Thus, I do really need focus a lot along the lecture.

Kemudian aku pikir, saatnyalah aku belajar sesuatu dari orang lain. Aku mulai mengamati bagaimana teman-temanku menjalani hari-hari perkuliahannya. Some of them stay over all day long simply. Check this out :

The first is I take Miss Nella (Fortunella Tjondro), for the example. I wonder she deserves to be granted as a focusing one. Bagaimana tidak, sepanjang semester ini berlangsung aku selalu berkesempatan duduk di belakangnya dan menyaksikan sendiri betapa fokusnya dia saat kuliah berlangsung (empat jam tanpa lengah lho booo’…! AMAZING!!), betapa konsistennya dia pada peraturan baik formal maupun informal. Seperti peraturan-peraturan informal ini “berkonsentrasilah selama palajaran berlangsung agar kamu menjadi pintar, ikuti petujuk pak guru dan bu guru agar tidak tersesat, bacalah literatur agar pengetahuanmu bertambah, dll”. And she does it all perfectly and very totally. Peraturan yang formal pun tak kalah mendapat penghargaan besar dari Miss Nella untuk dipatuhi dan dijalankan, seperti, “pakailah masker saat bekerja di lemari asam, minumlah susu steril selepas berkutat dengan kloroform maupun etidiobromin, pakailah sepatu tertutup saat bekerja di Lab Organik, dll”. Oooow! Dan betapa pusingnya aku memikirkan, bagaimana sih dia bisa menjalani itu semua dan kemudian berproses dengan sederhana dan nyaman-nyaman saja?? Namun segala usahanya tadi berbuah megah dengan tiap semester dia selalu ber-IP magna cumlaude! Terbuktilah bahwa aku ternyata gemar membuat sesuatu menjadi sangat rumit untuk dijalankan. Lha tapi menurutku memang susah beneran sih. Bandingin deh ya sama aku, buat staying tune (fokus) kuliah itu aku mungkin hanya bisa bertahan 5 menit saja, selebihnya pikiranku pasti akan melayang pada hal lain, ahahahah mummet deh!! Eeih, bdw, I suppose that Miss Nella is Oryza alike. Who is Oryza? My oldfriend. The posture, her way talking English and studying a lesson are nearly similar…hmmm

The second is Miss Ovik (Anindya Novicka). She is my favorite. If you stayed over me in campus, you’d call her as my close friend. See, we often say ‘Ya’ almost together. The different outlook will make all of things become fun and acknowledge it as a personal character of us. Kami sering menjalankan pemikiran beda kami secara selaras dan terkadang bersama-sama. Apalagi dalam bidang akademik. Sampai-sampai selama dua semester lalu IP kami limit mendekati SAMA! Cuma beda 0, 02-0, 05 doank loooh. Aku pun terkagum-kagum padanya. Dan dengan kagumku aku menjulukinya sebagai Miss Writing!! Why not, along lecture proceeds, tangan kanannya tak pernah berhenti membuat bolpennya menari-nari di atas lose leaf (heeei! Why don’t you become a reporter or notulen??) Baginya, suara dosen adalah sesuatu yang setara dengan emas dan barang langka. Berharga dan patut diabadikan. Siiip!! Mungkin kalau ultah, aku beliin recorder saja kali ya vik… ,jadi kau tak perlu bercapek-capek tangan lagi (weh, tapi mahal wi vik… mana uangnya yah??ahahah duassar jurus ra modal! hihi) Ingin deh aku sepertimu. But, Anyhow, mencatat swemuuuwa penjelasan dosen adalah bukan panggilan jiwaku, hiks. Lagian, di rumah saja sudah sangat selalu senam tangan masak di kampus juga harus masih senam tangan lagi?? Oh NO! That’s not very good idea. Sebenarnya, miss Nella pun juga sama, seorang “ratu mencatat”. Namun catatan Nella adalah notes that not anybody can read it. Nggak kayak punya ovik. Piss yak NeLL! :D

Now I take the last one. She is Miss ACD (Ayu Chandra Dewi). Who is she? She looks like very ordinary. Yet I could be so confused if thinking of her luck. How?? How…what? (Lo?h). Ya, tiap komentar tertuju padanya selalu tertambah kata bagaimana. Karena banyak pertanyaan walaupun tak ada jawaban. Kemudian membiarkan ‘bagaimanaaaaa’ saja. Heeehe… Bisa dikatakan kiprahnya di dunia perkampusan adalah limit mendekati sempurna. Karakternya di sana adalah super-mahasiswi yang menjadi karakter idaman mahasiswa2i pada umumnya. Pintar, cerdas, kritis, aktif, selektif, kapasitif, kreatif, dan berbagai kata ‘-tif’ lainnya melekat dalam pribadinya. Tetapi yang paling patut aku contoh darinya adalah She is very easygoing girl. Sering tidak peduli peraturan. Hahaha mungkin ini yang paling mengagumkanku, adalah bahwa, dia suka berangkat ke kampus telat (orangnya suka naik bus, weyh!), di kelas sering tidur sejenak (kayak aku :D), tak pernah risau dikejar deadline (iyalah, dia itu bila sudah berkondensasi sama tugas bisa sangat menjadi disipliner kelas kakap! ‘Fokus’nya minta ampun dahsyatnya… bisa bertahan berjam-jam nonstop). Entah mengapa, segala hal yang dikerjakannya itu bisa menjadi sangat sempurna dengan sendirinya. Termasuk dalam hal mengerjakan soal ujiaaaaaaaann! Wajahnya menyiratkan bahwa dia tak bisa mengerjakan soal. Tapi nyata-nyata nilai yang keluar nanti adalah summa cumlaude, ih wow!! Nah, ‘bagaimana’ kan? So I declare that it’s because of optimism. She is really optimist one. There’s no doubt in her life-page. And it’s equaled by her rich knowledge. Akibatnya, totalitas selalu menghampirinya tanpa diundang, dan lalu? Sempurna deh. Bagus, Yu’, tingkatkan!! Hee, tapi ngomong-ngomong perasaan aku juga sudah optimis kalau aku bisa deh. Itulah, kembali lagi ke pertanyaan, “Apa kau sudah cukup fokus dan total?”, hmm maka aku jawab, belum… L

Hmmm jadi apakah dengan mengambil contoh di atas problemku ter-terminasikan? Sebenarnya sih belum, karena aku kurang appliying. Aaaawh!! Susahnya…

p.s. : Tulisan ini dirancang bukan untuk lari dari jati diri melainkan untuk memetakan hal agar mudah diambil positifnya. Maka, marilah kita (atau aku) ambil. J

1 komentar:

Aninovick_poenya mengatakan...

Ya ampun nihao maa... demi apa aku lg moco notes mu sik iki. Sukses terus ya buat dirimu dan keluarga.. MISS U :-*.. Salam buat si kecil kinanthi