Sabtu, 29 Desember 2012

Silence

Suatu kali aku berpikir dan merumuskan diri. Bahwasannya aku terlalu nggak tega terhadap orang lain adalah karena aku merasa hidupku teramat beruntung, lebih beruntung dibanding yang lain. Oleh karenanya, betapa bersyukurnya aku dengan segala anugerahNya yang teramat besar ini. Mana mungkin aku tega terhadap orang, mana mau aku merepotkan mereka, atau pun membuat sengsara dan tak nyaman dengan keberadaanku. Kuambil diamku sebagai alat tukar, membuat mereka hidup senyaman yang mereka inginkan.

Minggu, 23 Desember 2012

Monolog Sore

Aku: ...  ... ... (baca Timeline socmed). Sampah? Emang ada ya di dunia ini "sampah"? Kasian banget sih orang yang nyebut sesuatu/orang lain itu sampah. Bahkan Hang Ah pernah bilang "No trash calls it/his/herself a trash".

Dia: wowow, do you really go with that thought? Are you out of your mind?

Aku: menurutmu? Dimana letak moral orang yang mendiskreditkan orang lain dengan mengatasnamakan sesuatu? Mengapa ia sama sekali tak berpikir tentang posisi dirinya sendiri?

Rabu, 19 Desember 2012

finding me

Remember this psychological quote from anonymous, "You are what you think. All that you are arises from your thoughts. With your thoughts you make your world.". Seriously it is true! Even if you never think it before, but people do, and you concern it too much with what people think and say about you, it means that you are in the process of being trapped!

what to do?
It is also true that one of the difficult thing in this world is about changing ourselves to be better everyday. If it is too hard to do, just go somewhere you've never been there before.  Go everywhere until you find a place like you find your soul mate. It is the world that you can trust, the world that you can be the real human, the world that people there very match to you, the world that universe is so united.
But, still, I really don't know, is there any?

Senin, 17 Desember 2012

December Rain

#
Ketika huruf tak lagi mewakili kata-kata… rasanya ingin menulis pakai not balok saja. Biar tak ada yang bisa baca, biar hanya musisi saja yang bisa membacanya, mengubahnya menjadi lagu pribadi, yang sungguh pribadi.
 
#
Ada satu penyair
Ada satu komposer
Ada 2 penyanyi dengan kualitas vokal  outstanding dan sungguh tak sama
Satu penyanyi menyanyikan syair lagu olahan komposer yang fresh from the oven
Satu penyanyi lain melakukan hal yang sama di tempat berbeda di waktu sama
Resapi dan nikmati hasil keduanya yang tentu sungguh berbeda, sungguh murni terkreasi, tanpa contekan, tanpa kecurangan.

#
Let me give you my recent thought.
For woman, crying is a part of conflict management. Especially for me. The one who has steady type of a human. Crying can be a media to pop the ideas up and sprout it then. In the crying moment, my thought become so clear and readable and writable.
You know, I'm proving it now.

Sabtu, 01 Desember 2012

Life Science or Applied Science?


Life Science

Sewaktu kuliah, semester 8 ketika tengah mengerjakan skripsi, aku dekat dengan salah seorang senior yang memiliki perhatian besar terhadap Life Science. Segala yang kami perbincangkan adalah tentang Ilmu yang menuntut imajinasi lebih dalam untuk memahaminya, karena ilmu-ilmu tersebut sangat jauh dari visualisasi mata telanjang. Hanya bisa dilihat secara personal lewat pemikiran otak. Perlu Tuhan YMK yang mampu membukakan tabir orang-orang mau mempelajarinya. Sebut saja Kimia Organik dan Biologi Molekuler. Kedua ilmu tersebut mempelajari hal-hal yang penuh imajinasi, tak bisa disaksikan oleh mata telanjang, namun kita menguasai teorinya, logika kami jalan. Ilmu-ilmu tersebut dapat kami pertanggungjawabkan lewat logika kami. 

Aku? Aku adalah salah seorang yang sudah terlatih bagaimana harus berimajinasi dalam mempelajari kedua ilmu tersebut. Sehingga tak banyak kesulitan kuhadapi, aku mampu memahaminya dengan baik. Thanks God!

Nah, seniorku tadi, amat sangat ahli dalam berlogika. Ia adalah seorang yang sangat konsisten dan logis, mempercayai sesuatu berdasarkan ilmu. Sampai dimana ilmunya, sampai situlah kepercayaannya. Meskipun begitu, ia adalah orang yang open minded, selalu mengekspansi pengetahuan sampai ke tingkat apa saja. Haus ilmu. Itulah seniorku. Dia berhasil mendidikku untuk bertanggung jawab dengan ilmu yang telah aku peroleh. Dialah Muhammad Radifar. Terimakasih banyak senior.. tak akan pernah kulupa jasamu. Bagiku, Mas Radif adalah salah seorang scientist terbaik negeri ini. Aku percaya kalau dunia membutuhkannya, lewat jalan pikirnya yang logis, ia mampu berkreasi dan cepat menemukan solusi. Aku tahu ini karena ialah yang memperkenalkanku pada film dokumenter Genius of Design. Ia sungguh terkagum-kagum bagaimana manusia berkreasi lewat ketelitian desain. Bagiku, ia berhasil mengaplikasikannya. Apalagi, ia sudah kurasa telah menemukan jati dirinya.

Aku? Aku masih saja menerawang, bisakah aku? Bilakah aku menjadi sehebat itu? Betapa tidak percaya dirinya aku ini. Maafkan adikmu ini ya, Mas.

Di akhir pembuatan skripsiku, dia pernah bilang bahwa dia khawatir. “Ketika aku dipapari Applied Science di Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) kelak, akankah aku melupakan semua Life Science yang telah aku pelajari?” . Aku sempat menjawab lewat pesan implisit, “Jangan khawatir, aku mencintai life science sejak SMA, itulah mengapa aku masuk fakultas ini, life science adalah alasanku. Cinta itu beda dengan hanya sekedar suka, kan? Itulah mengapa aku merelakan diriku mengambil tema penelitian ini, meskipun kutahu, di Indonesia, penelitian ini sulit berkembang. Lihatlah, aku begitu bergantung padamu. Bagiku, kaulah promotorku. Kelak, setelah aku lulus, aku akan mendalaminya lebih jauh lagi ke bagian dunia dimana bidang ilmu ini berkembang sangat pesat, bukan Indonesia memang. Aku akan terus semangat mengusahakannya. Jadi, jangan khawatir.” Kemudian aku memiliki pikiran, kelak, aku akan menjadi salah satu pionir cabang ilmu yang sekarang sedang tidak berkembang pesat di Indonesia ini. Ah, kendala masalah dana. Indonesia tidak memiliki prospek dalam bidang ilmu yang aku geluti karena Indonesia pelit dana penelitian. Itu membuatku berpikir masa depanku begitu buram. Apalah artinya sukses bila orang lain, misalnya bangsa sendiri, tak mendukung adanya sebuah sukses itu. Berat memang. Bangsa ini sedang tak memiliki mental. Indonesiaku, aku tak mungkin berdiri sendirian kan. Aku yang sendiri tidaklah memiliki arti bangsa. Beruntunglah ada Mas Radif yang masih mau berdiri tegar, meski bangsa sendiri tak mendukungnya. Ia bagaikan Pramoedya Ananta Toer yang kala itu berjuang seorang diri mempertahankan sebuah idealisme. Baginya, Idealismenya adalah harga mati yang tak seorang pun boleh merusuhinya. I wish, I’ll be with you there.

Aku pernah bercerita kan, aku ini seseorang yang antusias dalam berbagai hal. Selama kuliah di PSPA, benar saja, aku banyak dipapari Applied Science. Mata kuliah yang begitu kompleks harus kami kuasai dasar-dasarnya. Dari hukum, komunikasi, ekonomi, sampai pendalaman life science  yang pernah aku pelajari dahulu. Otakku sungguh terbuka menerima itu semua. Namun, karena iklim yang santai, aku sering tidak sadar bahwa ada banyak hal yang perlu kutanyakan. Karena kesantaian itu, otakku sering telat menerima informasi detail. Hal itu tak menggangguku, jadi kubiarkan saja diriku santai. Selama aku masih bisa memegang erat substansi dasarnya, aku yakin, segala sesuatu akan mengalir sendiri. Pada akhirnya, aku akan menemui masalah dan memecahkannya. Aku yakin aku bisa.

Applied Science

Nah, hari ini, aku mendapat kuliah mengenai keadaan Ekonomi Nasional dan Domestik. Ada beberapa penjabaran tentang Makroekonomi dan Mikroekonomi. Aku merasa, sungguh amat menyenangkan menjadi pengamat ekonomi itu. Meskipun tidak akan menyenangkan bila kita terlibat langsung dalam mengurus perekonomian yang tidak kalah rumit itu. Karena banyak sekali faktor resikonya, apalagi dalam kapasitas sebagai leader (bukan technician). Namun, kuanggap itu adalah tantangan. Betapa sempat terpikirkan olehku untuk bisa menjadi manajer di sebuah perusahaan manufacturing based on chemical entity. Menjadi manajer, betapa menyenangkan dan menantang. Melalui Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro, kita bisa mengetahui bagaimana keuangan dunia ini berjalan. Kita meneliti dengan terjun langsung ke dalamnya, mendapatkan data dan menganalisis setajam-tajamnya. Lalu menjadikannya sebagai dasar  hidup perusahaan jangka pendek dan jangka panjang. Itulah kerjaan manajer hingga direktur. Applied Science! Sebelum kita menggagas masalah ekonomi, kita pun harus paham dan memiliki kapasitas dalam melakukan Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Keempat kemampuan tersebut menurutku dapat diasah sambil jalan. Asalkan kita ini orang yang long-live learner dan memiliki semangat, inisiatif, kreatif.

Aku? Bagiku, aku sendiri telah sukses melakukan manajemen diri. Segala targetku telah banyak yang terpenuhi, baik jangka panjang dan jangka pendek serta tak banyak kekacauan kuciptakan. Karena apa? Karena aku menguasai self-controlling! Itulah sedikit kelebihanku yang bisa kuceritakan di sini dalam hal ini.

Tidak salah kan untuk berpikir dan bercita-cita “Setidaknya aku pasti bisa menjadi seorang manajer”. Entah Manajer Produksi, Manajer Jaminan Mutu, atau Manajer Kontrol Kualitas. Meskipun aku tak mengambil mata kuliah manajemen pemasaran. Ah, pemasaran, itu terlalu applied science. aku tak berencana untuk terjun ke dunia pemasaran karena aku masih setia menjaga bara api untuk kembali ke life science suatu saat nanti (contoh self-controlling).

Itulah, semuanya adalah kerjaan. Kerjaan yang harus dilakukan baik di masa sekarang atau pun di masa depan. Pak Purwandi (Direktur Produksi Perusahaan Farmasi), di dalam kuliah menyebutkan bahwa “Kerjaan muncul dari niatan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan sampai mendekati kesempurnaan.” Dalam bahasa life science-ku, “Kita bekerja untuk menyeimbangkan entropi yang terjadi.”

Daripada bingung memilih Applied Science atau Life Science, prinsip yang harus kubangun sekarang adalah: Lakukan segala hal yang harus dilakukan sekarang. Lakukanlah dengan jalan terbaik yang bisa ditempuh. Aku telah memilih 2 hal itu. Sisanya, biarlah Tuhan turut campur tangan. It remains going with the flow. Aku tak mungkin mengambil porsi Tuhan, kan? Do’a adalah juga hal yang bisa kulakukan. Do’akan saya ya, readers! Agar dapat menjadi manusia yang baik di dunia ini. Manusia terbaik adalah yang berguna untuk hajat hidup manusia lainnya kan? Jangan lupakan itu! :)

P.S.: Untuk kakak seniorku, jangan kecewa ya! :)