Being far from you brings me into deep thought.
The light travels from one galaxy to another galaxy while the space in between is continuously stretching.
We both are analogous as two particles which can not stop moving and spinning around until I can not find you unconciously.
As I think we are meant to be together I always try to find you by keep moving on.
Sometimes I think what if I stop moving, can you just find me here in my place?
I am blind and I don't know the map onto you.
I realize that our maps are on God's hand, I pray to Him to unite our coordinates within the axes of the space that He created.
I pray to Him to make us both as one in the endless happiness and full of His blessings.
Aamin
Sabtu, 03 Januari 2015
Within The Axes
Kamis, 18 Desember 2014
Finding Me
- Belajar memahami lagi dan lagi, membaca manusia dengan segala pikiran, perasaan, dan kompleksitasnya.
- Belajar mengalah pada mereka yang tidak mau memahami.
- Belajar menerima bahwa hidup berjalan kadang tidak sesuai harapan, yang ketetapannya tidak pernah diketahui. Tidak lagi menaruh harapan terlalu tinggi, apalagi kepada manusia.
- Belajar melepaskan sesuatu dan mencintainya tidak terlalu.
- Belajar untuk tidak mengharapkan imbalan atas cinta atau sesuatu yang kita beri.
- Belajar mencintai apa yang dipunyai sampai akhir waktu.
- Belajar untuk kembali tersenyum lebar, menatap dunia dengan penuh mantap, meskipun masalah yang menyengsarakan selalu kembali datang.
- Make my heart empty so there will be great space for God's love, and..
- Spreading the love everywhere and everytime!
In this case let's not dwell on the past. People here show me that love is everywhere and it will not make me feel lonely.
I will leave Nijmegen on Saturday and go back here when the year is already changing. I hope I will find a lot of fun outside with all my trip-mates. They really care about all we need, the destination, and what we have to do.
See you next year then, Happy new year!
-Nijmegen with love-
Rabu, 17 Desember 2014
1st Culture Shock


Minggu, 14 Desember 2014
In Aktiesport Shop
Yesterday I visited Aktiesport shop in Nijmegen Centrum to see whether The Nike running shoes are on sale. I had little ridiculous conversation with the employer.
me: *having a look around Nike shoes*
employer: kan ik u helpen?
me: oh yeah, I just want to look and choose if the shoes are suitable for me.
employer: please feel free to call me if you need the help
me: bedankt
* I tried two models of Nike shoes: Nike Dual Fusion Run 2 which has a masculine color and Nike Revolution which has feminine color *
me: is there 37 size for these shoes?
employer: I'll check it, so please wait for a while.
*bring me the 37 size*
me: thank you
employer: oh yeah, do you need accessory to make your feet more comfortable when running? here, it is only 20 euro, just try and feel the differences.
me: what? em.. I think I do not need this stuff.
employer: why? most of all people who buy running shoes also buy this.
me: haha.. you wish, but I do not like to do sport especially running.
employer: *staring at me with dumbfounded face* so what makes you want to buy running shoes?
me: hehe.. well because I just don't like to wear any other kinds of shoes, I do not have another option. Running shoes are very comfortable to be used in much activities, right?
employer: *still unbelieving* haha.. of course they are. So just choose which one you like and feel free to call me if they fit you.
me: bedankt!
I was back home without buying running shoes because I have to contact my husband to make consideration which one of the shoes suit me. Well, I am the one who always ask my husband about everything I need to choose because he has good taste in style although he often buys second hand stuffs.
XD
Nijmegen Verse
Di Belanda, saya menjalin komunikasi dengan Mbak Astri, Mbak Ainul, Mas Ferry, Fuji, Falma, Rizka, dll. Setiap kali saya merasa gundah, homesick, dan didera ketidakjelasan perasaan, saya pasti menyambangi mereka untuk becerita apa saja cerita yang ingin saya bagi. Paling sering ke Mbak Astri, ngobrol di kamarnya sampai berjam-jam. Sering merepotkan dia karena biasanya minta teh hangat, dan dia menyajikan cookies pula. Pernah datang waktu dia masak di koridornya, sehingga sekalian makan malamlah saya di sana. Hari berikutnya gantian saya yang mengundangnya untuk makan malam di koridor saya.
Jumat sore lalu seharusnya saya menyambangi rumah Mbak Ainul di Neerbosch-Oost (distrik kecil di Nijmegen yang indah) untuk bercerita juga. Namun karena hujan angin kencang dan hari cepat gelap, saya tidak jadi ke sana. Niatnya ingin meminta cerita dia bagaimana rasanya kuliah di UCSD (University of California, San Diego), USA. Mbak Ainul adalah alumni Fulbrighter yang mengambil Master of Peace and Justice di sana dan sekarang PhD student di Nijmegen. Entah mengapa saya bermimpi lagi untuk bisa ke San Fransisco, UCSF. Mempelajari Medicinal Chemistry sesuai apa yang saya mau. Bidang MedChem di UCSF hanya menerima PhD student di Graduate School, bukan master. Namun ditempuh selama 6-8 tahun. Yeah, bisa dibilang kalau mimpi saya benar-benar terwujud, maka saya bisa menua di San Fransisco. Sedangkan, mimpi saya yang lain adalah hidup sederhana, bahagia, menua dengan suami saya di desa di bagian Jawa Indonesia, mempunyai banyak anak. I came across my intersection again! Karena belum ada waktu ke Neerbosch Oost, saya belum bisa memecahkan telur masalah yang satu ini, masih gundah.
Hari ini adalah jadwal pertemuan saya dengan salah satu teman Latin dari Mexico, Paty. Kami berpisah di akhir kuartal pertama karena kami memiliki tema riset yang berbeda. Saya sering menjulukinya Emma Watson dari Mexico karena dia begitu mirip dengannya, cantik dan manis. Pagi hari sebelum bertemu Paty, saya mengajak Mbak Astri ke downtown of Nijmegen untuk sekedar menyaksikan sungai Waal dengan hawa dinginnya ketika Winter. Ya, tangan saya beku kembali, sakit. Namun saya mencoba menikmatinya karena saya yakin saya akan merindukan rasa dingin di sini. Nijmegen ini sangat cantik, memiliki banyak kastil tua. Namun karena saya tidak sanggup menahan dingin, saya memutuskan untuk jalan ke Centrum menghangatkan badan, belum bisa menyambangi kastil-kastilnya. Mungkin ketika salju turun atau musim semi datang, saya akan berkeliling Nijmegen. Kalau boleh saya bilang, Nijmegen bahkan lebih cantik dari Cologne, Germany. Hohenzollernbrucke bagi saya tidak lebih indah dan tidak lebih romantis daripada Waalburg. Di Koln, jembatan dan gereja gotiknya penuh orang, anak muda dengan kegelisahannya. Di Nijmegen, pinggir sungai dan jembatannya sunyi, sering terlihat kakek-nenek berdua saling berpelukan memandangi air sungai, menenangkan. It makes me wander my thought of how my old age would be while now I am here alone without family or someone I love.
Vossendijk 219 K6
Pukul 23.57
Rabu, 10 Desember 2014
Random Thought
Setiap kali di CMBI saya melakukan data mining, mengolah sambil menganalisis, menginterpretasikan apakah dengan langkah yang saya ambil hasilnya bagus. Setiap hari merasa tidak tenang. Bila merasa sedikit tidak masuk akal, harus menikirkan cara lain agar penelitian bisa dilanjutkan, namun harus tetap pragmatis, to always keep in mind that I will arrive at my goals. Beginilah menjadi peneliti, tidak mudah. So many things to think, so many things to do, so little time remains. Konsepnya simpel, tapi seperti kehidupan pada umumnya, tidak mudah dijalani. Meskipun begitu, harapan selalu ada di tiap lembaran detik baru. Semoga penelitian saya hasilnya bagus.
Malam ini, ketika saya pusing-pusing, saya melihat foto orang-orang di internet. Trus tiba-tiba punya pendapat: pasangan yang belum nikah kalau foto bareng, entah itu selfie atau enggak, kok rasanya ada yang kurang ya. Sedikit menuju pada ketidakpantasan, sedikit. They are not supposed to act like that way. It is strange to see couple taking photo together or dating somewhere while they haven't been married. Atau aku yang aneh? Aku udah mikir kalau aku yang aneh, tapi kalau lihat foto model begituan, balik lagi, rasanya ada yang kurang, tidak komplit. Entah apa. Malah tidak terlihat kesan romantisnya, terlihat 'sedikit' konyol. Beneran! Kan foto bareng supaya romantis, terlihat romantis, atau apalah itu yang berkaitan dengan romantika. *Ditoyor banyak orang. Memangnya menikah itu semudah membalik telapak tangan? Kayak belum pernah pacaran saja* Iya sekarang nyadar kalau dulu pas pacaran ternyata konyol juga. Makanya kenapa para orang tua banyak yang tidak menyetujui pacaran, meskipun memang pedekate perlu. Tapi menurutku, ala kadarnya saja.
Nah, hidup itu memang tidak mudah bukan?
Jadi saat ini, aku berpikir bahwa keputusanku untuk menikah muda memang tidak salah. Aku sudah menyukai seseorang bertahun-tahun dan dengan menikah aku bisa hidup dengan tenang bersamanya. Ketika sedang jalan bareng, atau foto bareng, atau tinggal serumah bareng, tidak dianggap aneh oleh orang lain. *But that is not the main idea why I decided to get married, I told you before*
Minggu, 07 Desember 2014
Memuliakan Tamu
Pernah suatu kali bertamu ke rumah seseorang. Kami menuju rumahnya naik kereta. Orang itu menyajikan makanan dan minuman kepada kami. Makanan yang disajikan biasa saja, bukan enak tapi juga bukan tidak enak, biasa. Kami makan selayaknya seorang tamu, namun karena kami dan orang yang kami kunjungi masih sama-sama muda sehingga kami kasual saja ketika mengambil makanan yang disajikan. Pemilik rumah tersebut bilang kalau akan ada tamu siang agak sore nanti. Benar saja, ada tamu lain datang, membawa mobil BMW. Pemilik rumah, orang yang kami kunjungi menyambutnya, karena kami sudah agak lama di sana dan sudah mengobrol banyak hal, kami pun memutuskan pamit setelah pemilik rumah menyambut tamunya. Sebelumnya saya melihat pemilik rumah mengeluarkan beberapa sajian lain dari dapurnya untuk tamunya yang baru saja datang, hanya saja makanan yang disajikan lebih enak dari yang disajikan kepada kami. Saya pun heran, kenapa dia menyajikan makanan yang berbeda kualitasnya kepada tamu-tamunya?
#2
Ketika resepsi pernikahanku, kakak pernah mengusulkan agar di gedung pernikahan diadakan kursi VIP dan kursi biasa. Kursi VIP untuk para sedulur, kursi biasa untuk para tamu yang diundang. Namun hal itu ditentang oleh Bapak. Kata beliau, kenapa harus dibedakan antara kursi untuk sedulur dan kursi untuk tamu? Lebih baik kursi ya 1 macam, semua tamu dan sedulur mendapat kursi yang sama bentuk dan kualitasnya. Toh tamu dan sedulur sama-sama diundang dengan maksud yang sama, untuk datang memberikan doa dan restu. Sehingga di gedung pernikahan saya, tidak ada perbedaan kursi untuk berbagai macam tamu, kursinya 1 macam. Kecuali kursi untuk mempelai tentu saja, yang sudah sepaket dengan dekorasi gebyok pada umumnya.
Dari hal tersebut, hal yang terlihat remeh tersebut, saya pun belajar. Saya kira ayah saya benar, kita tidak boleh membedakan tamu-tamu yang datang ke rumah atau hajatan kita. Mereka sama-sama manusia, setara, tidak pantas dibeda-bedakan dan didiskriminasikan sesuka hati kita. Darimana pun asalnya, apa pun latar belakangnya. Kita wajib menyambut siapa pun tamu yang datang (baik-baik) dengan tangan terbuka, menyajikan sajian yang pantas, sepunya dan semampu kita.