Jumat, 25 Februari 2011

Aku Ingin - SDD

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata-kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

betapa senangnya aku membaca puisi buah karya Pak Sapardi Djoko Damono yang satu ini, Profesor sastra yang aku kagumi.
Mengapa aku mengaguminya? karena karya-karya sastra yang lahir darinya tak muat untuk dikategorikan ke dalam ranah sastra saja, setidaknya menurutku dan mungkin menurut orang-orang.
misalnya puisi "Aku Ingin".
aku tak bosan membacanya, entah mengapa, yang bisa kujelaskan hanyalah tiap kali aku membaca puisi ini dan merasakan kedalamannya, pasti akan ada sesuatu yang lain yang tiba-tiba hinggap, sebuah kesan yang selalu lain dari kesan sewaktu terakhir kali aku membaca puisi ini....sehingga aku tak bosan membacanya, baik dalam hati maupun menyanyikannya dengan melodi.
tentu saja puisi ini bisa ditafsirkan menurut segala cara pandang kita.

salah satu alasan mengapa saya tak bosan membacanya berulang-ulang adalah karena puisi ini mengisahkan tentang cinta sejati, cinta yang abadi.
apa yang habis dari cinta sejati kelak? tentu saja tak ada, karena cinta sejati pasti tak terikat waktu.
Ia, cinta yang hanya datang dari Sang Pemilik Cinta.
CintaNya melebur ke setiap ciptaanNya, Dia Rahman..

kayu, memang harus jadi abu bila terbakar api.
itu adalah bentuk cintaNya..
awan memang harus bersiklus menjadi hujan pada saat tertentu.
itu pun adalah sebentuk cintaNya..
sederhana, tak terlalu rumit oleh rasa kita.
tak terlalu rumit untuk di rasakan oleh panca indra sampai ke hati kita.
namun pasti rumit di akal kita bukan?
memang akal bukanlah tempat yang cocok untuk sesuatu bernama cinta.
kayu menjadi abu dan awan menjadi hujan,
itu adalah keseimbangan ayat-ayatNya, yang disimbolkannya agar mudah diterima makhlukNya.
makhluk yang pasti dicintaiNya.

ayat-ayatNya telah mengajarkan sesuatu kepada manusia bukan?
makhluk yang pasti dicintaiNya.
agar kita dapat mencintai makhlukNya yang lain,
sebuah cinta yang tanpa perlu alasan, yang tanpa perlu balasan.
mencintai dengan cara yang sederhana,
sesederhana apa-apa yang telah Dia anugerahkan kepada kita,
sesederhana cara-caraNya dan ayat-ayatNya yang Dia ajarkan pada manusia.
sesederhana Dia mencintai makhlukNya.

1 komentar:

Admin mengatakan...

Aq tau puisi ini,

prtama kali dngar liriknya langsung suka.

Tp aq dngarny dlm bntuk lagu...,
b,g,s b,g,t dah...,