Kamis, 08 Oktober 2009

Menggenggam Hari

Senin

What a filling day! Kenyang mikir maksudnya.. Gimana nggak, dari jam 7 pagi sampe jam 01.25 pagi (berikutnya) berasa terkurung di ruang dan waktu bertekanan tinggi. Hari itu, kata-kata

  • “Sabaaaar” (Nisa’s fav),
  • “Nggak usah ngeluh kenapa?!!” (Nella’s fav),
  • “Astaghfirullaaah” (Yaya’s fav),
  • “Mummeeeeeet” (Anggun’s fav),
  • “Sirahku kok rasane muni thing thong thing thong ya…” (Ovika’s. Huahahaha “Sejak kapan kepalamu bertransformasi jadi ringing bell??”, jawabku selalu)
  • Tenang girls, there’s me! (Jojo’s)
  • ……………dst

sudah menjadi spelling rutinities. Mungkir tak mungkir, we really couldn’t get away from that words.

Pagi itu aku berpraktikumkan Biologi Molekuler di Unit III lantai 3. O?h, Unit III toh?? [Pagi-pagi sudah kebagian peran Harry Potter yang disuruh jadi peta sama McGonagall]. Aku salah masuk Unit IV!! Lantai 3 (pula)!! Nglirik jam deh, 06.58 iks… what to be done, I got to rush! Larrriiiiiii Huffwhhh……capeknya naik turun tangga. Padahal belum sarapan coba. Hmmm ..calm down, please!

Sesampai Lab, pretest deh. Dewi Fortuna ternyata sedang sedikit berbaik hati, aku mendapat soal-soal yang jawaban-jawabannya masih tertempel di otakku sejak hari lalu. Thanks God. On the contrary, kudengar Anggun dari meja sebelah berbisik “Tujuan percobaan? Oh tidak! Soalku menyebalkan..” Kemudian kami semua disuguhi soal lagi berupa kode-kode genetik DNA/RNA/protein –sebagai bahan praktikum, tentu- yang minta ampun panjangnya untuk dipecahkan kira-kira spesies apa yang punya susunan DNA seperti tersebut, dalam kromosom nomer berapa, bentuk polimernya gimana, dll. Duh-duh gimana cara njawabnya nih… Eh, ternyata bisa. Pake situs ncbi.nlm.nih.gov gitu deh ceritanya. Sebenarnya gampang buat ngedapetin jawabannya. Yang bikin pusing sembilan keliling itu adalah cara ngebaca datanya. Tau deh itu makanan kering apa dan buatan siapa. Mana laporannya kudu di-cropping2, dibuat .pdf, dikirim ke emailnya mbak asisten segala…wuwh ribetnyah.

Jam 11 kelar, langsung deh kita-kita seruangan itu ngacir ke Unit IV buat praktikum selanjutnya (Hiks L…lagi-lagi tak berkesempatan ngisi perut kosong, lambungku sudah ganti nyanyi rap padahal).

Spectroscopy Lab is getting ready to utilize…..

Disana ketemu wajah-wajah sayu nan kuyu teman-teman yang keluar dari ruangan itu. Seperti biasa sejak setahunan lalu, itu adalah wajah-wajah tak asing bagiku yang sering kulihat di kampus. Hahaha dan tentu aku yakin mereka pun juga mendapati wajah macam itu dariku. Bila perlu, silakan bayangkan wajah macam bagaimana itu, fancy that! ,hmmm :D

Perasaan aku hanya berurusan sama larutan ungu dan mesin aneh nan canggih doank. Tapi kok empat jam lamanya nggak kelar-kelar yaaaaa….feeling sooo fed up! Usut punya usut, Anggun, Mesa, Niha, dan Iren ternyata salah strategi, salah langkah kerja, salah dosis, salah pakai alat, salah durasi waktu, dan berbagai kata ‘salah-‘ lainnya. Akhirnya harus mengulang-ulang sampai bener. Bagooosh…laporan-jurnal bakal semakin panjang nih gara-gara kesalahan beruntun itu. Yowis mulakmen, too much light-headed. Hmmm pengalaman deh pengalaman… [Kebenaran muncul jika dan hanya jika kesalahan timbul, tak ada salah tak ada belajar]. Siippo!

Berikutnya kuliah Pancasila di kampus Filsafat sampe jam tengah enem sore. Telat. Tapi dosennya baik hati sih, karena membiarkanku tidur di kelas. O!h… thanks a lot Bapaaak.

Time is money! Sampai rumah aku dikejar deadline laporan-jurnal Spectroscopy tadi siang, underestimate, ada 12 halaman sih. Di tengah jalan menulis laporan aku dipusingkan para angka pada perhitungan data-data. I was stuck in the traffic yellow light. Sms dari Anggun pun mengalir deras, berakhirlah dengan telfon “Nih, hitungan regresi-ku kok aneh? Padahal kalkul-ku sudah aku setting clear. Duh mumet…punyamu berapa? Kalau nggak selesai gimana nih? Udah jam segini lagi”, dalam hati aku tersenyum karena mendapati Anggun yang khas, khawatiran nih anak. “Take your time, Nggun. Kata orang, dunia itu santai kok.”

Akhirnya jam 10 malam perhitungan data selesai. Bodohnya aku, berkali-kali masuk lubang sama. Terjebak berjam-jam pada angka-angka berpenampilan mengerikan yang kubuat sendiri. Padahal dia hanya diam saja di kertas nan putih tak ber-spotblack. Lagi dan lagi aku sadar, ternyata penampilan luar terkadang membohongi! Hughh!!

Aku selalu menyukai saat-saat aku merasa bisa dan akhirnya bisa menaklukkkan angka... make me have no need to feel awkward, anymore ;)

Selesailah aku menulis pada dini hari itu, alhamdulillah. Saat-saat itulah yang kunanti, berhenti meromushakan tangan. Terutama jari telunjukku. Kasihan…tapi terimakasih yah. Harapku sebelum tidur bahwa aku bisa menemukan pagi yang indah. Morn serenity, where are you? too long time no see.

For everybody, Let’s turn over a new leaf. Have a go to never stop doing our best!! /(^_^)\


Jogja pagi, 6 Oktober 2009

Tidak ada komentar: