Kawan, bila kalian berminat tinggal di rumah Titis, maka pastikan kalian adalah seseorang yang rendah kolesterol. Sewaktu di sana, aku berencana sepulang ke rumah nanti aku harus olahraga sit up secara teratur. Mengapa? Aku beritau ya, di rumah titis itu buanyak sekali makanan enak, dan kerjaanku paling banyak adalah menemani Titis makan dan memasak!! Ajaib nih anak, pagi-siang-sore nggak bosan-bosannya memasak. Setiba disana, Titis memasakkanku panggang dengan bumbu ala Titis yang sudah aku suka sejak kelas satu SMA. Itulah salah satu alasanku tamasya kesana… karena kangen sama panggang buatan Titis, dan sayangnya itu hanya tersedia di daerah Cepu dan Jatim yang deket pantai. Bumbunya itu ya, 11 siung bawang merah, 3 siung bawang putih, 10 cabe rawit hijau, 2 tomat, garam, sama sedikit gula. Fancy, how spicy it is… tapi anehnya, aku nggak merasa pedas sama sekali. Malah aku suka sekali mengunyah itu cabe. Padahal lidahku ini tipe anti pedes looh. Yaa begitulah ajaibnya. Makanan-makanan di sana berpotensi membuat otot lambung makin melebar, watch out!!! Jadi jangan lupa sit up ya, haha…
The Spicy Panggang
Kemudian aku juga selalu disuruh makan jagung uey! Membuat wafer dan chocolatos bawaanku nggak laku di mulut, huehehe… ibu Titis kalau pulang dari mengajar tak pernah lupa ngebawain gorengan banyak dan ayah Titis juga not in absentia beli mie ayam. Wadooo asupan lemak dan kalori sangat tinggiiii, Oh No! menu sarapan Sabtu pagi adalah nasi goreng merpati putih. Jadi maksudnya adalah Nasi goreng tanpa kecap dan pakai telur jawa yang diambil putihannya aja, karena kuning telurnya telah sedap dilahap Titis mentah-mentah. Katanya buat jamu! Ahduhh nianaaak… pasrah dah aku. Yang penting nggak maksa aku buat ngikutin dia aja. Nasi goreng tadi tersaji berlaukkan ikan laut. Yummiii! Malamnya titis membuatkanku telur penyet, pedas yang terasa nggak pedas. Asiik dah… Menu spesial lainnya adalah pada sarapan minggu pagi yang merupakan menu terakhirku, yaitu kerikil kuning terperangkap pasir putih. Apaantuu?? Setelah masakan jadi,taulah aku mengapa. Judulnya pantes juga sih. Itu semacam nasgor juga, tapi pake nasi jagung yang kecil-kecil putiiih, trus pake telur komplit ama kuningannya. Jadi yang dimaksud kerikil kuning itu adalah kuning telurnya itu. Hmmm, begitulah kawanku Titis pinter dan gemar masak nggak kayak aku yang malesnya minta ampun bila deket ama penggorengan. Gimana lagi, aku punya hal genetik berupa hidung yang sensitif sama bau-bauan. Jadi bila membau bauan ekstrem kayak racikan bumbu gitu aku suka bersin-bersin sendiri. Hadooo syusyah… setelah itu aku melanjutkan perjalanan pulang jam 10-nya. Karena senin aku harus kembali ke kampus. Yaah, aku akan merindukan Titis, Cepu, masakan khas, dan keluarganya. They are a quite warm family.
Buat Titis, thanks for accompanying me for five days.
Ricefields in Cepu, Blora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar