Selasa, 03 Mei 2011

Internal Diverseness


Senin lalu saat aku dan teman-teman mengulang uji kualitatif dan kuantitatif SPF kosmetik tabir surya di Lab. Analisis Farmasi, aku kebagian uji kualitatif SPF pake cara KLT. Dan kebetulan yang menggunakan cara KLT hanya kelompokku dan kelompok Ari. Jadilah aku melakukan KLT bersama-sama dengan Ari. Aku membuat sampel dengan ekstraksi Kloroform : Air pakai perbandingan 1:3, kami membuat fase gerak bersama, mengelusi sampel, dan akhirnya mendeteksi senyawa uji di Lab. Kimia Analisis di bawah (lantai 2).

Sewaktu melakukan pengamatan di Lab. Kimia Analisis, kebetulan mas-mas laboran memutar lagu Air Supply, dan spontan saja aku ikutan bernyanyi, karena aku relatif menyukai sebagian besar lagu Air Supply. Sangat ear catching soalnya. Tak salah kan kalau aku ikutan bernyanyi? Tak salah kan kalau aku menyukai lagu-lagunya? Walaupun terkesan jadul dan mungkin bagi orang lain itu lagu tak memiliki arti-apa-apa baginya. Ari hanya mengamatiku bernyanyi sambil memantau penampakan bercak di bawah lampu UV. 

But I'm never gonna make it without you
Do you really want to see me crawl
And I'm never gonna make it like you do
Making love out of nothing at all
….

Seselesainya kami melakukan pengamatan di bawah UV, aku bilang kalau aku menyukai lagu-lagu Air Supply. Kemudian dia tersenyum dan cukup berkomentar bahwa lagu-lagu Air Supply memang tidak lekang zaman dan bisa digolongkan lagu sepanjang masa, seperti halnya lagu-lagu Scorpions. Dia juga memberi tahu kalau dia mendengarkan lagu-lagu Air Supply maka All Out of Love, Good Bye, Can’t Live adalah judul-judul yang dipilihnya. Bukan karena apa, tapi memang lagu-lagu itu seperti membawa auranya sendiri ketika terdengar di telinganya.

Yang ingin aku bicarakan disini adalah bahwa aku ingin sedikit curhat. Aku senang ada yang menanggapi apa yang sedang aku gemari dengan tanggapan sebaik itu. Aku jarang sekali memberitakan kesukaanku pada kawan-kawanku. Misalnya ada kawanku mengajakku makan di luar kampus, maka aku bukan orang pertama yang akan ngomong bahwa aku sedang ingin makan ini di tempat ini. Aku lebih cenderung suka agar kawanku dululah yang ngomong dia ingin makan apa dan dimana. Bukan karena aku orang yang tanpa pendapat. Tapi aku ingin mengekang sedikit egoku untuk tidak mendahulukan kemauan dan nafsu pribadiku. Siapa tahu bila aku menuruti apa kemauan orang lain maka aku mendapatkan sesuatu yang lain dari biasanya, pengalaman dan pengetahuan baru yang belum pernah aku tahu. Aku akan senang sekali menyambutnya.

Akan tetapi aku tak suka, bilasaja ada seseorang yang ketika aku memberitahunya, bahkan HANYA memberi tahunya bahwa aku suka sesuatu ini atau sesuatu itu, kemudian dia mengolok-olok dengan keras dan kasar serta penuh emosi tentang apa yang aku sukai. Aku nggak mendoktrinnya sama sekali, aku hanya ingin cerita, ingin sesuatu dalam diriku ini didengarkan oleh sahabat baikku sendiri atau orang-orang yang setidaknya telah mengaku dekat denganku. Aku tidak menuntutnya untuk menyukai apa yang aku sukai. Kita semua memang berbeda, tapi perbedaan itu apa perlu sampai ke konflik? Bahkan aku tidak menuntut kesamaan.

Aku berpikir, bagaimana kita bisa hidup bersama-sama dengan damai sejahtera kalau perbedaan internal macam itu saja menimbulkan masalah. Sampai menyakiti hati yang lain. Aku tidak yakin, sama sekali tidak yakin… tapi hal semacam itu memang ada. Bahkan aku baru saja mengalaminya sendiri.

Tidak susah kan mengatakan “I know your taste”. Daripada mengatur-ngatur dengan bilang, “sebaiknya/seharusnya kamu menyukai ini…”. Apalagi mengolok-olok. Ya, aku membenci orang yang seperti itu.

Ari, thank you for appreciating my taste. You know so well that everything has its taste!

Tidak ada komentar: