Kalau hampir semua ibu-ibu bilang bahwa trimester II adalah
masa kehamilan paling nyaman, buat saya ya kurang lebih sama, meskipun
trimester I pun juga sama nyamannya bagi saya karena saya tidak mengalami
morning sickness. Oiya, di akhir trimester 2 ini berat badaku Cuma naik 8 kg
dari sebelum waktu hamil, tidak terlalu naik drastis dari BB di trimester I
karena aku menjaga pola makan ;) Namun di trimester ini, meskipun dari luar
saya terlihat fit, namun ternyata saya diminta dokter untuk menjalani infus
intravena venofer. Hal ini karena menurut dokter, hemoglobin saya terlalu rendah
dan memerlukan kenaikan kadar ferritin secepatnya. Sebab, bila hanya lewat oral
dan makanan, kenaikan hemoglobin memerlukan waktu berbulan-bulan. Sedangkan ibu
hamil membutuhkan hemoglobin yang cukup untuk mencukupi nutrisi janin setiap
waktu lewat plasenta.
Dengan keadaan Hb yang rendah ini, pantas saja wajah saya
tidak pernah merona merah, tangan saya selalu pucat, nafas saya terengah-engah,
tidak mampu jalan dan lari dengan cepat, tidak pernah bisa ikut donor darah,
sering pusing dan ngantuk mulu. Namun, dokter saya cukup senang karena setiap
kali periksa berat badan janin saya tidak pernah di bawah normal seperti janin
para ibu yang mengalami kekurangan Hb. Sebaliknya, BB janin saya sedikit lebih
tinggi dari normal. Itu artinya bahwa janin saya tidak kekurangan nutrisi.
Segala nutrisi yang saya makan dapat tersalurkan dengan optimal. Saya pun
senang. Namun tetap ada kekhawatiran saya bila Hb saya terus-menerus di bawah
normal, yaitu saya tidak bisa melakukan lahiran normal. Takut harus menerima
intervensi medis untuk mencegah pendarahan yang banyak ketika lahiran nanti.
Tapi ya apa boleh buat. Sekarang tetap harus berusaha agar kondisi saya bisa
seoptimal mungkin sampai akhir menyusui nanti. Well, aku sangat ingin bayiku
lahir dengan berat badan yang optimal yaitu antara 2,9 kg – 3.3 kg. Karena bila
kekurangan, tumbuh kembangnya tidak akan bagus ketika balita dan dewasa nanti.
Bila berlebihan, resiko obesitas tinggi. Aku sudah membaca Barker
Hypothesis tentang pentingnya berat badan optimal bagi bayi baru lahir.
Untuk suplemen, saya masih mengkonsumsi folamil genio dan
maltofer, namun ditambah oleh dokter Cavit D3. Cavit D3 berisi kalsium
non-aktif dan vitamin D3. Vitamin D3 penting untuk penyerapan kalsium ke dalam
darah dan mengoptimalkan fungsi kalsium untuk pembentukan tulang. Saya cukup
puas dengan resep dokter karena memang di trimester II, janin saya sedang dalam
tahap pembentukan dan penyempurnaan struktur tulang sehingga saya memerlukan
kalsium lebih banyak. Saya juga minum susu high
calcium low fat setiap hari, membeli UHT kotak yang bisa saya bawa
kemana-mana.
Oiya, akhirnya di minggu ke-19 saya bisa merasakan
pergerakan janin saya di dalam perut. Oh senangnya! Akhirnya saya mendapati
bahwa janin saya ternyata sangat aktif sekali. Setiap hari tak kurang dari 10x
dia seperti ngajak saya ngobrol dengan berbagai gerakannya yang menakjubkan, terkadang
bikin saya senyum dan tertawa sendiri. “Oh Nak, kamu sekecil dan semungil itu kok
bisa ngajak ngobrol ibuk siiy.. Gemmesh!” :)) terkadang aku yang ngetok-ngetok
dia, dan dia bangun dari tidurnya lalu ngajak ngobrol beberapa menit sebelum
capek dan tertidur lagi. Kalau saya sedang ngajar atau meeting, dia pun tidak
bisa diam di dalam, bikin saya kehilangan konsentrasi, namun membahagiakan. You
are just too good to be true, Nak! Ibuk wanna see you soon.