Walaupun hari ini bukan Hari Buku Sedunia...
Bila ada orang yang bertanya di dunia ini apa yang aku sukai, aku biasanya bingung untuk menjawab. Bingung hanya karena, "emmm, kasih tau nggak ya...". Entar kalau aku jawab, si orang ngasih beneran. Aku pasti akan menghadapi bingung tahap kedua bila akhirnya si orang beneran ngasih, yaitu "emmm, ngembaliin nggak ya...". Trus berlanjutlah ke kebingungan tahap ketiga, "Aku gantian kasih apa ya ke dia..."
hadeehh..
Tapi kalau di blog kan aman (subyektif sih..), jadi kujawab aja deh di sini, "Aku suka buku."
Tadi aku sempat ke Gramedia di Jalan Sudirman sono, niatnya hendak beliin Bapak saya hadiah, yaitu Jurnal 'Ulumul Qur'an. Kucari-cari sampe pegel ini kaki, eh ternyata kata mas resepsionisnya nggak ada. Padahal kata salah seorang di Twitland sih ada... Jurnal itu terakhir terbit tahun 90-an dulu, dan baru bulan April kemaren diterbitin lagi. Sayang banget kalau kelewatan, soalnya yang pernah kubaca-baca, jurnal itu isi-isinya benar-benar memperluas cakrawala dan pola pikir kita. Memberikan tambahan parameter-parameter penting bila kita hendak memvalidasi sesuatu dalam hidup ini.
Yah, dari dulu juga kupikir-pikir, hadiah apa yang pantes buat Bapak saya, kupikir Jurnal 'Ulumul Qur'an adalah hadiah yang worthy gitu buat Bapak. Soalnya, pada dasarnya bapak saya suka membaca. Cuman, yang dibacanya melulu kitab kuning yang udah jaman sejak kapan... Padahal kupikir beliau sudah menamatkannya semua. Buktinya, Kitab-kitab kuning Bapak penuh coretan-coretannya sendiri. Entah apa yang sedang dicarinya kalau beliau baca berulang-ulang gitu. Jadi, aku sebagai anaknya, berusaha memperkenalkan Bapak tentang tulisan gaya modern, meskipun isinya nggak beda-beda jauh sama isi kitab-kitab Bapak, hanya... lebih update-lah. Ilmuwan-ilmuwan-nya pun juga baru dan kupikir nggak kalah cerdas dengan ilmuwan zaman dahulu. Yang namanya Ilmu kan tiada habisnya, nggak terikat ruang dan waktu. Namun bukan berarti Ilmu itu statis. Bahasaku, Ilmu itu ya Dia, Tuhan Yang Maha Berilmu. Tapi karena manusia ada, Dia pun membuat seolah Ilmu berjalan bersama waktu. Hal ini karena Ruh-nya yang berada di kita sedang diletakkan pada dimensi waktu. (kok malah #mbulet bundet gini -_____-)
Back to topic, Apa mau dikata, sepertinya saya belum beruntung. Tunggu saja deh Pak, anakmu ini pasti mendapatkannya!
Nah, hal lain yang mau aku ceritakan di sini, bahwasannya kan tadi aku bilang bahwa aku menyukai buku. Namun, aku punya kelemahan yang fatal banget soal ke-buku-an. Yaitu, menyisakan waktu buat membacanya. Ya, soal manajemen waktu. Sayang sekali kan... :(
Sumpah ya... aku irrriiiiiii buanget sama orang yang pengetahuannya satu juta kali luas dari pengetahuanku, yang disebabkan karena betapa gemarnya ia membaca buku. Sebut saja, mas Zen. Pernah suatu ketika beliau ngabsen warga twitter tentang buku apa saja yang pernah dibaca. Semua buku yang warga twitter sebutkan, kelihatannya dia pun pernah membacanya. Oh sumpah... kok ada ya orang yang hidupnya bisa sebegitu bebasnya membaca karya-karya pujangga sastra. Kupikir, Mas Zen ini tipe orang yang berhasil menaklukkan dirinya sendiri. Dia pun adalah orang yang menjadi single author Web Goenawan Mohamad.
Dengan ini, aku pun berjanji akan selalu mencintai buku dan memburunya, sampai ke lorong waktu yang jauh ke belakang maupun ke depan.
Tadi di Gramedia, aku menemukan buku-buku yang aku cari dalam 2 bulan terakhir ini. Tentu saja aku sudah membaca resensinya, dan aku berniat punya. Cekidot :
1. Cerita Cinta Enrico (Ayu Utami)
2. Robohnya Surau Kami (A.A. Navis)
3. NIETZSCHE (Peter Levine)
4. Tahta Untuk Rakyat (Sultan Hamengku Buwono IX); Gayatri Rajapatni (Earl Drake); Sejarah Panjang Mataram (Ardian Kresna); Nagara Kertagama, Masa Keemasan Majapahit (Prof. Dr. Drs. I Kethut Riana, S.U.)
5. Perahu Kertas dan Madre (Dee)
(ah, itu gambar kenapa terbolak-balik gitu ya, padahal aslinya engga gitu lho.. hmmm bodo amat.)
I'll grab it, someday !!
I want to be a good reader, a true reader, a true wanderer.
Bila ada orang yang bertanya di dunia ini apa yang aku sukai, aku biasanya bingung untuk menjawab. Bingung hanya karena, "emmm, kasih tau nggak ya...". Entar kalau aku jawab, si orang ngasih beneran. Aku pasti akan menghadapi bingung tahap kedua bila akhirnya si orang beneran ngasih, yaitu "emmm, ngembaliin nggak ya...". Trus berlanjutlah ke kebingungan tahap ketiga, "Aku gantian kasih apa ya ke dia..."
hadeehh..
Tapi kalau di blog kan aman (subyektif sih..), jadi kujawab aja deh di sini, "Aku suka buku."
Tadi aku sempat ke Gramedia di Jalan Sudirman sono, niatnya hendak beliin Bapak saya hadiah, yaitu Jurnal 'Ulumul Qur'an. Kucari-cari sampe pegel ini kaki, eh ternyata kata mas resepsionisnya nggak ada. Padahal kata salah seorang di Twitland sih ada... Jurnal itu terakhir terbit tahun 90-an dulu, dan baru bulan April kemaren diterbitin lagi. Sayang banget kalau kelewatan, soalnya yang pernah kubaca-baca, jurnal itu isi-isinya benar-benar memperluas cakrawala dan pola pikir kita. Memberikan tambahan parameter-parameter penting bila kita hendak memvalidasi sesuatu dalam hidup ini.
Yah, dari dulu juga kupikir-pikir, hadiah apa yang pantes buat Bapak saya, kupikir Jurnal 'Ulumul Qur'an adalah hadiah yang worthy gitu buat Bapak. Soalnya, pada dasarnya bapak saya suka membaca. Cuman, yang dibacanya melulu kitab kuning yang udah jaman sejak kapan... Padahal kupikir beliau sudah menamatkannya semua. Buktinya, Kitab-kitab kuning Bapak penuh coretan-coretannya sendiri. Entah apa yang sedang dicarinya kalau beliau baca berulang-ulang gitu. Jadi, aku sebagai anaknya, berusaha memperkenalkan Bapak tentang tulisan gaya modern, meskipun isinya nggak beda-beda jauh sama isi kitab-kitab Bapak, hanya... lebih update-lah. Ilmuwan-ilmuwan-nya pun juga baru dan kupikir nggak kalah cerdas dengan ilmuwan zaman dahulu. Yang namanya Ilmu kan tiada habisnya, nggak terikat ruang dan waktu. Namun bukan berarti Ilmu itu statis. Bahasaku, Ilmu itu ya Dia, Tuhan Yang Maha Berilmu. Tapi karena manusia ada, Dia pun membuat seolah Ilmu berjalan bersama waktu. Hal ini karena Ruh-nya yang berada di kita sedang diletakkan pada dimensi waktu. (kok malah #mbulet bundet gini -_____-)
Back to topic, Apa mau dikata, sepertinya saya belum beruntung. Tunggu saja deh Pak, anakmu ini pasti mendapatkannya!
Nah, hal lain yang mau aku ceritakan di sini, bahwasannya kan tadi aku bilang bahwa aku menyukai buku. Namun, aku punya kelemahan yang fatal banget soal ke-buku-an. Yaitu, menyisakan waktu buat membacanya. Ya, soal manajemen waktu. Sayang sekali kan... :(
Sumpah ya... aku irrriiiiiii buanget sama orang yang pengetahuannya satu juta kali luas dari pengetahuanku, yang disebabkan karena betapa gemarnya ia membaca buku. Sebut saja, mas Zen. Pernah suatu ketika beliau ngabsen warga twitter tentang buku apa saja yang pernah dibaca. Semua buku yang warga twitter sebutkan, kelihatannya dia pun pernah membacanya. Oh sumpah... kok ada ya orang yang hidupnya bisa sebegitu bebasnya membaca karya-karya pujangga sastra. Kupikir, Mas Zen ini tipe orang yang berhasil menaklukkan dirinya sendiri. Dia pun adalah orang yang menjadi single author Web Goenawan Mohamad.
Dengan ini, aku pun berjanji akan selalu mencintai buku dan memburunya, sampai ke lorong waktu yang jauh ke belakang maupun ke depan.
Tadi di Gramedia, aku menemukan buku-buku yang aku cari dalam 2 bulan terakhir ini. Tentu saja aku sudah membaca resensinya, dan aku berniat punya. Cekidot :
1. Cerita Cinta Enrico (Ayu Utami)
2. Robohnya Surau Kami (A.A. Navis)
3. NIETZSCHE (Peter Levine)
4. Tahta Untuk Rakyat (Sultan Hamengku Buwono IX); Gayatri Rajapatni (Earl Drake); Sejarah Panjang Mataram (Ardian Kresna); Nagara Kertagama, Masa Keemasan Majapahit (Prof. Dr. Drs. I Kethut Riana, S.U.)
5. Perahu Kertas dan Madre (Dee)
(ah, itu gambar kenapa terbolak-balik gitu ya, padahal aslinya engga gitu lho.. hmmm bodo amat.)
I'll grab it, someday !!
I want to be a good reader, a true reader, a true wanderer.