Hanya ketika wawancara saya ditanya, siapa diri anda?
Kemudian jawab saya, kurang lebih seperti ini :
Pertama, menurut teori saya adalah seorang manusia biasa yang sedang menjalani proses kehidupan. Yang ingin saya lakukan selama hidup saya adalah bisa selalu berusaha meningkatkan kualitas diri. Kualitas di sini maksudnya adalah tingkat baiknya manusia seperti saya di mata manusia lain secara horizontal dan di mata Sang Khaliq secara vertikal. Itu adalah keinginan terbesar saya dalam hidup, secara teori atau menurut hati nurani saya adalah murni seperti itu. Kata pepatah, ada niat baik saja maka itu sudah dihitung sebagai suatu kebaikan. Dan untuk itu saya selalu bersyukur. Karena dalam menjalani apa pun InsyaAllah saya selalu berniat baik.
Kedua, pada prakteknya saya adalah seorang yang mempunyai semangat ruhani dan jasmani yang frekuensinya terkadang tinggi dan terkadang rendah. Dan dengan ini saya menghibur diri bahwa itu biasa. Yah yang namanya manusia biasa itu memang seperti itu. Tidak harus selalu tinggi. Karena di saat semangat turun itu adalah respon positif dari jiwa raga atas apa yang telah kita lakukan pada jiwa raga kita di saat semangat hidup kita sangat tinggi. Maksud saya, ini adalah keadaan dimana saya membutuhkan kesantaian. Dan ternyata memang seharusnya seperti itu. Untuk itulah di dunia ini ada yang namanya ‘usaha’.
Ketiga, secara identitas nama saya adalah Nihayatul Karimah anak kelima dari Bapak Hanafi dan Ibu Alfiyah yang bertempat tinggal di Batur, Ceper, Klaten. Saya dilahirkan di kota Klaten sembilan belas tahun yang lalu tepatnya tanggal 1 Agustus 1990. Sampai berumur 17 tahun saya tinggal di kota Klaten yang menurut saya kota paling Klasik sedunia. Kota sejarah tumbuh kembang saya sedari bayi sampai remaja. Dan sekarang, demi ilmu saya rela untuk berhijrah di kota Yogyakarta, tetangga Klaten Bersinar. Dan waktu mancatat sejak 2008 lalu nama saya terdaftar sebagai salah satu penuntut ilmu di Fakultas Farmasi UGM, hingga saat ini.
Selebihnya di kampus ini dan di tiap ruang dan waktu di mana di sana ada saya, saya akan berusaha mempraktekkan apa yang telah menjadi teori saya dalam berbagai bidang dan lingkup kehidupan.
Kesimpulannya, saya adalah setitik noktah yang ingin menjadi bagian dari sekumpulan manusia peradaban, manusia yang beradab yang tidak sia-sia hidup di dunia ini yang tidak kuwalat terhadap sesuatu yang bernama waktu dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dengan sinkronisasi antara akal dan hati.
Tidak tahulah saya mengapa bisa menjawab dengan kata-kata seperti itu. Keluarlah tiba-tiba, saja. Then I see, you know, this is the greatest words ever I said. :)