semenjak kepergian mas napi, rasanya saya dituntut untuk mandiri kalo harus berhadapan dengan urusan kimia organik.
banyak sekali mahasiswa farmasi yang menganggap kimia organik adalah mata kuliah killer karena tori-teorinya sulit dipahami dan diingat-ingat.
aku sendiri manganggap akan keren sekali kalo bisa menguasai mata kuliah yang satu ini.
alasanku adalah :
1. kimia organik adalah "nyawa" suatu obat
2. kimia organik adalah "pembeda" antara farmasis dan tenaga kesehatan lain
3. kimia organik adalah "eyang buyut" dari ilmu-ilmu kimia lainnya
aku berpendapat : betapa sebuah atom yang kecilnya sedemikian rupa dapat menggambarkan sebuah alam semesta. seakan atom itu dibuat oleh Tuhan sebagai miniatur alam semesta buatanNya.
dan anggapan seperti itu tak akan pernah muncul dalam benak seorang mahasiswa farmasi kecuali ia mendalami ilmu kimia organik.
aku mahasiswa farmasi semester 5, dan 1,5 tahun lagi diperkirakan lulus setelah menggondol suatu nilai skripsi tertentu (moga-moga dapat A), doakan ya kawan...
sekarang aku sedang mencari sebuah penelitian yangmana kimia organik adalah bahasan utama di dalamnya. Mencari? penelitian kok dicari.
teman, ayahku nggak akan kuat membayari penelitian seperti ini, apalagi berbasis kimia organik.
maka aku mencari dosen yang sedang banjir proyek.
ada beberapa temanku yang sudah fix ikut membantu proyek dosen berbasis
kimia organik, kebanyakan adalah sintesis organik.
mereka adalah :
1. Indra dkk dengan Bu Hilda
2. Eni dkk dengan Bu Ritmaleni
yang lain kebanyakan akan lari tunggag langgang ke unit V untuk uji Farmakologi-Toksikologi dan unit II untuk uji formulasi obat.
nggak banyak yang berminat untuk skripsi membahas kimia organik memang karena beberapa alasan yaitu, mereka masih banyak yang lupa atau nggak paham tentang kimia maupun sintesis organik, mereka takut atau nggak mau terkontaminasi senyawa organik, dan mereka nggak mau ngerjain skripsi lama-lama karena sintesis umumnya butuh waktu lama untuk bisa selesai.
untuk masalah pertama: nggak ngerti atau nggak paham tentang kimia organik.
menurut saya : heeeeeeiiii kawan, bukankah ilmu itu bisa dipelajari? semua ilmu tak terkecuali bila kita berminat dan mau. dikira saya ngerti apa, saya pun juga masih mikro sekali buat ngerti kimia organik, kepahamanku mungkin nggak lebih dari kalian. bukankah akan sangat menyenangkan bila kita bisa belajar lebih dalam dan akhirnya kita menyimpulkan bahwa kita tahu sesuatu, kita menemukan sesuatu....kita pasti akan puas. bukankah itu yang kita cari......kalo data kita jelek, nggak tahu harus gimana membahasnya, kita punya orang lain, teman dan dosen-dosen yang betapa baik hatinya mereka buat membantu kita untuk kita bisa mengerti.
iya bukaaan??? Let's try!
masalah kedua : nggak mau terkontaminasi senyawa organik.
menurutku : eeehhh kaya nggak pernah kuliah di farmasi aja. hal kaya gitu nggak usah dikuatirin lagi. kalo kamu benar-benar mahasiswa farmasi harusnya kamu tau gimana buat meminimalisir kontak dengan senyawa kimia.
daripada mijitin dan nyuntik-nyuntik tikus, mending ngelap labu destilasi.
daripada kena bau tikus yang baunya begghhhh!, mending kena bau ester, harum!
masalah ketiga : sintesis itu butuh waktu lama.
menurutku : disinilah kita diuji sabar, bukankah tiap hari kampus ini mengajari kita budaya sabar??? banyak sekali dosen-dosen yang bilang kalao mahasiswa farmasi itu terkenal sabarnya, mereka mahasiswa paling TOP yang pernah ada, multitalent! inilah kimia, chuy. dan kita telah dibiasakan olehnya buat jadi orang sabar karena kimia mengajarkan bahwa dunia ini nggak dibuat secara instan oleh Tuhan.
akan sangat bangga sekali kita, kalau seorang farmasis bisa menguasai perihal kimia organik.
akan sangat menyenangkan sekali kita, kalau kita bisa mengerti sesuatu yang lama dan yang baru yang kita temukan di dalam keilmu-kimia-organik-an.
Rabu, 22 Desember 2010
Minggu, 19 Desember 2010
Analogue : Book and Life
Kehidupan manusia itu seperti sebuah buku. Sampul depan adalah tanggal lahir, sampul belakang tanggal kematian. Tiap lembarnya adalah hari-hari dalam hidup kita. Ada buku yang tebal ada buku yang tipis, kita tak akan pernah tau akan setebal apa buku kita. Hebatnya, seburuk apa pun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yang bersih, baru, dan tiada cacat. Seburuk apa pun hari kemarin, Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita memperbaiki kesalahan kemarin melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkanNya. Semoga Allah meridhoi kita menjadi hamba yang beruntung dengan usaha kita yang lebih baik lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)