I keep the faith on you, you've promised me.
Banyak sekali nilai-nilai baik dari penerapan keyakinan dan prasangka baik. Terjadinya sesuatu yang buruk, boleh jadi dikarenakan kita tidak berprasangka baik terhadap sesuatu, tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadapnya. Apabila kita yakin, kita akan selalu berprasangka baik. Memang dalam bersosial, berkeyakinan kepada manusia tidak bisa menjamin untuk menusia tersebut tidak merusak keyakinan kita terhadapnya. Tapi menurutku, tidak ada yang salah kita memiliki suatu keyakinan kepada manusia, karena keyakinan menumbuhkan prasangka yang baik. Toh apabila manusia merusak keyakinanmu, tidak menepati janji, itu bukan salahmu, kau tidak sedang berada di jalan yang salah untuk sudah menaruh kepercayaan dan berprasangka yang baik kepadanya. Bukan kamu yang akan menanggung akibatnya pada akhirnya, melainkan ia yang mengingkarinya, untuk merasa bersalah seumur hidupnya kecuali manusia tersebut menyesali kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Keyakinan dan prasangka baik kita terhadap orang lain akan mendorong orang lain tersebut untuk tidak mengecewakan kita, memberikan pelajaran kepadanya bahwa betapa dia tidak seharusnya bersikap ingkar. Apabila kita telah dipercaya oleh seseorang, tidak seharusnyalah kita merusak kepercayaannya. Sebaliknya, kita harus berusaha menjaga kepercayaannya sesulit apa pun itu. Bertanggungjawab. Harga sebuah kepercayaan adalah mahal, karena manusia bukan Tuhan, bahwa betapa sulit membangun kepercayaan dan menumbuhkan prasangka baik. Orang lain menaruh kepercayaan kepada kita atas dasar kata hati orang tersebut bahwa dia melihat sesuatu yang baik dan tulus dalam diri kita sehingga dia yakin kepada kita. Manusia yang saling percaya satu sama lain, saling menopang dalam menjaga tegaknya kebenaran, adalah awal dari sebuah persatuan. Manusia-manusia yang bersatu adalah aset yang sangat berharga untuk menjadikan dunia lebih baik.
Keep thinking positive and you'll be fine.
Prasangka baik itu menyehatkan jiwa dan raga. Berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan memberikan kita kekuatan untuk melakukan hal baik hari ini karena kamu tidak sempat memikirkan hal-hal buruk yang bisa merusak pikiran dan keyakinan. Prasangka baik melapangkan jalanmu meraih cita-cita dan harapan, membuat jiwa menjadi tenang. Kamu berusaha dengan mantap, tidak setengah-setengah. Setelah itu, tentu saja sesuatu yang baik pada akhirnya akan terjadi. Aku juga percaya bahwa ada keterhubungan antara hati manusia dengan alam semesta, secara tidak langsung. Aku pernah mendengar hadits qudsi bahwa Tuhan berfirman "Aku (tergantung) prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku", begitu karena aku beragama Islam. Kita yakin bila hal baik akan terjadi, maka ia akan benar-benar terjadi. Bila pun tidak terjadi seperti yang kita harapkan, hal tersebut adalah investasi akan kejadian selanjutnya, yang terbaik bagi kita.
Inspired by:
~ On Prince's Tale ~
Snape said,“Karkaroff intends to flee if the Mark burns."
"Does he?" said Dumbledore softly, as Fleur Delacour and Roger Davies came giggling in from the grounds. "And are you tempted to join him?"
"No," said Snape, his black eyes on Fleur's and Roger's retreating figures. "I am not such a coward."
"No," agreed Dumbledore. You are a braver man by far than Igor Karkaroff. You know, I sometimes think we Sort too soon..."
He walked away, leaving Snape looking stricken.”
~ On football pitch after pinalty kick game ~
Jungsoo: Why do you not ask me about me and Taehwa Oppa? Just ask me, and I will tell you.
Songjoo: I don't care about your past. It is enough that you are with me now. Hey, give me the box, I will fill it with something
Jungsoo: What is it?
Songjoo: I don't even know what it is.
Jungsoo: I know, faith.
Songjoo: When you say it's left side, I go to the left. When you say it's right side, I go to the right. I trust you without doubt.
~ Salman al Farisi ~
"Pemuda yang jujur,” ujar Umar dengan mata berkaca-kaca, “Mengapa kau datang kembali padahal bagimu ada kesempatan untuk lari dan tak harus mati menanggung qishash?"
”Sungguh jangan sampai orang mengatakan,“ kata pemuda itu sambil tersenyum ikhlas, ”Tak ada lagi orang yang tepat janji. Dan jangan sampai ada yang mengatakan, tak ada lagi kejujuran hati di kalangan kaum Muslimin.“
"Dan kau Salman,” kata Umar bergetar, “Untuk apa kau susah-susah menjadikan dirimu penanggung kesalahan dari orang yang tak kau kenal sama sekali? Bagaimana kau bisa mempercayainya?"
”Sungguh jangan sampai orang bicara,“ ujar Salman dengan wajah yang teguh, ”Bahwa tak ada lagi orang yang mau saling membagi beban dengan saudaranya. Atau jangan sampai ada yang merasa, tak ada lagi rasa saling percaya di antara orang-orang Muslim.“
....
“Mengapa kalian tiba-tiba berubah fikiran?” tanya Umar pada kedua ahli waris korban.
“Agar jangan sampai ada yang mengatakan, ” jawab mereka masih terharu, “Bahwa di kalangan kaum Muslimin tak ada lagi kemaafan, pengampunan, iba hati dan kasih sayang. "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar