Waktu itu datanglah sebuah sms, serupa pesan biasa. Pengirimnya adalah kawanku dari kampus Bulaksumur sono, orang Budaya. Namun membuatku merasakan kebedaanku. Sebenarnya kebedaan kami semua (aku dan teman-teman kampus). Begini bunyinya : “Hai lagi di mana? Udah jelang siang nih, makan bareng yuk di ayam rempah... lama deh kita tak ke
Berasa jadi 'calves' kayak lagu ini
On wagon bound for market
There’s a calf with a mournful eye
High above him there’s a swallow
Winging swiftly through the sky
How the winds are laughing
They laugh with all the their might
Laugh and laugh the whole day trough
And half the summer’s night
Donna donna……………
Hmmm ngiri deh rasanya buat jadi mahasiswa Bulaksumur… Merasakan kuliah seperti perkuliahan mereka. Kuliah yang tak terlalu diuber waktu, santai namun tetap serius. Disaat seperti ini, kami semua jadi sempat kepikiran sebuah penyesalan pada mulanya. Sedikit sebenarnya, karena penyesalan itu selalu bisa kami obati sendiri pada akhirnya. Yaitu penyesalan, mengapaaa coba dulu kami bisa-bisanya milih kuliah Farmasi yang ternyata oh ternyata, does really drive us mad. Dan obatnya adalah bahwa ternyata “Kami adalah orang-orang terpilih!”. We’ll try to always be grateful to God.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar