Ini otak kenapa, kenapa kamu?
Ada 3/4 eksemplar, lalu 1 eksemplar kemudian, menunggumu dan sepasang matamu sekaligus untuk meniti patah-patah katanya. Sedang begini manjakah kamu setelah sekian puluh tahun kau kupaksa dan kupaksa, atau sedang marahkah kamu sekiranya aku telah berbuat dzalim terhadapmu?
Kau begitu penting dan kini kau sedang membahas kau sendiri, jangan terlalu lama.
Beralihlah ke bahasan selain dirimu, hai otakku.
Lihatlah matamu begitu tergiur akan segala yang dilihatnya untuk menunggu responmu.
Bagaimana aku kuat kalau kau sebegini lemah.
Ada 3/4 eksemplar, lalu 1 eksemplar kemudian, menunggumu dan sepasang matamu sekaligus untuk meniti patah-patah katanya. Sedang begini manjakah kamu setelah sekian puluh tahun kau kupaksa dan kupaksa, atau sedang marahkah kamu sekiranya aku telah berbuat dzalim terhadapmu?
Kau begitu penting dan kini kau sedang membahas kau sendiri, jangan terlalu lama.
Beralihlah ke bahasan selain dirimu, hai otakku.
Lihatlah matamu begitu tergiur akan segala yang dilihatnya untuk menunggu responmu.
Bagaimana aku kuat kalau kau sebegini lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar