Kamis, 20 Agustus 2009

The Only Hope on This Day

Tadi pagi, tepatnya pukul 07:29:59, aku mendapati Miss Hape mendendangkan nada sms-nya. Oh.. dari Erdi. Tanpa mengubah struktur dan komposisi kata, bunyinya adalah seperti ini, “Asw, boleh aku berbagi bahagia denganmu? Senang rasanya bisa masuk GSP lagi, podium yang dulu kita lihat di depan, sekarang terisi meja-meja untuk dosen dan rektor… Kursi-kursi yang kita duduki dulu kini terisi calon profesional muda yang siap turun di masyarakat.” Healah.. ‘ke masyarakat’ kali Erd.. bukan ‘di masyarakat’. Kau kadang bermasalah dengan bahasa..hmm yup, aku yo iyo dhenk…

Dan spontan, ‘o Yah… aku baru ingat ini tanggal berapa. 19 Agustus… adalah salah satu tanggal yang sangat bersejarah bagi sebagian mahasiswa/i UGM. Itu adalah tanggal dimana wisuda kedua dalam setahun diadakan. Wisuda pertama di bulan Mei, kedua di bulan Agustus, dan ketiga di bulan November. Oh… betapa Agustus itu adalah bulan yang begitu spesial di tahun ini. Terutama bagi banyak pemuda Indonesia. Terutama lagi bagiku dan orang-orang yang aku kenal. Banyak kejadian dan banyak ketidakjadian. (Malay Mode : On) #Dari yang buat tangis-bahagia sampai yang buat tangis-sedan. Deg-degan dan nervous. Dari yang buat tawa-bahakan sampai yang buat tawa-diam. Surprise dan kagum-mengagumkan. Capekan serta santai jadi union. Yang baru dan yang lawas bergantian datang.# (Malay Mode :Off)…Spesial pokoknya dah.

Sms kawanku di atas mengabarkan bahwa hari ini kakaknya diwisuda, wisuda sarjana karena telah berhasil lulus S1 Teknik Elektro UGM. Wuyh.. hebat. Lulus tepat waktu rek.. Teknik Elektro gitu lho.. kan terkenal sulit lulusnya. Mata kuliah-mata kuliahnya killer semua euy! IPK cumlaude adalah sesuatu yang suaaaangeeat mahal. Anyway, selamat yha kakaknya Erdi…! Moga menjadi sarjana sejati. Aamiin..

*

Intermezo lainnya silakan disimak bila perlu (pro renata). Tadi aku ke kampus jam 09.28am09.50am. Dari parkiran aku melangkah gontai ke lobi kampus. Saat mau duduk, punggungku ditepuk keras sekali sama seseorang. Eeeeh… Mbak Luthfia! Kakak sepupu yang sekampus sama aku. Ngobrol deh kita. Dia menjinjing jilidan skripsi banyak bangeeet, dan tebelnya minta ampun. Ngelihat aja tanganku udah berasa pegel.. Yah sebenarnya kakakku itu juga mau wisuda hari ini. Tapi karena keribetan administrasi ngurus asrama buat kuliah profesi, wisudanya jadi tertunda November. Sial katanya… tapi ya yang penting wisuda tahun ini kan mbak..hehe be calm ajah! Dua minggu lagi dia sudah kuliah profesi apoteker. Walau belum wisuda katanya nggak masalah. sampai kampus jam

*

Di saat aku mengobrol dengan asyik dan masyuknya dengan kakakku tadi di lobi, tiba-tiba kursi sampingku disinggahi seseorang. Bau parfumnya…tidak umum bagi seorang mahasiswa. Spontaneously, my head turned right and… oh wow Profesor Hilda! Dan kulihat juga Profesor Ratna Asmah sedang berdiri di depan pintu ruang sidang bersama dosen-dosen lain yang nggak begitu aku kenal, masing-masing menenteng dokumen-dokumen yang aku nggak tahu apa isinya (hehe.. yaialah!), kemudian memasuki ruangan. And in a sudden manner gerombolan orang-orang yang sedari tadi ruame tereak-tereak di lobi jadi anteng dan bersigegas ribet memasuki ruang sidang satu persatu. Sidang terbuka kakak kelas telah bersiap sejak sejam yang lalu dan perang pun dimulai. Suasana seperti ini selalu terpose di kampusku sejak Juli lalu, se-ti-ap-ha-ri. Jadi tiap hari tuh ada sidang skripsi, terbuka maupun tertutup. (Pantesan… tiap aku ke ruang dosen mau ada perlu selaluuu aja nggak ada di tempat. Asistennya bilang, “sedang nguji skripsi dek..” uh, bikin aku senam kaki aja. Capeknya naik turun tangga..). Ya, di kampusku ada dua macam sidang padahal di kampus-kampus lain ada 1 macam saja. Di UIN SuKa cuma sidang terbuka saja. Dan UII sidangnya tertutup.

Waah gimana ya rasanya berada di lereng tertinggi gunung kuliah seperti itu? Hmmm kata mbak Fia, Luaaarrrr Biasa… Juli lalu dia sudah mengalami hal seperti itu. Mempertanggungjawabkan hasil penelitian itu tidaklah mudah. Namun kalau berhasil dengan sempurna, rasa bahagia penuh syukur pun akan menghiasi hati selama berhari-hari. Aku jadi teringat cerita mbak Lika bahwa menjelang sidang skripsi dia sampai tidak tidur 3 hari!! Dan hasilnya… Aples (baca : A+). “Hwaah!! Nilai apaan itu?? Mana ada nilai kaya gitu??” tanyaku mengejek sekaligus tidak percaya. “Liat aja di lemariku sono!! Kalau nanti kau berhasil menyaingi nilaiku, iga bakar dua porsi jadi milikmu wis. Hahaha”, ketawanya itu lho.. mengejek balik. Hehh!

*

Kemudian siangnya, niatku adalah mendaftar jadi asisten Praktikum Farmasi Fisik bareng Ovika. Tapi sewaktu memasuki entrance unit III, aku pun berhenti karena melihat gambar orang tak asing berhiaskan tulisan sadis gedhe banget, “Orator Ulung dari Farmasi”. Siapa dia? Mas Napi! Kakak kelas SMA asal Jatinom, Klaten. Asisten Prakt. Kimia Organik-ku yang paling cerewet, ribet dewe, suka ngatur, perfeksionis, tapi pinteeer dan suka jawab faultlessly bila kutanya, dan bila ngoreksi jurnal/laporan komentar-komentar-aneh-nggak-pentingnya selalu setia tergores di sekitar tulisan rapiku (wekeke rapi ning kriting-kriting, pegel og :D). Dari lanjutan judul berita itu dikabarkan bahwa dia mengadakan seminar terbuka di ruang III atas skripsi fenomenal-nya karena telah berhasil mensintesis senyawa organik baru yang bermanfaat untuk pupuk dan obat hama. Wuyh… kayak habis bikin tesis aja, atau malah disertasi?. Skripsinya aja kaya gitu, gimana ntar kalau lanjut bikin tesis ya..ckckck. Yang pasti, salut banget deh aku. Pasti banyak orang maupun pihak bangga padanya atas buah karyanya di waktu ini. Yah, semoga karyamu selalu hebat mas. Teruslah berkarya dan jangan pernah kenal yang namanya ‘gagal’ (quote untuk para pembaca juga ya..hehe).

*

Tidak lupa juga aku ingat pada kakak-kakak yang sedang merantau di Kairo sana, para penuntut ilmu di Al-Azhar. Kabarnya, banyak dari mereka yang bulan ini telah berhasil lulus S1 dan akan berjumpa lagi secepatnya dengan tanah airnya. Mabruk! Semoga ilmunya barakah. Luar biasa perjuangan mereka. Kagumku tiada henti…

*

Maka, sampailah pada harapanku malam ini :

Ø Banyak sekali diberitahukan padaku di bulan ini tentang kelulusan orang-orang (baca : pemuda pemudi Indonesia) yang aku kenal dan aku tahu. Dan hampir semuanya lulus sarjana tepat waktu. Tanpa sadar, lulus tepat waktu saja adalah perilaku cinta tanah air. Mengapa? Silakan dipikirkan. Ada banyak alasan. Harapanku, semoga kelak aku juga bisa lulus tepat waktu dan menghasilkan karya hebat pula layaknya mereka yang hebat di mata para penyingkap tabir kebutaan, para kasyif. Tiga tahun lagi tentu saja. Wisuda Mei/Agustus/November tak masalah yang penting 3 tahun lagi. Kemudian turut menjadi noktah pengisi peradaban . Ya, aku berharap parameternya adalah peradaban. Bukan sekedar karier, ketokohan, pendidikan (akademis), kebudayaan, maupun karakter figur dalam masyarakat. Karena peradaban, sangat jauh di luar itu semua. Dan karena apabila tidak, maka hidup kita hanya akan menorehkan suatu cerita picisan belaka.

Ø Aamiin………………………………………………………………………….!!

Tidak ada komentar: